Apa yang dimaksud dengan majas simile? Ini merupakan bentuk gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlainan. Banyak sekali penggunaan contoh majas simile ini terutama pada pembuatan judul novel, judul film maupun pada karya sastra novel, puisi, dan karya sastra lainnya.
Salah satu contoh penggunaan majas ini pada judul film adalah “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”. Tanda judul film tersebut mengandung majas ini yaitu pemakaian kata sambung “seperti” yang melakukan perbandingan dengan sesuatu hal yang berbeda.
Majas simile adalah suatu majas yang menjelaskan suatu hal tapi secara tak langsung atau melalui perbandingan. Adapun penggunaannya yang menjadi ciri khas adalah memakai kata sambung maupun kata depan tertentu.
Contohnya serupa, umpama, laksana, bagaikan, ibarat, layaknya atau seperti dan lain sejenisnya. Majas simile dan contohnya seperti: “Bagaikan air di atas daun talas”.
Majas adalah sebuah ungkapan dengan mengandung gaya bahasa tertentu yang menjadi ciri khasnya. Ada berbagai macam majas yang bisa dituangkan dalam sebuah tulisan. Termasuk seperti majas metafora.
Adapun jenis tulisan yang bisa dicantumkan majas adalah tulisan fiksi seperti novel, dongeng dan cerita fiksi lainnya. Dengan mengandung majas dalam sebuah tulisan pada novel maka novel enak dibaca dipenuhi segi estetika bahasa.
Majas disebut juga sebagai bahasa kias ataupun gaya bahasa. Materi tentang majas mulai diperkenalkan pada peserta didik di sekolah formal di Indonesia sejak duduk di bangku SMP kelas 1. Majas menjadi suatu hal yang sangat menarik perhatian sebagian besar pelajar yang menyukai keunikan dan ciri khas sastra Indonesia yang kaya terhadap bahasa dan majas.
Adapun menurut bahasa dari Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa simile merupakan pertalian yang melakukan perbandingan yang berlainan antara satu objek dengan objek lain dikarenakan segi yang sama walaupun berbeda secara logika.
Majas Simile mempunyai kemiripan dengan majas metafora ataupun majas personifikasi. Hal tersebut berdasarkan penggunaan kata sambung : seperti, bagaikan, ibarat, bak dan lain sebagainya. Gaya bahasa Simile termasuk dalam golongan majas perbandingan yang melakukan pembandingan dari dua hal yang berbeda secara kasat mata tapi disamakan dari segi karakter yang mempunyai kemiripan hingga bisa masuk akal.
Pendek kata, ada kesamaan antara majas Simile dengan majas ironi, litotes, hiperbola, personifikasi dan metafora. Semua majas itu masuk dalam kelompok majas yang bersifat majas perbandingan.Majas perbandingan tersebut merupakan gaya bahasa kiasan yang menjelaskan suatu situasi tertentu dengan cara dibandingkan. Seperti halnya dalam gaya bahasa simile.
Majas simile dikenal juga sebagai suatu majas perumpamaan. Karena isinya yang mengungkapkan perumpamaan-perumpamaan tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan persamaan antara satu objek benda dengan objek lainnya yang mempunyai kemiripan. Suatu objek disamakan dengan objek lainnya melalui bentuk kiasan.
Adapun yang menjadi salah satu ciri bentuk simile adalah letak kata penggunaan kata sambungnya yang umum yakni ibarat, seumpama,bagaikan, seperti, semisal, bak, serupa, seumpama dan lainnya. Jika mendapatkan kata-kata demikian pada tulisan fiksi seperti pada novel atau puisi maka itu pertanda gaya bahasa simile.
Majas terbagi ke dalam berbagai macam kelompok. Seperti majas pertautan, majas pertentangan, dan majas perbandingan. Adapun majas perbandingan, antara lain : sinekdoke, metafora, asosiasi, hiperbola dan perumpamaan serta majas alegori dan majas personifikasi.
Sedangkan menurut para ahli bahasa bahwasanya simile termasuk kategori majas pertautan. Sebagian pakar bahasa lainnya menilai simile sebagai majas persamaan.
Namun dari perbedaan tersebut terdapat satu kesepakatan yang sama dari pengertian majas ini. Menurut semua ahli bahasa Indonesia, majas simile adalah suatu majas yang mengungkapkan terjadinya suatu hal yang membandingkan secara emplisit dan tak langsung. Namun pembandingan dua hal didasarkan kata sambung yang mendahuluinya. Meliputi : mirip, laksana, bagaikan, bak, sebagai, bagai, seperti dll.
Sedangkan sejumlah pakar bahasa Indonesia lainnya menyatakan bahwasanya majas simile merupakan gaya bahasa yang membandingkan sesuatu hal dengan sesuatu yang bersifat kiasan.
Adapun yang menjadi pertanda sebuah kalimat mengandung gaya bahasa simile dapat dilihat dari penggunaan kata atau bahasa pembanding yang terdapat di dalamnya.
Berikut ini majas simile dan contohnya pada sebuah karya sastra yang bisa Anda gunakan.
Demikianlah beberapa bentuk majas simile dan contohnya secara garis besar. Anda bisa menambahkannya sendiri melalui perbendaharaan kata atau gaya bahasa simile yang anda miliki.
Untuk mengetahui bagaimana itu bentuk majas ini maka akan tampak lebih jelas dalam penerapannya pada kalimat atau contohnya langsung.
Berikut ini bentuk majas simile dan contohnya dalam kalimat yang mengandung kata hubung yang meliputi : Bagaikan, seperti, bak dll. Untuk contoh Simile dalam bentuk kalimat berita yaitu : Popularitas Bripka Norman Kamaru dulu bagaikan bintang gemintang yang bersinar di angkasa raya. Tapi bintang itu kini meredup.
Novel adalah salah satu karya sastra yang sering disematkan majas simile pada setiap kalimat-kalimat pada novel. Hal tersebut akan menimbulkan nuansa penuh keindahan dari kalimat-kalimat novel yang mengalir deras. Berikut ini salah satu contoh untaian kalimat yang terdapat pada novel yang mengandung majas ini, yaitu :
Badan orang itu seperti tembok beton. Dia sangat kuat dipukul berkali-kali oleh kayu. Bukan tubuhnya yang patah tapi papan kayu yang menjadi patah. Dia seumpama pahlawan Hulk yang tak mengalami sakit sedikitpun juga. Rasa sakitnya menjadi sebuah kekuatan yang luarbiasa berubah jadi kekuatan bertambah sangat besar.
Hanifan Zahidan berjalan dengan sangat gagah. Ia tampak bagaikan seorang pangeran dari sebuah kerajaan besar yang sangat dihormati oleh seluruh rakyatnya. Namun saat malam hari, Hanifan Zahidan bagaikan seorang rahib yang banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhannya.
Majas simile sudah sangat familiar terdapat pada puisi. Berikut ini salah satu contoh simile dalam puisi seperti terdapat dalam puisi karya Chairil Anwar berikut ini.
Kita hidup di hamparan waktu
Dan waktu berjalan bagaikan aliran sungai
Tampaklah pada puisi karya Chairil Anwar yang menjadi gaya bahasa simile terdapat pada penggunaan kata “bagaikan”.
Untuk lebih jelas, berikut ini contoh lainnya dari majas simile dalam puisi:
Pada saat ini di malam hari yang gelap gullita tak sepercik pun cahaya muncul. Langit bumi seakan kehitaman yang melahap sinar cahaya matahari sampai ribuan titik cahaya.
Untuk mendapatkan suatu majas simile maka anda dapat secara gampang mendapatkan pada buku puisi ataupun novel dan kaya sastra lainnya. Ada banyak manfaat gaya bahasa simile dalam sebuah karya sastra seperti bentuk penguatan dan peningkatan keindahan bahasa. Suatu tulisan fiksi menjadi lebih hidup dengan disertainya penggunaan majas yang tepat. Salah satunya yang paling populer adalah majas simile.
Manfaat gaya bahasa simile berikutnya adalah mampu membuat para pembaca lebih tersugesti diri dengan penciptaan kalimat yang sesuai dengan apa yang dibayangkannya. Lebih dari itu, majas simile akan membuat sebuah novel lebih menarik untuk dibaca dengan untaian kalimat yang sangat efektif dan kaya makna dan arti.
Gaya bahasa kiasan atau majas tak bisa dilepaskan dari sebuah karya sastra. Karena hampir semua karya sastra diberikan bumbu-bumbu majas. Baik itu majas litotes, ironi, simile, metafora, personifikasi dan lain sebagainya.
Tanpa adanya kandungan majas atau suatu gaya bahasa pada sebuah novel, puisi, cerpen, dongeng dan lain sebagainya hanya akan membuat kalimat pada karya sastra tersebut terasa hambar.
Beberapa karya sastra mewajibkan terdapatnya unsur majas di dalamnya. Seperti pada puisi. Pendek kata, majas memegang posisi yang sangat penting di dalam sebuah karya sastra. Seperti novel dan puisi. Sebab mampu menghipnotis pembaca menjadi lebih enak dan sangat menikmati karya sastra tersebut.
Karya sastra bagaikan sebuah masakan yang perlu diracik bahan-bahan dan komposisinya yang tepat. Sehingga karya sastra yang telah dibuat oleh tangan-tangan penulis sastra akan mampu menghadirkan karya sastra yang bermutu baik. Salah satunya dengan menambahkan bumbu-bumbu majas. Karena dengan diberi bumbu majas pada suatu karya sastra akan membuat suatu karya sastra terasa enak, indah dan nikmat dibacanya.
Majas yang dapat ditambahkan pada sebuah karya sastra bermacam-macam. Karena majas memiliki banyak macam ragamnya. Setiap majas mempunyai arti, pengertian, makna, bentuk dan contoh serta ciri khas masing-masing. Untuk mempelajari tentang majas dapat dipelajari pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya mulai diperkenalkan sejak siswa duduk pada jenjang pendidikan di SMP.
Salah satu majas yang sangat populer dan sangat menarik perhatian pelajar adalah gaya bahasa similar dan majas asosiasi. Kedua majas tersebut tampak serupa tapi tak sama. Lalu apa perbedaan majas simile dan asosiasi tersebut? untuk membedakannya maka harus dipahami dulu apa itu gaya bahasa simile dan asosiasi.
Majas asosiasi adalah gaya bahasa yang mengungkapkan segi yang sama di tengah dua objek yang sedang dilakukan perbandingan. Hal tersebut membuat pembaca fokus terhadap segi yang sama dari dua hal yang sedang dibandingkan tersebut.
Misalkan pada kalimat : “Muka pria yang tadi berangkat ke mesjid tersebut sangat sejuk dan tenang. Wajah orang tersebut seperti sedang dinaungi malaikat yang penuh ketenangan dan kedamaian. Tak ada kerisauan dan kekhawatiran dalam dirinya. Rumahnya pun sangat megah bagaikan istana kerajaan.
Sedangkan majas simile adalah pengungkapan gaya bahasa secara langsung antara dua hal dari segi yang sama. Misalkan pada kalimat : “Semua mata pria fokus pada bagian tubuh wanita yang anggun tersebut yang tubuhnya bak gitar.”
Dari penjelasan di atas dapatlah diketahui perbedaan majas simile dan asosiasi, terutama dari segi arti. Jika gaya bahasa simile merupakan arti kalimat yang diungkapkan lebih lugas. Sehingga pembaca tak kesulitan dalam memahami arti dari kalimat. Sedangkan pada majas asosiasi cenderung memiliki makna yang bias. Sehingga pembaca seringkali kesulitan dalam memahami setiap maksud dari kalimat. Pendek kata, dari segi pemaknaan bahasa maka gaya bahasa simile lebih gampang dipahami ketimbang majas asosiasi.
Kuliah apoteker bisa menjadi pilihan yang menarik khususnya bagi mereka yang memang tertarik untuk berkarir…
Contoh teks pidato Hari Pahlawan ada banyak dan bisa dengan mudah kita temukan di internet.…
Hari Kesaktian Pancasila merupakan momentum yang sangat penting untuk merenungkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, semangat…
Organisasi pelajar di Indonesia dapat menjadi lingkungan yang sangat berharga bagi siswa, pelajar atau mahasiswa…
Youtube Kids memang kalah popular ketimbang Youtube biasa. Layanan khusus untuk anak-anak ini sebenarnya sangat…
Film netflix untuk anak ada banyak sekali pilihannya. Apalagi di era digital saat ini, layanan…