Dampak dan bahaya toxic parenting merupakan hal yang perlu kita waspadai. Apalagi orang tua justru tidak menyadarinya. Penyebab utama terjadinya toxic parenting umumnya justru karena sikap orang tua yang menerapkan pola pengasuhan pada anak yang terlalu keras, egois, posesif dan tindakan yang sangat berlebihan dengan mencampuri urusan anak.
Apa itu toxic parenting? Ini adalah sebuah perilaku orang tua yang tidak wajar atau negatif yang sangat buruk. Tentu hal itu tidak menyenangkan bagi anak. Sang anak tidak mendapatkan pola asuh secara baik tapi justeru menerima didikan yang buruk dari orang tua.
Setiap orang tua berharap anak tercintanya dapat berkembang sehat, cerdas, serta bahagia. Sebagai orang tua kita berharap anak bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya. Untuk mewujudkan ke arah itu berbagai upaya dilakukan oleh orang tua. Tapi terkadang yang terjadi hal sebaliknya. Bukannya sang anak bahagia. Justeru dengan pola asuh yang dikembangkan oleh orang tua yang keliru membuat anak tersakiti perasaannya.
Ada beberapa pola asuh keliru maupun kesalahan dalam mendidik anak yang sering diterapkan orang tua. Misalkan dalam menerapkan pola asuh yang protektif, egoisme berlebihan maupun ekspektasi terlalu besar pada anak dan lain sebagainya. Semua tindakan orang tua tersebut bisa menjadi sebuah toxic bagi anak. Yang bermula dari tindakan orang tua.
Untuk orang tua yang ingin anaknya dapat tumbuh kembang secara sehat dan cerdas secara menyeluruh, perlu perlu memahami bahaya toxic parenting. Kemudian diikuti juga apa saja toxic parenting tersebut. Yang diharapkan orangtua bisa menghindari sikap tersebut untuk kebaikan anak tercinta.
Daftar Isi
Bahaya Toxic Parenting
Toxic parenting adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh orangtua demi kepentingan anak. Akan tetapi dalam mengasuh anak tersebut tidak selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Pola pengasuhan tanpa disadari oleh orangtua secara tak langsung justeru melukai perasaan anak.
Hal-hal yang sifatnya pengasuhan pada anak yang baik justru buruk dan membuahkan hasil yang negatif bagi anak. Yang kemudian menjadi bahaya toxic. Toxic parenting dapat disetarakan dengan kekerasan mental pada anak.
Untuk lebih lengkap, berikut ini beberapa bahaya toxic parenting bagi anak yang wajib Anda tahu.
1.Anak tidak bisa tampil percaya diri
Bahaya pertama dari toxic parenting adalah membuat anak jadi penakut yang tidak bisa tampil percaya diri di depan umum. Hal tersebut disebabkan sejak kecil sang anak sudah sering mendapatkan emosi marah dari orangtua atas tindakannya yang selalu dianggap salah oleh orangtua.
2.Pribadi pemarah
Sang anak akan mengikuti apa yang dicontohkan oleh orangtuanya. Ketika orangtua bersikap toxic parenting seperti marah pada anak maka anak akan mengikutinya hingga menjadi pribadi pemarah. Tentu hal yang buruk mendapatkan anak anda seorang pemarah yang bisa merugikan dirinya dan orang di sekitarnya.
3.Kesulitan melihat hal positif di dalam dirinya
Sang anak akan tak bisa melihat hal positif dalam dirinya. Sang anak justru berburuk sangka terhadap hal-hal buruk yang akan terjadi kepada dirinya. Hal itu akan membentuk diri menjadi anak pesimis, malas, dan tidak punya semangat juang tinggi untuk mendapatkan kehidupan yang baik.
4.Trauma
Hal yang paling buruk dari bahaya toxic parenting bisa membuat anak mengalami trauma berkepanjangan. Yang dimulai dari stres ringan hingga depresi yang memuncak jadi trauma dalam jangka waktu lama. Hal tersebut sangat kurang baik bagi kesehatan mental dan fisik anak.
Trauma berkepanjangan disebabkan sang anak mengalami tekanan batin atau tekanan psikis yang sangat keras dari orangtuanya. Rasa trauma bisa terus berlangsung sampai anak telah dewasa.
Apa Itu Toxic Parenting ?
Apa itu toxic parenting? Pola asuh yang salah ini merupakan sebuah ‘racun’ psikologis yang terbentuk dan meracuni pola pikir anak. Sehingga dapat dikatakan toxic parenting adalah sesuatu hal yang kurang baik dalam hubungan orangtua dan anak.
Munculnya toxic parenting berawal dari niat baik orangtua untuk membuat anaknya bahagia. Namun cara yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut keliru. Justeru memunculkan bahaya toxic parenting yang memiliki dampak yang sangat besar pada anak.
Pemerintah sangat perhatian dalam melindungi anak-anak dalam mendapatkan hak dan kebebasan anak. Bukan hanya itu berbagai permasalahan yang terjadi pada anak langsung dibentuk tim khusus untuk menanggulangi masalah anak. Di beberapa lembaga pemerintahan dibentuklah badan khusus perlindungan anak seperti Kepolisian dan Komnas HAM.
Hak setiap anak adalah memperoleh kasih sayang dan rasa cinta yang tulus dari orangtuanya. Rasa cinta anak pada orang tua dan cinta orangtua pada anak saling berkaitan. Begitulah hubungan yang alamiah yang terbentuk dengan sendirinya. Namun dalam huhbungan yang penuh kasih sayang antara orangtua dan anak kadang dibumbui dengan toxic parenting yang dilakukan oleh orangtua.
Setiap orangtua tentunya tidak menginginkan hal yang buruk terjadi pada anaknya. Orangtua selalu berdoa agar anaknya dijauhkan dari hal buruk. Anaknya mendapatkan hal baik dalam kehidupannya. Seperti berprestasi di sekolah, dapat bersosialisasi dengan baik dan tumbuh sehat dan cerdas dari waktu ke waktu.
Untuk mendapatkan anak yang cerdas, sehat dan berprestasi tentu ada banyak hal yang harus dilakukan oleh orangtua untuk mendapatkan hasil baik pada anaknya. Namun terkadang cara yang dilakukan oleh orangtua untuk memberikan hal terbaik pada anaknya dilakukan secara keliru. Yang mengakibatkan terjadinya bahaya toxic parenting.
Contoh Toxic Parenting Dan Pandangan Dalam Agama Islam
Dampak yang sangat besar dari adanya toxic parenting adalah bisa membuat kerusakan mental anak sejak dini. Yang menjadikan terjadi pada anak sebuah dampak kerusakan mentalnya dalam jangka panjang. Dari sejak kecil hingga dewasa. Salah satunya sang anak tidak bisa tampil percaya diri di depan orang.
Pendek kata, toxic parenting adalah racun-racun yang tidak bagus dalam pola pengasuhan anak. Contoh toxic parenting pada anak sangat luas. Berikut ini beberapa contoh toxic parenting yang bisa Anda kenali.
- Orang tua tidak mau mengerti dan mendengarkan apa yang menjadi perasaan anak.
- Orang tua melakukan membandingkan anaknya dengan orang lain.
- Menganggap rendah kemampuan anak. Hal tersebut bisa menurunkan rasa percaya diri anak yang sangat penting.
- Membuat peraturan yang tak masuk akal dan semena-mena pada anak tanpa persetujuan anak
- Melakukan kritikan pedas pada anak yang berlangsung dalam waktu sangat lama. Hal tersebut bisa membuat anak merasa direndahkan dan tersudutkan hingga mempunyai citra diri yang buruk terhadapnya
- Sering membentak anak. Contoh toxic parenting yang juga sering terjadi adalah melakukan bentakan pada anak. Ini akan membuat anak kehilangan harga diri dan rasa percaya dirinya. Sang anak akan menarik diri dari pergaulan dengan teman-temannya dan merasa dirinya tak berguna. Yang hanya dijadikan tempat cacian dan bentakan. Sang anak kehilangan kebebasan dalam bertindak dan mengekspresikan diri.
Agama Islam memperlakukan seorang anak dengan sangat terhormat. Pedoman agama Islam agar tidak pernah menyakiti anak sedikitpun. Anak yang melakukan kesalahan tidak diperbolehkan untuk dimarahi, dibentak, atau memukul anak yang justeru bisa melukai hati anak. Sang anak perlu diberikan kasih sayang sepanjang waktu kapanpun dan dimanapun. Pemberian kasih sayang pada anak mesti dilakukan dengan benar dan cara yang benar.
Dampak Toxic Parenting
Orangtua manakah yang tidak ingin melihat anaknya bahagia? Tentu setiap orangtua bercita-cita agar anaknya bahagia dan ceria selalu. Namun kerapkali pola pengasuhan yang diberikan orangtua pada anak sangat keliru. Sang ayah atau ibu terlalu memaksa kehendaknya sendiri. Padahal semua itu untuk memberikan hal terbaik pada anak.
Standar anak dengan standar orangtua sangat berbeda jauh. Sangat mungkin standar anak sangat kecil. Sedangkan standar orangtua sangat tinggi. Sehingga ketika mendapatkan anaknya tidak sesuai keinginan orangtua maka orangtua menyalahkan anak. Hal itu menjadi asal muasal munculnya toxic parenting.
Toxic parenting yang dimiliki orangtua tak terlepas dari masa lalunya. Biasanya orangtua berasal dari orangtua yang toksik pula. Yang berlanjut memberikan toxic pada anaknya dalam suatu hubungan yang tak sehat. Hal tersebut membuat anak tidak mempunyai kebebasan dalam bertindak lagi. Sang anak harus mengikuti kehendak orangtua yang posesif.
Permasalahan seputar toxic parenting menjadi hal yang sangat menarik. Karena banyak orang yang sepele mengenai bahaya toxic parenting. Pada kenyataannya toxic parents mempunyai dampak buruk yang sangat besar bagi kehidupan anak. Berikut ini beberapa dampak toxic parenting bagi kehidupan anak, antara lain :
1.Anak merasakan dirinya tidak dicintai lagi dan tidak pantas untuk dicintai
Dampak buruk dari toxic parenting akan membuat sang anak merasa bahwa dirinya tidak berhak untuk dicintai. Sang anak merasakan ia kehilangan kebebasan emosi dan keinginan. Rasa kasih sayang yang didambakan dari orangtua hilang. Padahal itu sangat dibutuhkannya, sehingga akan membuat anak berani melawan orang tua.
2.Percaya diri yang menurun
Dampak toxic parenting yang paling nyata adalah kepercayaan diri anak yang menurun drastis. Hal tersebut berlanjut dengan terhambatnya prestasi anak di dalam dunia akademik pendidikan maupun dalam lingkungan pergaulan sosial. Yang berlanjut pada masa dewasa kelak akan menghambat karir dan pekerjaannya.
Menurunnya rasa percaya diri anak terkait emosi negatif yang selalu diberikan oleh orangtua saat anak melakukan suatu hal. Seperti mengkritik keras atau memarahi anak. Sehingga anak memilih tidak berbuat apapun dan kesulitan mengekspresikan diri.
3.Tuntutan jadi pribadi perfeksionis
Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga toxic parenting akan tumbuh menjadi pribadi perfeksionis yang memiliki standar tinggi. Ketika mereka tidak berhasil maka akan mudah mengalami stres hingga depresi berat. Yang pada akhirnya sang anak bisa mengalami gangguan mental. Seperti selalu menyalahkan dirinya.
Kenapa Orang Tua Toxic ?
Kebahagiaan anak adalah hal yang utama yang dipikirkan oleh orangtua. Pola asuh yang baik dipastikan diberikan pada anak. Tapi terkadang hasil buruk diperoleh anak. Hal tersebut terkait pola asuh yang diberikan dianggap benar selama ini oleh orangtua ternyata salah besar. Munculnya toxic parenting menjadi hubungan yang tak baik antara anak dan orangtua.
Yang menjadi penyebab masalah adanya toxic pareting adalah orangtua. Orangtua bisa menghilangkan toxic parenting dengan cara menerapkan pola asuh yang baik dan benar pada anak. Karena bahaya toxic parenting yang sangat besar. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kenapa orangtua memiliki sifat toxic parents?
Lantas kenapa orang tua toxic? Berikut ini beberapa hal atau penyebab yang membuat orang tua bisa melakukan toxic parenting.
1.Keegoisan orang tua
Hal pertama yang jadi penyebab orangtua memiliki toxic parenting adalah sikap orang tua yang sangat egois pada anaknya. Orangtua tidak mau bekerja sama dan berkompromi dengan anak. Orangtua ingin memaksakan kehendaknya sendiri.
2.Gangguan mental pada orangtua
Gangguan mental yang terjadi pada orangtua bisa menjadi pencetus orangtua jadi toxic. Hal tersebut biasanya dipicu oleh pengalaman orangtua sejak kecil. Dimana orangtua diasuh dalam pola asuh toxic parenting oleh orangtuanya. Sehingga ia trauma dan melakukan hal yang sama pada anaknya.
Untuk mencegah bahaya toxic parenting itu maka orangtua bisa menyadari kesalahan pola asuhnya dan menghentikan toxic parenting yang berbahaya. Orangtua harus bisa merasakan betapa sakitnya seorang anak mendapatkan pengasuhan toxic yang merugikan anak.
3.Jauh dari agama dan akal pikiran yang jernih
Hal berikutnya kenapa orang tua toxic adalah karena jauh dari pengamalan nilai-nilai agama yang baik dan luhur. Agama Islam mengharuskan setiap orang tua memperlakukan anaknya secara baik. Tidak ada perbedaan antara kasih sayang orangtua. Orang tua harus menyayangi anaknya secara tulus sebagaimana ia ingin dicintai oleh anak-anaknya.
Untuk menghilangkan dampak buruk toxic parenting pada anak adalah kunci utamanya ada di orang tua. Orang tua perlu memahami dampak buruk toxic parenting. Orang tua perlu menyadari kesalahan dalam menerapkan pola asuh toxic pada anak dan meminta maaf pada anak. Lalu orang tua berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mengulang melakukan toxic parenting pada anak.
Demikianlah yang menjadi penyebab kenapa orangtua toxic. Dampak toxic parenting bisa membunuh karakter anak. Bahaya toxic parenting yang besar membuat orangtua tidak bisa meremehkan persoalan toxic parenting.
Komentar Terbaru