Umum

Materi Litosfer: Pengrtian, Struktur dan Fenomenanya

Materi litosfer dalam istilah geologi merujuk pada semua material padat di luar inti Bumi. Termasuk kerak, mantel litosferik, dan bagian atas mantel astenosferik yang kaku. Namun litosfer sering kali digunakan untuk merujuk pada kerak dan mantel litosferik yang padat.

Litosfer terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang terpisah satu sama lain dan bergerak relatif. Gerakan lempeng ini menciptakan aktivitas tektonik, seperti pembentukan gunung berapi, pergerakan lempeng, dan gempa bumi. Interaksi antara lempeng tektonik ini juga bertanggung jawab atas pembentukan pegunungan, lautan, dan kerak bumi yang berubah sepanjang waktu geologi.

Apa Itu Litosfer?

Litosfer adalah lapisan terluar Bumi yang terdiri dari kerak dan bagian atas mantel yang padat. Ini adalah salah satu dari tiga lapisan utama Bumi, bersama-sama dengan mantel dan inti. Litosfer terletak di atas astenosfer, lapisan mantel yang cair atau lemah.

Materi litosfer terdiri dari dua komponen utama, yaitu kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera adalah kerak yang ditemukan di dasar samudera, sementara kerak benua adalah kerak yang membentuk benua dan daerah sekitarnya. Kerak samudera lebih tipis dan lebih padat dibandingkan dengan kerak benua.

Ketebalan litosfer bervariasi di seluruh Bumi, dengan rata-rata sekitar 100 kilometer. Di bawah kerak, terdapat mantel litosferik yang terdiri dari mantel atas yang padat. Batas antara litosfer dan astenosfer adalah batas gelincir di mana material mantel mulai menjadi lebih lembek dan memiliki kemampuan perpindahan plastis yang lebih tinggi.

Pengertian Lapisan Litosfer Adalah

Lapisan litosfer adalah lapisan terluar Bumi yang terdiri dari kerak Bumi dan bagian atas mantel yang padat. Lapisan ini memiliki ketebalan rata-rata sekitar 100 kilometer.

Litosfer merupakan lapisan yang sangat penting dalam geologi karena pergerakan lempeng tektonik terjadi di dalamnya. Interaksi antara lempeng tektonik pada materi litosfer menghasilkan aktivitas tektonik seperti pembentukan gunung berapi, gempa bumi, dan pembentukan batas lempeng seperti zona subduksi, zona transformasi, dan zona konvergensi.

Litosfer terdiri dari dua komponen utama, yaitu kerak samudera dan kerak benua.

1.Kerak Samudera

Kerak samudera adalah kerak yang terbentuk di dasar samudera. Kerak samudera relatif tipis, dengan ketebalan sekitar 5 hingga 10 kilometer. Komposisinya kaya akan batuan basaltik yang lebih padat.

Kerak samudera terbentuk melalui proses pembentukan dasar laut di tepi lempeng tektonik, di mana magma naik ke permukaan dan membentuk kerak baru saat lempeng tektonik saling menjauh.

2.Kerak Benua

Kerak benua adalah kerak yang membentuk benua dan daerah sekitarnya. Dibandingkan kerak samudera, kerak benua lebih tebal dengan ketebalan antara 30 hingga 50 kilometer.

Komposisinya lebih beragam, termasuk batuan granitik dan sedimen. Kerak benua terbentuk melalui berbagai proses geologi, termasuk pembentukan pegunungan, vulkanisme, dan pengendapan sedimen.

Materi litosfer berada di atas astenosfer, lapisan mantel yang berada di bawahnya. Batas antara litosfer dan astenosfer disebut batas gelincir atau disebut juga sebagai zona transformasi. Di batas ini, material mantel mulai menjadi lebih lembek dan memiliki kemampuan perpindahan plastis yang lebih tinggi, sehingga lempeng tektonik di litosfer dapat bergerak relatif terhadap satu sama lain.

Pengertian Lapisan Litosfer Menurut Para Ahli

Para ahli dalam bidang geologi memberikan pengertian yang serupa tentang lapisan litosfer. Secara umum, para ahli berpendapat bahwa pengertian lapisan litosfer adalah lapisan terluar Bumi yang terdiri dari kerak dan bagian atas mantel yang padat, termasuk kerak samudera dan kerak benua.

Materi litosfer merupakan lapisan yang kaku dan bergerak secara relatif melalui fenomena lempeng tektonik, dan memiliki peran penting dalam aktivitas geologi Bumi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa pengertian yang diuraikan oleh para ahli.

1.Teori Lempeng Tektonik

Menurut teori lempeng tektonik, litosfer adalah lapisan terluar Bumi yang terdiri dari kerak Bumi (termasuk kerak samudera dan kerak benua) serta bagian atas mantel yang padat dan kaku.

Litosfer dibagi menjadi beberapa lempeng tektonik yang bergerak relatif satu sama lain karena adanya konveksi mantel di bawahnya. Pergerakan lempeng ini menciptakan aktivitas tektonik seperti gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan pegunungan.

2.Arthur Holmes

Arthur Holmes, seorang geolog terkenal, menggambarkan litosfer sebagai “lapisan terluar yang keras dan kaku dari Bumi yang terdiri dari kerak dan sebagian atas mantel”. Holmes mengakui bahwa materi litosfer terdiri dari kerak samudera dan kerak benua yang bergerak di atas mantel yang lebih lembek.

3.Arthur Wegener

Arthur Wegener, ilmuwan yang mengusulkan teori pergeseran benua (teori Pangea), juga memberikan pengertian tentang litosfer. Menurut Wegener, litosfer adalah lapisan terluar Bumi yang terdiri dari kerak benua dan kerak samudera yang saling bergerak dan membentuk lempeng-lempeng tektonik. Dia menganggap litosfer sebagai bagian yang terpisah dari mantel yang lebih lembek.

4.Kasman Singodimejo

Kasman Singodimejo, seorang ahli geologi Indonesia, mengemukakan pengertian litosfer sebagai “lapisan terluar Bumi yang meliputi kerak dan sebagian atas mantel yang kaku dan padat.” Dia menjelaskan bahwa litosfer terdiri dari kerak samudera dan kerak benua yang bergerak di atas mantel litosferik.

5.Hadi Sopiyana

Hadi Sopiyana, seorang ahli geofisika Indonesia, menjelaskan litosfer sebagai “lapisan Bumi yang terdiri dari kerak dan sebagian atas mantel yang padat dan kaku.” Menurutnya, litosfer mencakup kerak samudera dan kerak benua yang berada di atas mantel yang lebih lembek.

Materi Litosfer

Litosfer adalah lapisan terluar Bumi yang terdiri dari kerak Bumi dan bagian atas mantel yang padat. Ini adalah bagian padat dari kerak Bumi yang kita pijak dan di atasnya terdapat samudera, benua, gunung, dan dataran.

Mari kita bahas komposisi struktur dan sifat-sifat materi yang ada pada lapisan litosfer secara lebih rinci.

A.Struktur Litosfer

Litosfer memiliki beberapa struktur yang memengaruhi karakteristik dan sifat-sifatnya. Berikut adalah beberapa struktur utama dalam materi litosfer yang penting diketahui.

1.Kerak Bumi

Kerak Bumi adalah bagian terluar dari litosfer yang memiliki ketebalan yang bervariasi. Terdapat dua jenis kerak Bumi:

  1. Kerak Samudera: Kerak samudera terbentuk di dasar samudera. Ini merupakan kerak yang lebih tipis dengan ketebalan sekitar 5 hingga 10 kilometer. Komposisinya didominasi oleh batuan basaltik yang lebih padat.
  2. Kerak Benua: Kerak benua membentuk benua dan daerah sekitarnya. Kerak benua lebih tebal dengan ketebalan yang berkisar antara 30 hingga 50 kilometer. Komposisinya lebih beragam, termasuk batuan granitik dan sedimen.

2.Mantel Litosferik

Mantel litosferik terletak di bawah kerak Bumi dan meliputi bagian atas mantel. Mantel litosferik ini memiliki karakteristik padat dan kaku. Ketebalannya berkisar antara 70 hingga 100 kilometer. Komposisinya terdiri dari batuan padat, seperti peridotit dan piroksenit.

3.Zona Asthenosfer

Di bawah mantel litosferik terdapat astenosfer. Astenosfer adalah zona mantel yang lembek dan plastis. Materi litosfer ini adalah lapisan yang memungkinkan pergerakan lempeng tektonik di atasnya dan terletak di sekitar kedalaman 100 hingga 350 kilometer.

Astenosfer memiliki sifat yang lebih lemah dan mampu mengalir dalam waktu yang panjang karena suhu dan tekanan yang tinggi. Ini membantu menjelaskan pergerakan lempeng tektonik di atasnya.

4.Batas Gelincir atau Zona Transformasi:

Batasan antara litosfer dan astenosfer disebut batas gelincir atau zona transformasi. Di batas ini, material mantel mulai menjadi lebih lembek dan memiliki kemampuan perpindahan plastis yang lebih tinggi.

Ini memungkinkan lempeng tektonik di litosfer untuk bergerak relatif satu sama lain. Contohnya adalah Patahan San Andreas di California, Amerika Serikat, yang merupakan zona transformasi terkenal.

5.Lempeng Tektonik

Materi litosfer terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang merupakan kombinasi kerak samudera dan kerak benua ini bergerak secara relatif satu sama lain. Pergerakan lempeng ini adalah hasil dari konveksi mantel yang terjadi di bawah litosfer.

Lempeng tektonik bertemu di batas lempeng, seperti zona divergen, zona konvergen, dan zona transformasi, di mana terjadi peristiwa seperti pembentukan gunung berapi, gempa bumi, dan penunjaman lempeng.

B.Sifat-sifat Materi Litosfer

Materi litosfer memiliki beberapa sifat yang penting untuk dipahami. Pemahaman tentang sifat-sifat lapisan litosfer penting dalam mempelajari geologi dan proses-proses yang terjadi di dalamnya. Seperti pergerakan lempeng tektonik, pembentukan pegunungan, erupsi gunung berapi, dan perubahan lahan.

Berikut adalah beberapa sifat penting dari materi litosfer yang penting diketahui.

1.Kepadatan

Materi litosfer memiliki kepadatan yang bervariasi tergantung pada jenis batuan dan komposisinya. Secara umum, kerak samudera memiliki kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kerak benua karena komposisi batuan basaltik yang lebih padat. Kepadatan litosfer berkisar antara 2,7 hingga 3,3 gram per sentimeter kubik.

2.Kekerasan

Materi litosfer termasuk dalam kategori bahan yang keras. Kerak Bumi memiliki kekerasan yang bervariasi tergantung pada jenis batuan yang dominan. Kerak samudera, yang dominan oleh batuan basaltik, umumnya lebih keras dibandingkan dengan kerak benua yang mengandung batuan granitik dan sedimen.

3.Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal mengacu pada kemampuan materi untuk menghantarkan panas. Materi litosfer memiliki konduktivitas termal yang rendah, artinya panas tidak dengan mudah mengalir melaluinya. Ini juga berkontribusi pada isolasi termal antara lapisan litosfer dan lapisan di bawahnya.

4.Kekakuan

Litosfer memiliki kekakuan yang signifikan. Kerak Bumi dan mantel litosferik memiliki kekakuan yang cukup tinggi, memungkinkan mereka untuk mempertahankan bentuk mereka sendiri dan tidak dengan mudah mengalir. Inilah yang memungkinkan litosfer berfungsi sebagai lapisan padat yang dapat menopang dan mempertahankan bentuk permukaan Bumi.

5.Keelastikan

Materi litosfer juga memiliki sifat elastis, yang berarti ia dapat mengalami deformasi sementara ketika diberi tekanan, tetapi kemudian kembali ke bentuk semula setelah tekanan dilepaskan. Namun, deformasi yang berlebihan atau tekanan yang terus-menerus dapat menyebabkan patahan atau retakan di litosfer.

Fenomena Litosfer

Litosfer merupakan lapisan terluar Bumi yang berinteraksi dengan berbagai fenomena geologis. Fenomena-fenomena tersebut merupakan bagian dari proses geologi yang terjadi di litosfer.

Pemahaman terhadap fenomena ini penting untuk memahami evolusi dan dinamika planet kita. Berikut adalah beberapa fenomena utama yang terjadi pada materi litosfer yang penting untuk diketahui.

1.Pergeseran Lempeng (Plate Tectonics)

Fenomena utama di litosfer adalah pergeseran lempeng tektonik. Lempeng-lempeng tektonik, yang terdiri dari kerak samudera dan kerak benua, bergerak secara relatif satu sama lain di atas astenosfer.

Ada tiga jenis perbatasan lempeng, yaitu divergen (pertemuan lempeng menjauh), konvergen (pertemuan lempeng bertumbukan), dan transform (pergerakan lempeng sejajar).

Pergeseran lempeng ini menghasilkan berbagai fenomena, seperti gempa bumi, pembentukan gunung berapi, pembentukan pegunungan, dan pembentukan laut baru.

2.Gempa Bumi

Gempa bumi terjadi ketika ada pelepasan energi yang besar di dalam litosfer. Ini biasanya terjadi di sepanjang batas lempeng tektonik, terutama di zona subduksi dan zona transformasi.

Ketika tekanan yang terakumulasi dilepaskan secara tiba-tiba, terjadi getaran yang disebut gempa bumi. Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan kehidupan manusia.

3.Gunung Berapi

Gunung berapi adalah saluran keluarnya magma panas dari dalam Bumi menuju permukaan. Magma ini dapat muncul melalui retakan di kerak samudera di tengah samudera, atau melalui zona subduksi ketika lempeng tektonik menunjukkan konvergensi.

Ketika magma mencapai permukaan, ia mengalir keluar melalui gunung berapi, menciptakan letusan vulkanik yang dapat mengeluarkan gas, abu, lava, dan material vulkanik lainnya.

4.Pegunungan

Pegunungan terbentuk melalui proses tumbukan lempeng tektonik. Ketika dua lempeng tektonik bertumbukan, kerak di antara mereka terlipat, mendorong material ke atas, dan membentuk pegunungan.

Contoh pegunungan yang terbentuk melalui tumbukan lempeng adalah Pegunungan Himalaya yang terbentuk oleh tumbukan lempeng India dan Eurasia.

5.Tektonik Graben dan Rift

Tektonik graben dan rift adalah celah yang terbentuk ketika kerak di suatu wilayah mulai terbelah dan merenggang. Rift terjadi ketika materi litosfer terbelah dan membentuk lembah.

Salah satu contoh terkenal adalah Rift Afrika Timur, tempat terjadinya perpanjangan kerak samudera di daratan Afrika Timur. Graben terjadi ketika blok kerak tenggelam di antara dua retakan dan membentuk lembah. Contoh terkenal adalah Lembah Sungai Rhine di Eropa.

6.Subduksi

Subduksi adalah fenomena di mana lempeng samudera atau kerak samudera terdorong di bawah lempeng benua atau lempeng samudera yang lain di zona konvergen.

Proses ini terjadi ketika dua lempeng bertumbukan, dan lempeng samudera yang lebih padat dan berat terdorong ke dalam mantel. Subduksi dapat menyebabkan terbentuknya zona subduksi, di mana terjadi aktivitas vulkanik yang intens dan pembentukan busur kepulauan.

7.Pergeseran Transform

Pergeseran transform terjadi di batas lempeng tektonik di zona transform. Pada zona ini, dua lempeng tektonik bergerak secara horizontal dan saling meluncur berlawanan arah.

Gerakan lempeng dapat terhenti tiba-tiba ketika terjadi gesekan yang kuat, dan energi yang terakumulasi dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. Contoh terkenal zona pergeseran transform adalah Patahan San Andreas di California, Amerika Serikat.

8.Pemanasan Geotermal

Pemanasan geotermal adalah fenomena panas yang berasal dari dalam Bumi, di mana panas dalam materi litosfer memanaskan air atau fluida di bawah permukaan. Panas geotermal dapat digunakan untuk menghasilkan energi melalui pembangkit energi listrik tenaga panas bumi atau digunakan dalam aplikasi pemanas dan pendingin geotermal.

9.Awan Panas

Awan panas (hotspot) adalah titik panas yang tetap relatif terhadap lempeng tektonik dan menciptakan erupsi vulkanik di permukaan. Ketika mantel Bumi di bawah litosfer menghasilkan aliran panas yang intens, maka terbentuklah hotspot. Contoh terkenal hotspot adalah daerah pegunungan yang terbentuk di atas hotspot, seperti Kepulauan Hawaii.

10.Formasi Karst

Formasi karst terbentuk ketika air mengikis batuan kapur atau batuan yang mudah larut lainnya, membentuk gua, lembah, lubang tenggelam, dan lanskap unik lainnya. Proses ini disebut karstifikasi dan seringkali melibatkan air hujan yang mengandung asam karbonat. Contoh terkenal formasi karst adalah Taman Nasional Gunung Caves di Gunungkidul, Yogyakarta.

11.Deposisi

Deposisi adalah proses penumpukan sedimen hasil dari erosi di tempat materi litosfer lainnya. Ketika material sedimen yang terangkut oleh air, angin, atau gletser kehilangan energi, mereka mulai terdeposisi dan menumpuk di suatu tempat.

Contoh tempat penumpukan sedimen adalah delta sungai, lembah sungai, dan rawa-rawa. Proses deposisi ini dapat membentuk lapisan-lapisan batuan sedimen yang kemudian dapat menjadi bagian dari siklus batuan.

12.Pelapukan dan Erosi

Pelapukan adalah proses perubahan fisik dan kimia pada batuan yang terjadi di permukaan materi litosfer akibat pengaruh cuaca, air, udara, tanaman, dan organisme lainnya. Proses ini dapat menghasilkan pemecahan batuan menjadi fragmen yang lebih kecil. Ada dua jenis pelapukan utama: pelapukan fisik dan pelapukan kimia.

Sedangkan erosi adalah proses pengangkutan dan pelepasan fragmen batuan yang terbentuk melalui pelapukan oleh air, angin, es, atau aktivitas organisme. Erosi dapat terjadi di sungai, pantai, gletser, dan daerah lainnya. Erosi dapat membentuk lembah, ngarai, canyon, dan bentuk lahan lainnya.

13.Perubahan Geologi

Fenomena litosfer juga melibatkan perubahan geologi yang terjadi dalam skala waktu yang panjang. Ini mencakup pembentukan, transformasi, dan perubahan sifat batuan melalui proses metamorfisme, diagenesis, dan pembentukan sumber daya mineral. Proses-proses ini berlangsung dalam jutaan tahun dan menghasilkan berbagai jenis batuan seperti batuan sedimen, batuan beku, dan batuan metamorf.

Demikian penjelasan tentang materi litosfer, baik pengertian, sifat, struktur maupun fenomena geologi yang ada. Jika kamu ingin belajar lebih dalam tentang materi pelajaran ini sebaiknya mengikuti les privat di Edumaster Privat yang memiliki guru dan tentor yang berkualitas dan kompeten.

Yusuf C

Recent Posts

Kecerdasan Linguistik: Pengertian, Ciri-Ciri dan Cara Mengoptimalkannya

Kecerdasan linguistik merupakan salah satu dari berbagai jenis kecerdasan dalam teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence)…

11 menit ago

Jenjang Pendidikan Dokter Yang Wajib Anda Tahu

Jenjang pendidikan dokter merupakan tahapan pendidikan yang harus dilalui dan diperlukan untuk menghasilkan para profesional…

1 hari ago

Jurusan di Sekolah Penerbangan: Tujuan, Materi Dan Pilihan Kampusnya

Jurusan di sekolah penerbangan cukup beragam sesuai dengan kebutuhan industri penerbangan yang makin meningkat. Namun…

2 hari ago

Kecerdasan Kinestetik: Pengertian, Ciri-Ciri dan Cara Mengembangkannya

Kecerdasan kinestetik pada dasarnya merupakan bagian dari teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh Howard Gardner.…

3 hari ago

Kuliah Peternakan: Program Studi, Materi dan Prospek Kerjanya

Kuliah peternakan saat ini menjadi salah satu pilihan yang semakin popular dan menarik minat para…

4 hari ago

Komunitas Guru: Pengertian dan Rekomendasinya

Komunitas guru umumnya memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pendidikan dan pengembangan profesional para…

5 hari ago