Umum

Perlawanan Rakyat Aceh: Latar Belakang dan Strateginya

Perlawanan rakyat Aceh terhadap pemerintah kolonial Belanda tak terlepas dari perilaku bala tentara penjajah yang melakukan penindasan terhadap rakyat Aceh. Belanda merasa berkuasa atas kekayaan hasil bumi rakyat Aceh.

Melihat sikap Belanda itu membuat rakyat Aceh benci dan muak. Sehingga melahirkan banyak kebencian di hati rakyat Aceh. Pada akhirnya sebagian tokoh Aceh menyerukan gerakan perlawanan terhadap penjajah Belanda yang lalim.

Rakyat Aceh merasakan sendiri bagaimana rasanya yang sangat menyakitkan dijajah oleh Belanda. Yang mejadi penguasa Aceh kala itu bukan bangsa pribumi Aceh. Tapi bangsa penjajah yang berusaha meraup kekayaan dari tanah Aceh yang subur.

Perjuangan Perlawanan Rakyat Aceh

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda dimulai pada tahun 1873. Lebih tepatnya sesudah dilakukan penandatanganan Traktat atau Perjanjian Sumatera di tahun 1871.

Foto: Wikipedia

Perlawanan rakyat dalam perang Aceh sangat gigih. Hingga perang Aceh berlangsung sengit dan memakan  waktu sangat lama. Ribuan korban jiwa menjadi saksi keganasan pada peristiwa perang Aceh. Salah satunya Jenderal Belanda bernama J.H.R Kohler yang tewas dalam peristiwa perang Aceh.

Kemakmuran yang dijanjikan oleh bangsa penjajah hanyalah omong kosong. Justru kesengsaraan dan kemiskinan serta kebodohan yang dialami oleh rakyat Aceh. Oleh karena itu, dengan  kondisi demikian yang terjadi membuat tokoh-tokoh masyarakat Aceh beraksi dengan melancarkan perlawanan. Seperti Teuku Umar.

Teuku Umar mengajak rakyat Aceh untuk melawan penjajahan Belanda di Aceh dan mengusirnya. Upaya diplomasi tidak berhasil dilakukan oleh tokoh Aceh hingga terjadilah tindakan fisik pengusiran penjajah Belanda. Namun dengan senjata lebih canggih membuat peperangan dapat dimenangkan oleh pihak Belanda.

Tapi tidak semudah itu, Belanda dalam memenangkan perang Aceh. Karena Belanda juga nyaris kalah dalam perang Aceh. Namun berkat strategi yang tepat dan bantuan melimpah  dapat membuahkan kemenangan.

Hikmah Perlawanan Rakyat Aceh

Perang Aceh yang digelorakan oleh masyarakat Aceh menjadi pencetus dan memberikan ide semangat dan inspirasi bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia dalam melawan penjajahan. Seperti yang dilakukan pada perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Sultan Hairudin dan Kapitan Pattimura.

Namun Belanda dengan bantuan bala tentara dari Jawa membuat pertahanan Belanda semakin kuat. Pada akhirnya Belanda dapat mengatasi perlawanan rakyat Aceh dengan baik. Namun perang Aceh yang berlangsung sangat lama membuat Belanda kewalahan juga dalam segi makanan dan biaya peperangan.

Kerugian bukan hanya didapatkan oleh pihak Belanda yakni rugi dari segi rrmateri. Tapi juga kerugian dari kematian orang-orang Belanda yang tewas pada Perang Aceh. Yang dimulai dari prajuritnya sampai jenderalnya.

Seperti halnya perlawanan rakyat Maluku, perang Aceh juga menginspirasi rakyat dari daerah lain untuk melakukan hal yang sama yakni mengusir penjajah.

Penyebab Perang Aceh

Kedatangan pasukan Belanda di Aceh mempunyai misi tersendiri. Misinya yaitu menguasai kesultanan Aceh. Disebabkan pada waktu itu, kesultanan Aceh mempunyai posisi yang strategis sekali seiring telah dibukanya Terusan Suez.

Foto: Wikipedia

Belanda pun tiba di Aceh setelah sebelumnya menaklukan kesultanan Deli lewat perjanjian Siak. Namun ketika sedang berlayar di perairan Aceh, kapal-kapal perahu Belanda telah melanggar batas wilayah. Sehingga pasukan Aceh bertindak tegas dengan menenggelamkan perahu Belanda. Ketegangan Kesultanan Aceh dan Belanda pun semakin meningkat.

Sejarah pendudukan Belanda di Aceh tidak diterima secara baik oleh masyarakat Aceh dan kesultanannya. Hal itu tak terlepas dari sikap Belanda yang mempunyai niat untuk menguasai dan menjajah Aceh. Tindakan Belanda juga sewenang-wenang terhadap penduduk Aceh.

Oleh sebab itu, timbul banyak kekurang setujuan terhadap keberadaan Belanda di Aceh. Hal itu dialami oleh rakyat Aceh beserta kesultanan Aceh dibawah Sultan Iskandar Muda. Tak berlangsung lama, perlawanan rakyat Aceh dalam mengusir penjajah Belanda dimulai. Dengan dibantu kekuatan militer dari bala tentara kerajaan Aceh maka rakyat Aceh menyerang benteng pertahanan Belanda.

Perang Aceh pun meletus di tahun 1873. Hal tersebut berlangsung sampai tahun 1904. Sehingga dalam masa 31 tahun, perang Aceh berkecamuk. Yang menjadi akhir cerita dari perang Aceh adalah kemenangan diraih oleh Belanda secara fisik. Ditambah lagi kesultanan Aceh dibubarkan oleh Belanda. Sehingga Aceh benar-benar dikuasai oleh Belanda.

Karakteristik Perlawanan Rakyat Aceh

Perlawanan rakyat Aceh dalam perang Aceh melawan penjajah Belanda mempunyai ciri dan karakteristiknya. Berikut ini karakteristik dari perang Aceh, antara lain:

1.Berlangsung Lama

Salah satu karakteristik perlawanan rakyat Aceh adalah perang Aceh memakan waktu yang sangat lama. Tercatat dalam sejarah perang Aceh berlangsung dari tahun 1873 sampai bulan Februari 1904. Jika dihitung sudah lebih dari 30 tahun lebih rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Adapun yang menjadi penyebab perang Aceh berlangsung lama adalah faktor kekeluargaan di masyarakat yang sangat tinggi. Sehingga terjadinya sikap saling tolong menolong diantara para pejuang Aceh. Disamping itu, perlawanan rakyat Aceh didukung oleh jiwa pantang menyerah rakyat Aceh dan kegigihannya dalam mengusir penjajah Belanda sampai titik darah penghabisan.

2.Kekompakan Rakyat Aceh

Kalangan tua maupun muda di masyarakat Aceh saling bahu membahu mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Hal tersebut bertujuan semata-mata untuk mengusir penjajah Belanda untuk pergi dari tanah Rencong.

Foto: Wikipedia

Namun Belanda enggan untuk meninggalkan Aceh yang dipenuhi kekayaan rempah-rempah. Hingga terjadilah perang Aceh yang dahsyat yang mengakibatkan banyak prajurit dari kedua belah pihak tewas.

Adapun prajurit yang tewas di pihak rakyat Aceh dinilai mati syahid dalam mempertahankan hak dan menghilangkan kezaliman dan kemungkaran.

3.Atas Nama Agama Islam

Karakteristik perlawanan rakyat Aceh berikutnya adalah berdasarkan nilai agama Islam yakni jihad fi sabilillah.

Latar Belakang Perlawanan Rakyat Aceh

Adapun latar belakang perlawanan rakyat Aceh atau peristiwa perang Aceh disebabkan banyak faktor. Berikut ulasannya.

1.Ketidaksukaan rakyat Aceh terhadap kedatangan Belanda

Belanda datang ke Indonesia untuk menjalankan misi yaitu mencari harta benda, menyebarkan agama dan mencari kejayaan. Kedatangan bala tentara Belanda tentu dengan membawa budayanya masing-masing. Budaya barat yang dibawanya kadang berlawanan atau tidak sesuai syariat Islam. Hal itu  membuat rakyat Aceh tak menyukai kedatangan bala tentara Belanda di Aceh. Hingga terjadilah Perang Aceh melawan penjajah Belanda.

2.Menjajah Aceh

Latar belakang perlawanan rakyat Aceh dan yang membuat rakyat berontak melawan Belanda adalah tujuan Belanda datang ke Aceh untuk menjajah. Sedangkan penjajahan membuat aktifitas rakyat Aceh terbelenggu. Apalagi agama yang dianut oleh tentara Belanda berlainan dengan agama yang dianut oleh rakyat Aceh yakni Islam.

3.Membawa misi dagang VOC

Kedatangan Belanda ke Aceh disertai dengan misi dagang VOC. Segala hasil bumi rakyat Aceh dirampas untuk dibawa ke Belanda. Sepeti rempah-rempah.

Itulah latar belakang terjadinya perlawanan rakyat Aceh. Semua itu dilakukan demi untuk mengusir penjajah Belanda di Aceh. Pada intinya, rakyat Aceh sejak dari dulu sudah menentang adanya penjajahan di Aceh. Kedatangan Belanda hanya membawa dampak buruk bagi rakyat Aceh. Karena budaya Barat atau Belanda yang berlainan dengan budaya Aceh yang islami.

Foto: Wikipedia

Periodisasi Perang Aceh

Perang Aceh berlangsung dari tahun 1873 sampai tahun 1904. Waktu yang panjang tersebut dalam perang Aceh menjadikan perang Aceh termasuk salah satu perang terlama di dunia.

Berkaitan dengan periodisasi Perang Aceh yang lama tersebut terbagi ke dalam 4 periode. Berikut ini empat periodisasi perlawanan rakyat Aceh, yaitu:

1.Tahun 1873 sampai 1874

Periodisasi Perang Aceh yang pertama berlangsung pada tahun 1873 sampai 1874. Pada waktu itu, pasukan kesultanan Aceh dibantu rakyat Aceh bersama-sama melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda yang dipimpin langsung oleh Sultan Mahmud Syah dan Panglima Polim.

Sedangkan pada waktu itu, pasukan Belanda berjumlah 3 ribu prajurit dipimpin langsung oleh jenderal Kohler. Kedua kubu beradu kekuatan di Medan tempur. Pertempuran berlangsung sengit. Sampai pada tanggal 14 April 1873 akhirnya jenderal Kohler ditemukan tewas terbunuh oleh pasukan Aceh. Pasukan Belanda pun menyerah. Peperangan Aceh pada masa pertama ini dimenangkan oleh rakyat Aceh.

2.Tahun 1874 hingga 1880

Periodisasi kedua dari perang Aceh berlangsung dari tahun 1874 hingga 1880. Pasukan perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tuanku Muhammad Dwood. Sedangkan dari pihak Belanda, pasukannya dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten.

Pada periode kedua ini, perang Aceh dimenangkan  oleh pasukan Belanda. Pada tanggal 26 Januari 1874, Istana Kesultanan Aceh sukses dikuasai oleh Belanda sepenuhnya.

3.Tahun 1881 hingga1896

Perang Aceh bergulir pada tahun 1881 sampai tahun 1896. Masa ini disebut periodisasi Perang Aceh yang ketiga. Periode ketiga perang Aceh berbeda dengan periode sebelumnya, yakni periode  kesatu dan kedua yang berperang secara total. Pada fase ini, rakyat Aceh melakukan perlawanan kepada Belanda secara bergerilya. Adapun yang menjadi pimpinannya kala itu adalah Teuku Umar.  Kemudian dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Cik DiTiro dan tokoh Aceh lainnya

4.Tahun 1896 sampai 1910

Terakhir, periodisasi Perang Aceh adalah antara tahun 1896 sampai 1910. Pada masa periode keempat pada perang Aceh ini  terjadi peperangan secara sporadis. Rakyat Aceh melawan Belanda tanpa adanya perintah terencana dari pemerintahan Aceh di pusat.

Strategi Belanda Mengatasi Perlawanan Rakyat Aceh

Namun bukan hanya dari pihak rakyat Aceh saja yang melakukan strategi dalam memenangkan perlawanannya terhadap Belanda. Tapi Belanda juga mempunyai strategi dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh.

Christiaan Snouck Hurgronje – Foto: Wikipedia

Berikut ini strategi-strategi Belanda dalam mengadapi perlawanan rakyat Aceh yang sangat gigih.

  1. Mendatangkan pengamat. Salah satu upayanya adalah dengan mendatangkan orientalis barat bernama Snouck Hurgronye. Lewat analisis Snock dapat ditarik  kesimpulan yang membuat semangat rakyat Aceh sangat tinggi dalam perang Aceh adalah faktor agama Islam yang diyakini. Agama Islam menganggap bentuk perlawanan terhadap penindasan dan penjajahan atau kezaliman merupakan sebuah jihad besar yang mempunyai nilai pahala sangat besar di sisi Allah SWT.
  2. Melakukan adu domba
  3. Menjauhkan nilai-niai ajaran agama Islam dari kehidupan sehari-hari penduduk Aceh. Seperti Al Quran tidak boeh diterjemahkan dan dimengerti isi kandungannya.
  4. Memberikan hukuman yang lebih berat kepada orang yang melawan pemerintah kolonial Belanda.

Strategi Perlawanan Rakyat Aceh

Adapun strategi yang digunakan dalam perlawanan rakyat Aceh adalah perang gerilya. Hal tersebut  memicu pihak Belanda kehabisan dengan sumber daya yang dimilikinya. Strategi tersebut nyaris berhasil.

Berikut ini strategi-strategi perlawanan rakyat Aceh dalam mengusir penjajah Belanda yang meliputi:

1.Menjaga persahabatan dan kekeluargaan

Untuk mendukung kebehasilan perlawanan, rakyat Aceh menjalin hubungan persahabatan dengan orang-orang beragama Islam di sekitarnya. Tak cukup hanya disitu. Tapi rakyat Aceh juga memperkuat hubungan kekeluargaan. Sehingga sanak kerabat dilibatkan membantu rakyat Aceh yang sedang berjihad atau mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Adapun bentuknya bisa berupa pasokan logistik makanan dan minuman yang memadai setiap hari kepada pejuang perang Aceh.

2.Menerapkan sistem gerilya

Strategi perlawanan rakyat Aceh yang dilakukan terhadap Belanda dijalankan secara gerilya. Rakyat Aceh berpindah-pindah tempat dalam melakukan aksinya. Dari satu hutan pindah ke hutan lainnya. Sehingga keberadaan para pejuang Aceh tak mudah dideteksi oleh pihak Belanda.

Akhir Perlawanan Rakyat Aceh

Tahukah kalian bagaimana akhir perlawanan rakyat Aceh? Kedatangan Portugis ke Aceh membawa dampak buruk bagi rakyat dan kerajaan Aceh. Karena semenjak kehadiran Portugis, rakyat medapatkan perlakuan tak manusiawi dalam perdagangan rempah-rempah dengan Portugis.Hal tersebut memicu pelawanan dari rakyat dan kerajaan Aceh.

Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda yang pada saat itu raja dari kesultanan Aceh yang berkuasa sejak 1607 sampai 1636. Pada masa pemerintahannya, negeri Aceh mendapatkan kemakmuran. Namun semenjak kedatangan Portugis membuat ketenangan para penduduk Aceh terganggu. Kesewenangan terjadi. Hal itulah yang membuat dirinya melakukan perlawanan terhadap Portugis.

Portugis yang berniat menjajah negeri Maluku sudah bersedia menghadapi keadaan terburuk. Langsung saja, sesuai rencana pada tahun 1629, armada laut kerajaan Aceh yang membawa 800 prajurit berangkat ke Malaka untuk mengalahkan dan mengusir Portugis. Akan tetapi penyerangan tersebut berakhir gagal.

Kegagalan penyerangan tersebut membuat hubungan kesultanan Aceh dan Portugis semakin renggang. Pernah satu kali Portugis menyerang kerajaan kesultanan Aceh. Namun mengalami kegagalan juga. Kemudian di tahun 1641, kedatangan bala tentara Belanda ke Nusantara membuat Malaka dikuasai oleh Belanda dengan VOCnya.

Foto: Wikipedia

Akhir perlawanan rakyat Aceh melawan Portugis berkesudahan  tidak ada yang kalah dan menang. Karena serangan dari kedua kubu mengalami kegagalan. Namun akhir perang Aceh melawan Belanda, pihak rakyat Aceh mengalami kekalahan. Karena pada akhirnya Belanda menguasai sepenuhnya kesultanan Aceh.

Hal tersebut bermula dari  kedatangan tentara Belanda tidak jauh dari niat busuknya untuk menjajah Indonesia. Sehingga perlawanan rakyat dan kerajaan Aceh beralih dari asalnya ke Portugis menjadi perlawanan terhadap Belanda.

Berbagai gerakan perlawanan terhadap tentara Belanda terus bermunculan di Aceh. Belanda pun kewalahan sampai harus mendatangkan prajurit tambahan dari pulau Jawa. Akhir dari perang Aceh melawan Belanda sama seperti perang dengan Portugis yang berakhir kegagalan dari pihak rakyat Aceh. Para pemimpin perang Aceh satu persatu ditangkap dan dihukum hingga meninggal dunia. Salah satunya Cuk Nyak Dien.

Demikianlah ulasan sejarah perlawanan rakyat Aceh yang sangat heroic. Penting bagi kita mengenal latar belakang, periodisasi hingga strategi yang digunakan untuk melawan penjajahan Belanda di tanah rencong. Untuk memperdalam pelajaran sejarah ini kalian bisa mengikuti tambahan pelajaran les privat yang terdekat di lokasi kalian.

Yusuf C

Recent Posts

Kuliah Apoteker: Materi, Prospek Kerja dan Rekomendasi Kampus di Jakarta

Kuliah apoteker bisa menjadi pilihan yang menarik khususnya bagi mereka yang memang tertarik untuk berkarir…

57 menit ago

Contoh Teks Pidato Hari Pahlawan yang Menginspirasi

Contoh teks pidato Hari Pahlawan ada banyak dan bisa dengan mudah kita temukan di internet.…

1 hari ago

Hari Kesaktian Pancasila: Sejarah, Makna dan Para Tokohnya

Hari Kesaktian Pancasila merupakan momentum yang sangat penting untuk merenungkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, semangat…

2 hari ago

Organisasi Pelajar di Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya!

Organisasi pelajar di Indonesia dapat menjadi lingkungan yang sangat berharga bagi siswa, pelajar atau mahasiswa…

3 hari ago

Youtube Kids: Pengertian dan Perbedaannya dengan Youtube Biasa

Youtube Kids memang kalah popular ketimbang Youtube biasa. Layanan khusus untuk anak-anak ini sebenarnya sangat…

4 hari ago

25 Film Netflix Untuk Anak, Ini Rekomendasinya yang Terbaik!

Film netflix untuk anak ada banyak sekali pilihannya. Apalagi di era digital saat ini, layanan…

5 hari ago