Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang cukup banyak dipakai dalam karya sastra yang menjadikan benda mati layaknya benda hidup. Peranan majas penting sekali karena karya sastra akan terlihat menarik dan hidup serta penuh estetika. Penggunaan majas biasa diterapkan dalam puisi, novel maupun cerpen.

Sebelum membahas apa itu majas, pengertian, contoh dan penjelasannya sangat baik anda mempelajari dulu pengertian majas secara umum dan jenis-jenisnya. Majas adalah suatu gaya bahasa yang sangat indah. Biasanya majas dipergunakan pada berbagai karya sastra, dari novel hingga puisi.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia yang menjadi bahasa nasional dan resmi di tanah air. Mempelajari bahasa Indonesia lebih mudah ketimbang mempelajari bahasa daerah. Di samping mudah dipelajari, bahasa Indonesia pun dipenuhi unsur keindahan. Keindahan gaya bahasa atau majas. Dari mulai majas hiperbola, litotes, metafora, ironi, metonimia, simile, sampai personifikasi.

majas personifikasi adalah

Bahasa Indonesia menjadi pemersatu bangsa. Karena setiap daerah dan suku umumnya mempunyai bahasa masing-masing. Seperti bahasa jawa, sunda, batak dll. Semua itu hanya berlaku di setiap daerah. Sedangkan bahasa yang dipergunakan secara nasional adalah bahasa Indonesia. Sehingga bagi bangsa Indonesia wajib menguasai bahasa Indonesia yang menjadi mata pelajaran utama di sekolah.

Mengenal Majas Personifikasi

Majas personifikasi merupakan jenis majas perbandingan yang sangat populer. Yang menjadi objeknya adalah benda mati yang seakan hidup bagaikan manusia. Yang menjadi ciri khas dari majas ini adalah mengibaratkan benda mati menjadi benda hidup. Pembelajaran mengenai majas biasanya sudah diberikan pada waktu seseorang duduk di bangku SMP.

Baca juga Literasi Untuk Anak Usia Dini dan Contoh Programnya

Jika anda seorang penulis novel, puisi, cerpen atau karya sastra lainnya maka anda perlu menguasai tentang majas. Supaya tulisan yang anda buat tidak hambar. Sebaliknya, dengan majas tulisan akan bisa menjadi lebih hidup, bermakna dan mempunyai nilai seni tinggi.

Apa Itu Majas Personifikasi

Beberapa pakar mendefinisikan majas sebagai bentuk gaya bahasa yang penuh keindahan dan biasanya dimasukkan dalam unsur karya sastra. Sedangkan sebagian ahli tata bahasa mendefinisikan majas sebagai suatu kiasan. Kiasan ini akan menimbulkan imajinatif bagi pembacanya.

Contoh majas personifikasi seperti dalam sebuah novel atau cerpen dengan kalimat : “Mobil itu kehausan minta bensin.” Yang terbayang dalam pikiran pembaca adalah sebuah mobil yang haus seperti layaknya manusia.

penjelasan majas personifikasi

Terlihat jelas bahwa majas tampak berlebihan. Dalam arti benda mati seperti mobil diibaratkan seperti manusia. Lalu apa maksud tujuan itu? Tujuan penulisan majas dalam karya sastra tak lain supaya pembaca terpancing emosi dan bisa berpikir dan berimajinasi atas setiap kalimat yang dibaca. Setiap kalimat tidak menjadi datar dan hambar. Tapi berisi penuh makna.

Diantara banyak majas maka majas personifikasi yang paling banyak dipergunakan dalam karya sastra. Ini juga merupakan majas yang paling populer dan paling diingat oleh para pelajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Biasanya pelajaran tentang majas ini diberikan ketika seseorang duduk di bangku SMP. Lewat pelajaran tentang majas inilah yang membuat penulis tertarik sekali mempelajari bahasa Indonesia yang menghantarkan penulis pada pembuatan karya sastra.

Jenis Jenis Majas

Majas terdiri-dari 4 jenis, antara lain:

  1. Majas penegasan
  2. Majas pertautan
  3. Majas pertentangan
  4. Majas perbandingan

Untuk majas perbandingan, salah satu contohnya adalah majas personifikasi. Majas ini sering kita temukan pada karya novel, puisi dan cerpen. Majas ini berkaitan dengan penggambaran suatu kejadian, kondisi atau objek benda mati yang seakan hidup. Contohnya daun pisang itu melambai-lambai.

Pengertian Majas Personifikasi Menurut Bahasa

Sebelum membahas penjelasan majas jenis ini, sebaiknya kita kenali terlebih dahulu pengertiannya. Majas adalah gaya bahasa. Sedangkan personifikasi asal katanya yaitu prosopopoeia dari bahasa Yunani yang artinya memanusiakan.

contoh majas personifikasi

Dengan demikian, majas personifikasi menurut bahasa adalah suatu gaya bahasa yang memanusiakan benda-benda mati. Seperti daun pohon kelapa yang melambai-lambaikan tangannya.

Baca juga Cara Mengajari Anak Membaca Dengan Cepat

Sedangkan menurut bahasa Inggris, personifikasi berasal dari akar kata person yang berarti individu atau orang. Artinya tidak jauh atau sama dengan pengertian personifikasi menurut bahasa Yunani yang mengandung arti bahwa sebuah benda mati bisa berbuat seolah manusia atau person. Sehingga suatu kalimat menjadi lebih indah dan menimbulkan nuansa tertentu.

Untuk membuat majas jenis ini maka barang-barang mati ataupun benda hidup  yang bisa diperson atau dijadikan layaknya manusia sangat banyak. Seperti kaca, awan, langit, bumi, bulan, barang mati, binatang, tumbuhan, dan lain-lain. Bahkan seluruh benda mati bisa disematlkan sifat makhluk hidup. Misalkan bernafas, berbicara, bergerak, dll.

Majas personifikasi termasuk pada elemen dari majas perbandingan. Karena memang membandingkan suatu benda menjadi suatu benda hidup. Pada dasarnya benda itu mati, namun dibuat hidup dengan tulisan majas hingga membuat menarik untuk membacanya. Kalau diibaratkan majas adalah sebuah magis yang diciptakan untuk membuat pembaca semakin asyik membaca karya sastra.

Pengertian Majas Personifikasi Menurut Para Ahli

Rachmat Djoko Pradopo memberikan pengertian majas personifikasi sebagai bentuk kalimat membuat sama benda mati menjadi sebuah benda hidup. Benda mati sangat banyak di sekitar manusia dan itu bisa dihidupkan menggunakan kalimat dan majas. Barang-barang mati menjadi bisa berpikir, bertindak, berbicara, dan merasakan layaknya manusia.

Bagi mereka yang bergelut dalam dunia karya tulis sastra merupakan hal yang wajib untuk menguasai majas. Termasuk penggunaan majas personifikasi dalam puisi. Dalam setiap untaian kata atau kalimat bisa diselipi dengan kalimat yang mengandung majas. Dengan adanya majas ini, sebuah kalimat dan cerita akan terlihat lebih indah dan penuh estetika yang dirasakan oleh para pembaca.

majas personifikasi

Karya-karya besar dan fenomenal seperti novel terkenal Ayat-Ayat Cinta, Negeri 5 Menara, Laskar Pelangi dan novel lainnya semuanya menggunakan majas dalam tulisannya. Kalau novel atau cerpen serta puisi tanpa majas maka untaian kalimat akan terasa kering dan hambar. Kemudian karya tulis itu akan terlihat tidak menarik dalam segi isinya.

Sebaliknya, jika suatu karya novel dibumbui dengan majas akan membuat untaian kalimat hidup dan nyata yang membuat lebih menarik dan mempunyai unsur seni tinggi.

Penjelasan Majas Personifikasi

Dunia sastra Indonesia semakin meluas. Hal ini dimulai dari jaman kesustraan lama hingga baru. Para pujangga dan sastrawan Indonesia lahir dari jaman ke jaman. Hingga melahirkan karya-karya besar seperti puisi Chairil Anwar yang melegenda. Di balik suksesnya karya sastra Indonesia tersebut tidak terlepas dari gaya bahasa yang digunakan. Salah satu yang sering dipergunakan oleh para sastrawan Indonesia adalah majas.

Sangat mudah bagi anda untuk memahami majas. Dari pengertian secara bahasa sudah dapat diketahui bahwa majas personifikasi adalah majas person atau orang. Sebuah benda mati diibaratkan sebuah benda hidup yang bisa merasakan seperti manusia. Contoh majas personifikasi seperti: sebuah sepeda motor berjalan di atas jalan raya dengan kecapekan.

Pengertian majas sebelum ditambahkan personifikasi adalah gaya bahasa yang membuat tulisan penuh keindahan. Dalam hal ini, seorang sastrawan baik itu novelis atau puisi tidak boleh melupakan majas. Majas sangat dibutuhkan dalam karya sastra seperti novel, cerpen dan puisi. Dari istilahnya suatu gaya bahasa yang membuat tulisan dan rangkaian kata menjadi indah.

Dalam setiap puisi, novel atau cerita pendek maka seorang penulis harus memasukkan majas. Baik itu majas hiperbola, personifikasi, litotes, metafora, simile, dan lain sebagainya. Tak lain dan tak bukan untuk menambah keindahan tulisan itu sehingga bagi anda yang mau terjun dalam menulis sastra Indonesia baik itu dalam bentuk lirik lagu, puisi, novel maupun cerpen harus memasukkan unsur majas yang sangat populer.

Fungsi dan Kelebihan Majas Personifikasi

Setiap majas atau gaya bahasa yang diterapkan pada karya sastra umumnya mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Berikut ini beberapa fungsi majas personifikasi pada karya sastra semisal novel, cerpen dan puisi, antara lain:

  1. Susunan kalimat demi kalimat terlihat lebih cantik
  2. Menciptakan efek atau kondisi tertentu
  3. Meningkatkan daya imajinasi yang kuat pada pembaca
  4. Membuat untaian kalimat tidak terlalu sederhana
  5. Mengetahui emosi dan kondisi jiwa dari tokoh yang dimainkan. Seperti dalam novel dan cerpen

Seorang sastrawan atau penulis puisi, cerpen dan novel dapat saja tidak memasukkan unsur majas pada sebuah karya sastra. Namun sangat jarang rasanya sebuah karya sastra tanpa diberikan polesan majas. Penggunaan majas pada karya sastra akan lebih banyak membuat karya sastra lebih berkualitas baik ketimbang apabila memakai bahasa umum.

Baca juga Manfaat Mengenalkan Buku Pada Anak Sejak Usia Dini

Jadi dari kesimpulan di atas, bagi para novelis dan cerpenis sangat dianjurkan untuk menggunakan majas. Karena akan ada banyak keuntungan dan kelebihan jika seseorang menggunakan majas dalam tulisan di karya sastranya.  Keuntungannya seperti tulisan yang lebih memiliki unsur seni, unsur bahasa yang lebih kaya, dan pesan penulis yang dapat disampaikan secara baik.

Penggunaan Majas Personifikasi

Berbicara mengenai majas berarti anda telah siap memasuki dunia seni sastra. Karena majas atau gaya bahasa berkaitan dengan seni sastra. Suatu kalimat akan tampak berbeda dan unik serta berestetika dengan kehadiran majas. Bukannya tambah tidak dimengerti dan jelek. Justeru sebaliknya, sebuah kalimat dan cerita menjadi lebih menarik dengan menyematkan majas di dalamnya.

pengertian majas personifikasi

Mereka yang menggunakan majas adalah para sastrawan yunior maupun senior. Kamu juga yang berminat menulis novel, cerpen dan puisi mesti menambahkan majas dalam karya sastra tersebut. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa banyak majas dipergunakan dalam satu novel, cerita atau puisi? Tentunya semakin banyak majas yang dipergunakan maka akan semakin baik kualitas cerita atau karya sastra itu.

Contoh Majas Personifikasi

Untuk menggunakan majas maka anda bisa mengambil contoh objek benda mati. Kemudian diibaratkan ia seperti benda hidup. Berikut ini sejumlah contoh majas personifikasi, antara lain:

  • Angin itu bergerak-gerak meliukkan tubuhnya dan membawa terbang benda-benda yang ada di sekitarnya
  • Bulan purnama itu tersenyum kepada penduduk bumi
  • Dahan pohon itu melambai-lambaikan tangan kepada setiap orang yang lewat di hadapannya
  • Gelombang Tsunami telah meluluh lantakkan kota Aceh dan penduduknya
  • Burung di atas pohon itu bersenandung riang dengan merdu sekali
  • Panas matahari ini telah membakar kulit-kulit
  • Lukisan foto itu tersenyum gembira padaku
  • Mobil ambulance itu meraung-raung minta dibukakan jalan baginya
  • Buah durian itu menebarkan aroma wangi dan menawarkan diri untuk dinikmati.
  • Pohon mangga yang berada di depan halaman rumahku telah aku bunuh dan ia merasakan kesakitan.

Majas Personifikasi Dalam Puisi

Puisi adalah untaian kata-kata pilihan yang penuh makna dengan irama tertentu. Sama seperti karya sastra lain (novel dan cerpen) maka puisi juga mengandung majas atau gaya bahasa. Hal itu sebagai upaya untuk menimbulkan kesan penuh estetika.

Puisi akan lebih menarik secara tulisan ataupun lisan. Disamping itu, pencipta puisi dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan secara tepat dan sesuai harapan.

majas personifikasi dalam puisi

Salah satu majas yang sering ditimbulkan dalam karya sastra puisi adalah majas jenis ini. Berikut ini contoh penggunaan majas personifikasi dalam puisi, antara lain:

  • Angin malam membelai rambutku
  • Ombak bergulung-gulung membelah lautan
  • Hembusan angin memberikan ketenangan

Majas personifikasi memberikan keindahan bagi setiap pengenalnya. Dengan menggunakan gaya bahasa ini akan membuat sebuah karya sastra menjadi lebih menarik, lebih hidup, dan lebih mudah kita pahami.