Kegiatan memposting anak di sosial media merupakan bagian dari publisitas anak di media public yang terbuka. Pekerjaan tersebut seakan-akan menjadi hal biasa. Namun jika dilakukan secara sembarangan dapat berakibat buruk bagi orang tua maupun anak itu sendiri.
Sosial media yang penggunaannya semakin marak dewasa ini membuat sebagian orang tidak bisa lepas dari aktifitas di media public tersebut. Salah satunya kegiatan memposting atau update status atau posting setiap aktivitas yang sedang dilakukannya.
Fungsi media sosial saat ini bukan hanya untuk kepentingan bersosialisasi dengan teman, sahabat dan orang lain di dunia maya. Namun lebih dari itu, fungsi media sosial menjadi sangat lengkap dewasa ini untuk kepentingan pribadi, komunitas maupun belanja pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari maupun bisnis dalam menghasilkan uang.
Hal tersebut tak terlepas dari seiring banyaknya fitur di media sosial yang kian canggih dan terus diperbaharui. Sehingga media sosial juga seringkali menjadi hal biasa dipergunakan untuk kepentingan bisnis, mempromosikan barang, jual beli barang, belanja barang, dan memposting kegiatan hingga mempublikasikan anak disamping fungsi utamanya untuk bersosialisasi.
Bagi kalangan orang tua yang telah mempunyai anak tak jarang juga memilih untuk mempublikasikan anak tercintanya dalam bentuk foto atau video di media sosial dengan berbagai tujuan.
Ada beragam tujuan orang tua melakukan postingan anaknya di media sosial. Suatu hal yang bisa dilakukan oleh orang tua setiap waktu di jaman sekarang. Ada sejumlah tujuan orangtua memposting anaknya di media sosial melaluui gadget, antara lain :
Hal pertama yang bisa menjadi tujuan orangtua dari memposting video atau foto anaknya di media sosial adalah demi ketenaran anak. Dengan harapan anak menjadi tenar, viral dan lebih banyak dikenal banyak orang. Sehingga menjadi lebih mudah dalam mendapatkan uang dalam jumlah besar.
Hal yang bisa menjadi tujuan utama orangtua dalam memposting anak di media sosial adalah salah satunya bisa faktor uang. Orangtua kehabisan objek untuk dijadikan ide konten. Sehingga menjadikan anaknya sebegai bahan konten untuk menghasilkan uang. Seperti konten buat mengikuti youtube adsense.
Hal berikutnya yang menjadi tujuan orangtua mempublikasikan anaknya bisa karena iseng semata dan sekaligus membangggakan anak tercintanya.
Tujuan lain orangtua mempublikasikan anaknya di medsos adalah untuk menunjukkan eksis dirinya dan anaknya.
Memposting sesuatu yang sensitif terkadang sebuah privasi di media sosial seringkali dilakukan oleh orangtua di jaman digital saat ini. Seperti memposting aktivitas anak sehari-hari . Hal tersebut sebenarnya dapat memicu tindakan kejahatan di dunia maya atau nyata. Karena para penjahat atau oknum tak bertanggungjawab bisa memantau aktifitas anak anda dan anda sendiri sehari-hari.
Fungsi media sosial sebagai media publisitas online menjadi sangat penting saat ini. Sebuah foto atau video dalam waktu singkat bisa tersebar luas ke seluruh penjuru bumi dengan cepat. Suatu berita dapat tersebar luas dalam waktu singkat. Tak ada yang rahasia lagi dalam aktifitas manusia. Bagi sebagian orang, media sosial menjadi gaya hidup yang tak bisa dilepaskan dari keseharian hidup.
Bagi orangtua yang sering menggunakan media sosial di hp kerapkali mempergunakannya untuk publisitas anak di media sosial dan mempublikasikan kegiatan anaknya sehari-hari. Seperti sedang belajar di rumah, bermain di rumah, posisi tidur anak, kegiatan anak makan di rumah, saat berpiknik di lokasi wisata, bekerja di rumah membantu ibu dan ayah dan lain sebagainya.
Kegiatan anak tersebut diabadikan oleh orang tua dalam bentuk kamera maupun video. Kemudian orangtua mempublikasikan di media sosial hingga bisa disaksikan banyak orang dengan cara memposting kegiatan anak tersebut.
Hal tersebut membuat orangtua bersangkutan bisa membuat dirinya tak bisa lepas dari hp yang dimilikinya.Setiap anak memulai aktifitas maka segalanya di foto dan direkam yang langsung diterbitkan di medsos. Orang tua menjadi karyawan media sosial.
Sementara itu, memposting anak di sosial media tidak terlepas dari rasa bangga orangtua kepada anaknya sendiri. Aktifitas orang tua seperti itu dinamakan juga sharenting.
Publisitas anak di media sosial akan menimbulkan banyak tanggapan dari para pengguna media sosial yang lain. Terutama dari kalangan orangtua lainnya yang dikenal dan anak itu sendiri. Yang paling umum tanggapan orang berupa like, dislike, komentar positif maupun komentar negatif dan lain-lain.
Berikut ini beberapa bahaya publisitas anak di media sosial yang sebaiknya orang tua ketahui.
Pada dasarnya orangtua yang memposting kegiatan anaknya di media sosial telah melakukan pelanggaran terhadap anak yaitu hak privasi anak. Apalagi orang tua melakukannya tanpa seijin dan sepengetahuan anak.
Hal tersebut akan membuat sang anak merasa hak privasinya direndahkan atau tidak dihargai oleh orangtuanya sendiri sama sekali. Itulah bahaya pertama dari kegiatan publisitas anak di media sosial yang melanggar hak privasi anak.
Kegiatan orangtua memposting anak dengan segala kegiatannya di sosial media dapat juga memicu atau mengundang datangnya kehadiran predator anak. Seorang predator anak akan mudah melakukan mengetahui calon korban mengenai lokasi anak dan aktifitas yang biasa dilakukan oleh anak.
Segala data yang bersangkutan tentang anak tersebut dapat diketahui secara lengkap. Yang meliputi nama anak, kelas berapa, tempat tinggal anak, nama sekolah anak, jam datang ke sekolah, jam pulang sekolah, jam berangkat les, jam bermain anak, dan lain sebagainya.
Semua itu dapat diketahui oleh siapa saja termasuk orang yang berniat berbuat jahat pada anak. Contohnya predator anak, penculik anak dll. Beberapa foto atau video anak di media sosial bisa dipergunakan oleh orang tak bertanggung jawab untuk aktifitas yang negatif dan melanggar hukum agama dan negara.
Oleh sebab itu, dengan melihat beberapa bahaya dari kegiatan memposting anak di sosial media maka orangtua perlu menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Apalagi dilakukan secara sembarangan di media sosial.
Bagaimana sih hukum pamer anak dalam Islam? Agama Islam memandang sikap pamer anak yag dilakukan oleh orangtua di media sosial adalah sikap tidak terpuji dan dilarang dalam agama Islam. Niat pamer disebut juga dengan berbuat riya untuk mempertunjukan kelebihan apa yang dimiliki.
Itu semua tentunya bisa berdosa. Hingga hukum pamer anak dalam Islam adalah haram. Menjadi berdosa apabila dilakukan oleh orangtua. Dan akan menjadi suatu pahala apabila ditinggalkan oleh orangtua.
Beberapa lembaga organisasi Islam seperti MUI, Muhammadiyah, NU dan Persis menyepakati hukumnya haram pamer anak dalam Islam yang dilakukan oleh orangtua di media sosial.
Karena hal tersebut dapat mengancam keselamatan anak dan orangtua selama hidupnya dari orang yang tidak bertanggung jawab serta menimbulkan tindakan atau perbuatan jahat dari orang lain.
Kegiatan yang dilakukan oleh orangtua yang suka mengabadikan anaknya berupa foto kemudian membagikannya di sosial media bisa menimbulkan efek bahaya atau negatif bagi bayi atau anak tersebut. Apalagi dalam keadaan bayi yang masih kecil.
Berikut ini beberapa efek bayi sering difoto, antara lain :
Efek bayi sering difoto adalah bisa oknum tak bertangggung jawab melakukan pencurian identitas anak. Kemudian identitas anak tersebut disalahgunakan untuk kepentingan yang melanggar aturan norma dan perundangan.
Hal itu sangat jelas efek buruk dari bayi sering difoto dan mempublikasikan di media sosial. Berdasarkan hasil riset dari pihak kepolisian bahwa foto-foto bayi yang disalahgunakan oleh para penjahat umumnya berasal dari foto bayi yang diupload di media sosial.
Efek bayi sering difoto kemudian diposting di media sosial juga berefek pada pelanggaran hak privasi anak sejak kecil. Sang anak setelah dewasa akan mengikuti hal negatif tersebut. Oleh sebab itu berkaitan efek bayi sering difoto sangat merugikan bayi dan orangtua itu sendiri. Sehingga sudah sepantasnya kegiatan tersebut yakni memposting anak di media sosial berupa foto atau video dihentikan selamanya untuk menjaga keamanan anak.
Kecerdasan linguistik merupakan salah satu dari berbagai jenis kecerdasan dalam teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence)…
Jenjang pendidikan dokter merupakan tahapan pendidikan yang harus dilalui dan diperlukan untuk menghasilkan para profesional…
Jurusan di sekolah penerbangan cukup beragam sesuai dengan kebutuhan industri penerbangan yang makin meningkat. Namun…
Kecerdasan kinestetik pada dasarnya merupakan bagian dari teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh Howard Gardner.…
Kuliah peternakan saat ini menjadi salah satu pilihan yang semakin popular dan menarik minat para…
Komunitas guru umumnya memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pendidikan dan pengembangan profesional para…