Majas metafora adalah sebuah gaya bahasa yang bersifat kiasan yang bisa diselipkan pada kalimat ataupun karya tulis yang mengandung nilai sastra. Biasanya karya tulis novel, puisi dan cerita pendek sering menggunakan majas ini. Ini akan membuat sebuah karya tulis sastra tidak kering dari segi bahasa dan enak dibaca penuh estetika.

Dari segi bahasa Yunani, metafora  berarti pemindahan. Dalam hal ini, berarti pemindahan suatu sifat dan karakteristik suatu benda yang disamakan dengan benda yang lain yang mempunyai persamaan hampir sama.  Untuk contoh, karakteristik dan fungsinya sangat banyak.

Majas Metafora

Bagi seorang penulis karya sastra penggunaan metafora dapat digunakan pada karyanya maupun tidak. Namun mereka yang sudah terbiasa bergelut pada pembuatan karya sastra  seringkali menggunakan bentuk metafora secara sadar maupun tak sadar dalam pembuatan karya sastra tulisnya.

apa itu majas metafora

Namun sesuai dengan ketentuan, majas ini hanya bisa dicantumkan pada karya tulis yang bersifat non ilmiah. Sedangkan penggunaan majas ini secara umum tak diperbolehkan tercantum  pada karya tulis ilmiah. Seperti makalah atau skripsi. Begitu pentingnya penggunaan metafora membuat anda perlu lebih mengenal lebih lengkap lagi tentang berbagai unsur metafora. Dari mulai pengertian,jenis-jenis, ciri-ciri  beserta contohnya.

Fungsi dan Karakter Majas Metafora

Adapun majas metafora terdapat pada suatu karya tulis mempunyai beberapa  karakter dan fungsi. Fungsi metafora yaitu pembuat nilai estetika bahasa.

Berbeda dengan majas personifikasi, majas ini biasanya terdapat pada satu karya tulis seperti cerpen, novel  akan membuat bahasa dalam cerita novel atau cerpen akan lebih nikmat dan terasa nilai estetika dalam bahasa sastra. Bahasa yang dilantukan tidak membosankan dan membuat sang pembaca semakin penasaran dan membuat imajinasi semakin kuat.

Berikut karakter majas metafora yang sebaiknya Anda tahu.

1.Berbagai macam

Sedangkan dari segi  karakter, majas memiliki macam-macam bentuk. Seperti metafora, litotes, personifikasi, simile dan majas hiperbola. Namun yang terbanyak digunakan banyak orang di Indonesia adalah metafora.

2.Menimbulkan kesan tersendiri

Apa yang anda rasakan ketika membaca suatu karya tulis yang mengandung metafora? Tentu anda akan mendapatkan rasa dan kesan tersendiri saat membaca kalimat yang mengandung majas ini.

ciri majas metafora

Kesan keindahan dalam segi bahasa atau bahkan dapat disebut berlebihan. Bagi penulis yang ingin karya sastranya menarik maka bisa memasukkan metafora yang berfungsi membuat karya sastra lebih menarik untuk dibaca.

3.Persepsi berbeda

Terkadang juga penggunaan metafora yang disematkan pada sebuah karya tulis menimbulkan sebuah persepsi yang berbeda.

Keberadaan Majas Metafora di Indonesia

Kehadiran majas metafora di Indonesia sudah sejak dulu lahir dari masa sastrawan generasi pertama di Indonesia. Kemudian berlanjut pada generasi seterusnya hingga  kini. Sejumlah penulis ternama mancanegara sering menggunakan metafora. Misalkan William Shakespeare,  Mark Twain dan sejumlah penulis tersohor lainnya di dalam negeri maupun luar negeri.

Majas dalam bentuk metafora sering dihadirkan pada sebuah karya tulis non ilmiah seperti cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), novel, novelet,  naskah drama, puisi, syair, lirik lagu, dan lain sebagainya. Sedangkan penulis lokal dalam negeri yang sering menggunakan metafora yang indah adalah Andrea Hirata, Habiburrahman El Shirazy, dll Sedangkan generasi lama adalah Chairil Anwar pada sejumlah puisinya dan Ajip Rosyidi.

Kehadiran majas ini bagi sebagian penulis sastra menjadi hal wajib  dimasukkan pada sebuah karya tulis seperti novel, puisi  atau cerpen agar lebih menarik dan menimbulkan nilai estetika.  Misalkan pada sebuah karya sastra lama hingga modern. Suatu karya sastra disebut tidak memiliki unsur keindahan jika tanpa menggunakan metafora.

Apa Ciri-Ciri Majas Metafora?

Tahukah Anda apa ciri-ciri majas metafora? Majas ini sering dinamakan juga metaphor atau majas membandingkan antara satu benda  atau sifat maupun objek dibandingkan dengan benda dan sifat serta objek lainnya yang memiliki kemiripan. Misalkan saja sebutan  api sebagai si Jago Merah dalam penulisan karya tulis atau percakapan sehari-hari.

Karakteristik yang sangat jelas dari metafora adalah pemakaian kalimat-kalimat dengan menggunakan  kata-kata kiasan yang unik dan menarik. Kata-kata tersebut mempunyai arti, bentuk, kemiripan dengan objek tersebut.

apa ciri-ciri majas metafora

Salah satu ciri penggunaan metafora adalah tidak menggunakan kata-kata yang menghubungkan berikut ini, antara lain : layaknya, bak, bagaikan, laksana, seperti, seumpama dan lain-lain. Namun yang dijelaskan melalui perbandingan langsung kepada objek tersebut lewat kiasan.

Majas atau gaya bahasa  adalah salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sejak duduk di bangku SMP. Salah satu jenis majas paling populer  adalah metaphor. Menurut KBBI, majas metaphor adalah majas persamaan atau perbandingan. Untuk mengetahui apa ciri-ciri majas metafora, berikut ini penjelesannya.

1.Menggunakan Kata kiasan

Kata kiasan yang dipergunakan adalah untuk membandingkan suatu sifat atau objek dengan objek yang hampir mirip. Kata kiasan yang dipergunakan pada metafora secara nyata adalah seperti, bagaikan, umpama, layaknya, bak dan lain sejenisnya. Adapun penggunaan kiasan ada yang disampaikan secara tak langsung.

2.Tak memakai kata-kata yang menghubungkan

Dalam penggunaan untaian kalimat pembanding umumnya orang menggunakan kata-kata seperti bagaikan, bak, laksana, seperti dan seumpamanya. Namun hal itu tidak terdapat pada majas ini yang menjadi ciri khasnya. Majas ini melakukan perbandingan tanpa menggunakan kata hubung tersebut.

3.Tanpa kata pembanding

Metaphor memiliki ciri perbandingan antara dua objek berbeda tapi dengan hal yang memiliki persamaan. Namun dengan penggunaan tidak menggunakan kata pembanding. Seperti kata bak, umpama, bagai, dan lain sebagainya.

Contoh Majas Metafora

Untuk lebih memahami metaphor dilakukan pembagian.  Salah satu pakar sastra dunia bernama Orrecchioni  membagi majas ini dalam 2 jenis yaitu majas perbandingan  metafora in absentia dan majas  metafora in praesetia.

1.Majas metafora in Absentia

Majas metafora in absentia  adalah majas yang tidak ditujukan secara langsung. Hanya maknanya tersembunyi dan dapat dipahami secara implisit. Contoh: “Pada tengah malam, si kupu-kupu malam dibawa  seorang pria berperawakan tegap.”

majas metafora

Sedangkan contoh majas metafora jenis ini adalah : ”Seorang ibu pastinya sangat mencintai buah hatinya.” Makna yang terkandung dalam buah hati berbeda-beda dan tidak pasti. Namun secara keseluruhan dapat dipahami bahwa buah hati bukanlah hati yang menghasilkan buah. Arti buah hati sesungguhnya  adalah anak.

Contoh berikutnya adalah :”Kutu buku itu duduk di teras rumah.” Pengertian kutu buku adalah orang yang gemar membaca buku. Namun makna yang dapat ditangkap orang bisa selain itu seperti  sebuah binatang kutu yang hinggap di teras rumah. Namun dengan penangkapan yang tepat membuat orang harus lebih pintar menangkap arti yang sebenarnya dari metafora in absentia kutu buku yakni orang yang gemar baca buku.

2.Majas Metafora in Praesetia

Jenis majas ini adalah majas yang langsung diperuntukkan bagi yang dituju. Bentuknya berbagai macam. Kata yang menjadi penghubung umumnya bagaikan atau seperti.  Wujud penerapannya:  “Kang Alan bagaikan buaya darat”. Dalam hal ini, kata buaya darat adalah majas ini. Contoh majas metafora in prasetia berikutnya adalah raja hutan, raja siang, dewi malam, kembang desa,hidung belang, dan lain-lain.

Pada majas metafora in praesetia semua  dapat dipahami secara baik  dengan mengetahui arti sebenarnya di balik itu. Seperti raja siang adalah matahari. Kembang desa yaitu wanita cantik di desa. Dewi malam yaitu sebutan untuk bulan dan contoh metafora lainnya yang dapat diketahui.