Peran mahasiswa sebagai agent of change merupakan satu dari 5 peran yang dimiliki oleh mahasiswa di dalam masyarakat. Tidak hanya bertugas menjalani kewajiban sebagai mahasiswa di kampus yaitu belajar, mengerjakan tugas dan hal-hal akademis lainnya. Mahasiswa juga memiliki peran yang memiliki nilai penting bagi masyarakat.
Menjadi mahasiswa adalah tahapan dimana generasi muda Indonesia dipersiapkan agar bisa terjun dan mengabdi di masyarakat berdasarkan keilmuan yang dipelajari selama masa kuliah. Peran ini sangat penting bagi lingkungan dan masyarakat sebab dari mahasiswa inilah diharapkan kelak masa depan dan kemajuan bangsa ini digantungkan. Sebagai agent of change artinya mahasiswa adalah agen yang diharapkan dapat membawa perubahan di lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Pendidikan
Sebagai titik tertinggi, mahasiswa harus memiliki pemikiran kritis dan peka terhadap masalah apa yang dihadapi di masyarakat, kemudian menyampaikan pendapatnya dan turut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Itulah peran sebagai agent of change.
Permasalahan yang terjadi di masyarakat pun sangat beragam. Maka dari itulah sebagai agent of change, mahasiswa harus memanfaatkan keilmuan yang dipelajarinya selama belajar di kelas untuk diterapkan di tengah masyarakat. Salah satu peran itu adalah peran mahasiswa sebagai agent of change dalam pendidikan. Sebagaimana diketahui bersama, masalah pendidikan yang dihadapi di Indonesia ini begitu banyak. Lantas apa saja peran yang diberikan oleh mahasiswa sebagai agen perubahan tersebut?
Berperan Aktif dalam Proses Pembelajaran
Untuk bisa menjadi agent of change atau agen perubahan di masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, tentu mahasiswa harus memiliki bekal yang cukup. Bekal yang dimiliki ini nantinya berguna untuk menganalisa apa saja permasalahan pendidikan yang dialami di tengah masyarakat. Setelah itu, baru dapat bersama-sama mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Hal tersebut hanya bisa terwujud jika mahasiswa memiliki bekal keilmuan yang cukup. Maka dari itu, peran mahasiswa sebagai agent of change yang paling mendasar adalah berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini tidak hanya tentang mendengarkan apa yang dijelaskan oleh dosen. Selain itu jika merasa belum memiliki bekal ilmu yang cukup, dapat belajar melalui les privat mahasiswa dari edumaster untuk mata kuliah pilihan yang masih dianggap sulit.
Lebih dari itu, partisipasi aktif mahasiswa saat proses pembelajaran lebih dibutuhkan. Partisipasi aktif ini menunjukkan bahwa ilmu dan materi yang diberikan oleh dosen benar-benar dipahami dengan baik. Ini adalah langkah awal untuk bisa melangkah menuju pada sebuah perubahan yang bersifat positif.
Sebagai agen perubahan, peran mahasiswa tidak akan bisa maksimal apabila tidak mendapatkan apapun dari apa yang dipelajari di kelas. Jika demikian, maka ketika sudah terjun ke masyarakat mahasiswa juga tidak akan bisa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Maka, peran sebagai agen perubahan menuju hal yang lebih baik pun tidak bisa dilakukan oleh mahasiswa.
Menyampaikan Ide dan Pemikiran yang Solutif Atas Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Saat berperan aktif dalam proses pembelajaran, mahasiswa juga akan diajak untuk lebih peka dan berpikir kritis terhadap kondisi lingkungannya, termasuk kondisi pendidikan. Dalam proses pembelajaran tersebut, mahasiswa akan diajak untuk terjun ke masyarakat dan melihat kondisi pendidikan secara langsung, melalui instansi yang menaunginya yaitu universitas.
Setelah terjun langsung dan melihat permasalahan pendidikan yang dihadapi masyarakat, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis atas masalah apa yang dihadapi. Mahasiswa kemudian juga dituntut untuk berpikir kritis akan solusi apa yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Nah, inilah peran mahasiswa sebagai agent of change dalam pendidikan selanjutnya. Mahasiswa berperan dalam menyampaikan aspirasi, inovasi, ide dan pemikiran apapun yang berkaitan dengan pendidikan dan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut kepada pihak atau instansi terkait.
Mahasiswa sebagai agent of change harus bisa berpikir kritis dan mencari jalan terbaik untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran tersebut. Cara penyampaian pun harus diperhatikan. Sebagai kelompok masyarakat berpendidikan, mahasiswa juga harus bisa menyampaikan pemikiran tersebut dengan cara yang baik. Dengan begitu, aspirasi dan pemikiran tersebut nantinya bisa diterima bahkan jika mungkin direalisasikan.
Terjun Langsung ke Masyarakat untuk Memberikan Kontribusi di Bidang Pendidikan
Satu lagi peran yang bisa dilakukan mahasiswa sebagai agent of change di bidang pendidikan adalah dengan terjun langsung dan memberikan kontribusi pendidikan ke masyarakat. Sudah umum diketahui bahwa masalah pendidikan di Indonesia sangat beragam dan begitu kompleks. Turun langsung dan berkontribusi di bidang pendidikan ini mungkin bisa menjadi salah satu awal dari perubahan untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa dalam menjalankan perannya ini. Mulai dari mendirikan organisasi atau komunitas yang bergerak di bidang pendidikan hingga terjun langsung menjadi relawan pendidik di daerah terpencil dan daerah perbatasan dengan akses pendidikan minim. Semua itu bisa dilakukan asal mahasiswa memiliki kemauan, kemampuan dan tentu kerjasama dengan sesama mahasiswa lain.
Ada pula cara lain yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk berkontribusi dalam menjalankannya sebagai agent of change. Jika mengabdi untuk pendidikan anak-anak di daerah tertinggal terlalu berat, bisa memulai dengan membuka perpustakaan atau rumah baca untuk menumbuhkan minat baca anak-anak Indonesia.
Besar atau sekecil apapun kontribusi yang diberikan oleh mahasiswa dalam menjalankan perannya sebagai agent of change, maka hal tersebut pasti memberi dampak bagi pendidikan di Indonesia. Syukur, jika tindakan atau kontribusi kecil tersebut dapat menggerakkan lebih banyak orang untuk melakukan hal yang sama.
Jika hal tersebut terjadi, maka peran mahasiswa sebagai agent of change pun tercapai. Mahasiswa menjadi agen dalam membuat perubahan yang memberi dampak positif. Dari kontribusi kecil, kemudian dapat menggerakkan lebih banyak orang untuk melakukan tindakan yang sama. Jika hal positif ini dilanjutkan dan dikembangkan, maka bukan tidak mungkin jika di tangan mahasiswalah pendidikan di Indonesia bisa diubah ke arah yang lebih baik.
Menjadi Pengontrol Kebijakan Pendidikan yang Dikeluarkan oleh Pemerintah
Mahasiswa sebagai agent of change harus memiliki pemikiran yang kritis. Pemikiran kritis ini diperlukan agar bisa menjalankan perannya sebagai agent of change. Salah satunya adalah dengan pemikiran kritis tersebut, mahasiswa dapat menilai setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah di bidang pendidikan.
Dengan pemikiran kritisnya, mahasiswa dapat mengontrol setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal pendidikan. Apakah kebijakan tersebut sesuai dengan amanat undang-undang atau tidak,apakah kebijakan tersebut diperlukan di era pendidikan terkini, dan yang paling penting apakah kebijakan tersebut dapat menjadi solusi atas permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Semua peran mahasiswa sebagai agent of change ini tidak akan bisa terpenuhi jika mahasiswa tidak memiliki pemikiran yang kritis.
Kemudian, jika kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai, sebagai pengontrol mahasiswa berkewajiban untuk mengingatkan dan mengeluarkan pendapatnya atas kebijakan tersebut. Tanpa adanya mahasiswa yang mengontrol kebijakan tersebut, pemerintah sebagai pembuat kebijakan tidak akan tahu apa yang salah dan apa yang kurang dari kebijakan yang dibuat tersebut.
Contoh Nyata Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Secara teori, peran mahasiswa sebagai agent of change sudah dijelaskan dalam beberapa poin di atas. Namun, bagaimana dengan tindakan nyata yang dilakukan? Sudah banyak contoh tindakan nyata yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai agen perubahan di bidang pendidikan. Beberapa diantaranya bahkan sudah membawa dampak besar, baik bagi individu maupun bagi masyarakat secara luas. Berikut beberapa contohnya.
Banyaknya Komunitas Berbasis Pendidikan yang Didirikan oleh Mahasiswa
Sebagai agen perubahan, sudah banyak tindakan nyata yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menunjukan kontribusinya dalam memulai untuk membawa pendidikan di Indonesia berjalan ke arah yang lebih baik. Salah satu contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan di bidang pendidikan adalah terbentuknya komunitas-komunitas relawan yang berbasis pendidikan.
Komunitas-komunitas tersebut dibentuk dengan satu tujuan yang sama, yaitu untuk mengabdikan diri bagi pendidikan di Indonesia dan untuk memberikan kesempatan belajar untuk anak-anak Indonesia yang kurang beruntung. Kegiatan yang dilakukan pun sangat beragam, sebagaimana yang sudah sedikit disinggung sebelumnya.
Mulai dari kegiatan yang sifatnya sederhana hingga kegiatan-kegiatan yang cukup berat, seperti mengabdi untuk menjadi guru relawan di daerah-daerah terpencil. Semua tindakan nyata ini dilakukan semata-mata dengan tujuan sama, agar anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang sama.
Selain itu, tindakan nyata lainnya dilakukan dalam bentuk materi. Mulai dari mengumpulkan dana untuk membantu pembangunan sekolah dan perpustakaan, membeli buku bacaan, hingga memberikan beasiswa untuk siswa berprestasi yang tidak mampu secara materi.
Tindakan-tindakan tersebut hanya beberapa contoh tindakan nyata yang bisa diberikan oleh mahasiswa sebagai kelompok di masyarakat yang dianggap memiliki akses lebih mudah terhadap ilmu pengetahuan. Dengan melakukan kegiatan tersebut, maka ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh para mahasiswa ini kemudian bisa disalurkan lagi secara luas.
Turun ke Jalan Sebagai Upaya Penolakan Kebijakan Pemerintah
Sebagai kelompok yang dianggap memiliki akses lebih mudah terhadap ilmu pengetahuan, mahasiswa dituntut untuk bisa kritis terhadap segala hal, termasuk terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Tindakan selanjutnya yang menjadi contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan adalah dengan turun langsung ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dan penolakan atas kebijakan pemerintah yang tidak memuaskan. Tindakan ini adalah contoh yang paling ekstrem yang dilakukan oleh mahasiswa dalam perannya sebagai ‘penyambung lidah’ antara masyarakat dengan pemerintah.
Tentu saja, sebelum melakukan tindakan ini, mahasiswa sudah menempuh jalan lain yang lebih baik untuk menyampaikan aspirasi sekaligus penolakan terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Mulai dari mengirim surat ke pemerintah melalui instansi terkait, melakukan diskusi dan dialog terbuka dan yang paling ekstrem adalah turun ke jalan.
Tindakan ini biasanya diambil apabila dua cara sebelumnya tidak ampuh untuk menyampaikan aspirasi dan penolakan terhadap kebijakan pemerintah. Dengan cara ini, mahasiswa sebagai agent of change berupaya menyalurkan aspirasi yang juga aspirasi masyarakat secara umum. Harapannya, aspirasi mereka didengarkan sehingga bisa membawa perubahan agar kebijakan yang dibuat bisa lebih baik dan lebih berpihak pada rakyat.
Nah, itu tadi adalah penjelasan singkat dan jelas tentang maksud mahasiswa sebagai agent of change, tentang apa saja perannya dan contoh tindakan nyata apa yang sudah dilakukan dalam perannya sebagai agen perubahan. Dengan penjelasan ini semoga bisa membangkitkan kesadaran kepada para mahasiswa bahwa perubahan itu bisa terjadi asalkan ada tindakan nyata.