Mengajarkan toleransi kepada anak sejak dini ternyata besar sekali manfaatnya. Terutama dalam menjaga dan menjalin hubungan baik dengan sesama manusia beserta beragam perbedaannya. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka manusia bisa untuk belajar saling mengenal dan menghargai.

Toleransi adalah suatu sikap terpuji berupa tenggang rasa atau menghormati dengan segala perbedaan yang ada. Contohnya perbedaan agama, suku, ras, budaya dan adat istiadat. Untuk menghadapi keberagaman agama diperlukan sikap toleransi yang disebut dengan toleransi beragama.

Definisi toleransi menurut para ahli adalah suatu perbuatan yang terbuka dan menghargai dengan segala perbedaan. Sebab perbedaan pastinya ada dalam kehidupan manusia. Yang salah satunya tak terlepas dari pengalaman yang didapatkan berbeda maupun takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Seorang anak tentunya akan melihat banyaknya perbedaan yang ada pada orang-orang di sekelilingnya. Misalkan teman-teman yang berasal dari suku dan budaya yang berbeda-beda. Seperti suku Jawa, Sunda, Melayu, Minang, Dayak, Bugis dll. Perbedaan tersebut harus disikapi dengan baik oleh anak. Dengan cara orangtua mengajarkan sikap toleransi pada anak.

Toleransi kepada anak yang harus diajarkan pertama kali adalah toleransi dalam beragama. Beritahukan pada anak bahwa di Indonesia ada enam agama yang diakui. Setiap orang diberikan kebebasan memilih agama. Sehingga setiap orang mempunyai agama berdasarkan keyakinannya yang berbeda-beda.

mengajarkan toleransi kepada anak

Sang anak akan menyadari bahwa teman-temannya ada yang berbeda agama dengannya. Misalkan sang anak beragama Islam. Sedangkan teman atau orang lain di sekitarnya mungkin beragama yang berbeda. Seperti Kristen atau Konghucu. Orangtua mengajarkan pada anak agar menghormati agama temannya yang berbeda tersebut.

Yang paling sering ditemui oleh anak dari segi perbedaan di sekolah ataupun lingkungan sekitarnya adalah perbedaan etnis. Logat setiap orang berbeda-beda tergantung jenis etnis yang disandangnya. Begitu pula orangtua bisa mengajarkan toleransi pada anak agar anak bisa menghargai setiap perbedaan di lingkungan sekitarnya dari segi etnis.

Walaupun berbeda agama, suku dan bahasa serta budaya tapi tetap satu manusia yang bersaudara. Dengan demikian anak bisa menerima dengan perbedaan yang ada di antara temannya dan orang lain lebih luas lagi.

Toleransi Kepada Anak

Solidaritas atau toleransi atas perbedaan juga bisa lebih luas lagi dalam segi perbedaan dalam segi kecerdasan dan fisik serta gender. Sang anak bisa diberikan pengertian oleh orangtuanya agar bersikap terbuka dalam perbedaan. Dalam agama Islam dijelaskan bahwa manusia sama antara laki-laki muslim dan wanita muslimah dalam mengerjakan kebaikan akan diberikan pahala yang setimpal sesuai kadarnya.

Sikap toleransi bukan hal aneh lagi bagi bangsa Indonesia. Sejak jaman kerajaan Majapahit telah terbentuk masyarakat yang berbeda-beda agama dan suku tapi mereka hidup harmonis berdampingan dan memiliki toleransi yang tinggi. Hal tersebut mengakar kuat sampai sekarang. Hingga Indonesia dikenal sebagai masyarakatnya yang memiliki toleransi tinggi.

contoh toleransi kepada anak dalam islam

Hal itu berlanjut ke jaman modern yang Indonesia menganut falsafah Pancasila. Dalam semboyan Pancasila disebutkan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda suku, bahasa, adat istiadat dalam masyarakat Indonesia  tapi satu dalam tujuan yang sama.

Mengajarkan toleransi kepada anak sejak kecil perlu dilakukan dengan baik sebagai bagian dari pendidikan berkarakter. Semua bertujuan untuk bisa membentuk anak menjadi pribadi yang toleran dan bisa menerima semua perbedaan yang berada di lingkungan sekitarnya. Perbedaan budaya, agama dan etnis pada semua orang. Perbedaan yang membuat setiap orang unik. Namun yang paling mulia disisi Allah SWT adalah yang paling bertakwa.

Manfaat Mengajarkan Toleransi Pada Anak

Adapun manfaat mengajarkan toleransi pada anak cukup banyak. Salah satunya mendidik anak agar bersikap memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan. Anak akan bersikap terbuka dan menerima dengan segala perbedaan yang ada. Hal tersebut akan menghindarkan anak anda dari bibit-bibit terorisme maupun chauvinisme atau mementingkan golongannya sendiri.

sikap toleransi kepada anak

Untuk lebih lengkap, berikut ini manfaat lainnnya daripada mengajarkan toleransi pada anak sejak dini, antara lain:

  1. Memperkecil jurang kesenjangan budaya dan adat istiadat
  2. Menghilangkan stereotip atas hal yang negatif terhadap suatu etnis, atau budaya tertentu
  3. Menyatukan persamaan dan menyingkirkan perbedaan
  4. Membentuk karakter anak yang bermoral, berbudaya dan tidak suka menyakiti orang lain atas perbedaan yang ada
  5. Menumbuhkan sikap-sikap positif pada diri anak. Seperti kejujuran, kesopanan, ramah dan supel bergaul.

Toleransi Kepada Anak Dalam Keluarga

Seorang anak yang memiliki sikap toleransi yang tinggi dengan anak yang tidak mempunyai toleransi yang tinggi tentu akan berlainan. Sang anak yang memiliki toleransi yang tinggi akan memahami setiap perbedaan yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

Perbedaan dalam agama, budaya, adat istiadat, etnis atau bahasa. Perbedaan tersebut bukan membuat anak menjauh tapi mendekat untuk belajar dari orang yang berbeda dengannya atas apa perbedaan tersebut.

Sangat berbahaya seorang anak yang tidak mempunyai sikap toleransi yang baik. Anak akan menolak semua perbedaan yang ada di sekelilingnya. Pesan bijak mengatakan bahwa  perbedaan adalah rahmat dan membuat dunia semakin unik dan menarik.

toleransi kepada anak dalam keluarga

Perbedaan pastinya sering terjadi pada lingkungan keluarga. Dimana setiap anggota keluarga mempunyai pendapat berbeda-beda atas pandangan suatu hal atau masalah. Namun demikian, setiap anggota keluarga mesti memiliki sikap toleransi yang baik kepada anggota keluarga lainnya dan menerima segi perbedaan pendapat dan pikiran masing-masing.

Untuk menanamkan sikap toleransi kepada anak dalam keluarga, ada beberapa hal yang mesti orang tua lakukan, antara lain:

1.Membicarakan masalah toleransi dengan anak

Orangtua bisa berdiskusi dengan anak atas suatu masalah yang sedang hangat dibicarakan orang tentang toleransi. Anda bisa meminta pendapat anak tentang toleransi. Anda sebagai orangtua hanya mendengarkan apa yang menjadi pandangan anak tentang toleransi. Dalam hal ini, anda mencoba memberikan saran pandangan yang baik dan benar pada anak soal toleransi.

Bagi orang Indonesia sangat diharuskan untuk memiliki sikap toleransi di tengah pluralisme. Karena negara Indonesia mempunyai banyak berpuluh suku, bahasa daerah dan adat istiadat yang berbeda-beda satu sama lain. Tanpa mempunyai sikap toleransi pada anak maka hanya akan membuat anak frustasi dengan perbedaan yang ada.

2.Mengikuti perintah agama

Tidak ada satu agama pun yang menolak perbedaan. Semua agama menerima perbedaan. Anak akan lebih mudah mempunyai sikap toleransi dengan jika kita ajarkan toleransi kepada anak dalam keluarga melalui nilai-nilai agama sesuai keyakinannya.

Sikap Toleransi Kepada Anak di Sekolah

Sikap toleransi pada anak harus dilakukan oleh orangtua pada anak. Sekaligus hal itu mendidik dan memberikan contoh baik bagaimana bersikap toleransi pada sesama manusia sebagaimana dicontohkan oleh orangtua.

sikap toleransi kepada anak di sekolah

Dalam kehidupan sehari-hari, sang anak sering menghabiskan waktu bermain dengan teman-teman sebayanya selepas pulang sekolah atau jika libur sekolah. Orangtua bisa memberikan keleluasaan pada anak untuk bermain. Karena itu akan melatih anak untuk bisa bersosialisasi dengan baik dengan sesamanya.

Selain menghabiskan waktu bermain dengan teman-teman sebayanya di rumah maka sang anak pun sering menghabiskan waktu di sekolah untu menuntut ilmu. Hal tersebut sudah menjadi kewajiban anak dalam menempuh pendidikan formal untuk bekal di masa depan. Dalam lingkungan sekolah sang anak akan berinteraksi dengan teman-teman sekolah yang berbeda-beda agama, etnis maupun sosial budaya.

Sikap toleransi kepada anak di sekolah penting agar anak bisa menerima perbedaan yang ada di lingkungan sekolahnya. Sang anak bisa menyesuaikan dengan perbedaan yang terjadi di lingkungan sekolah. Perbedaan yang nyata dari lingkungan sekolah seperti dari teman sesama murid atau guru yang berasal dari berbagai suku, daerah, bahasa, logat, budaya, adat istiadat, dan tata Krama di Indonesia harus diterima secara baik.

Dengan orangtua memberikan pengajaran pada anak soal toleransi maka anak akan menyadari bahwa di lingkungan sekitarnya terdapat banyak perbedaaan disamping persamaannya. Namun perbedaan tersebut bagi anak menjadi hal biasa. Yang lebih penting adalah dari segi persamaan yang menjadi tujuan hidup rukun dan harmonis.

Seorang guru yang ingin mengajarkan sikap toleransi maka guru tersebut harus terlebih dahulu memberikan contoh sikap toleransi yang baik. Hal tersebut akan membuat respek peserta didik. Anak-anak sekolah akan berbuat toleransi dengan mencontoh guru. Sebagaimana sebuah peribahasa, “Guru kencing berdiri maka murid kencing berlari.”

Pendek kata, sang anak didik di sekolah akan mencontoh guru dalam bersikap toleransi. Sedangkan di rumah sang anak kan mencontoh orangtuanya dalam menyikapi segala perbedaan dengan sikap toleransi yang baik.

Sikap toleransi kepada anak di sekolah dapat dicontohkan oleh guru dengan memperlakukan sama kepada setiap peserta didik. Murid yang bisa menjawab soal ujian dengan benar akan mendapatkan nilai yang baik sesuai dengan usahanya tanpa memandang status sosial, agama, dan etnis tertentu.

Contoh Toleransi Kepada Anak Dalam Islam

Agama Islam menjunjung tinggi sikap toleransi yang tinggi dalam berbagai sendi kehidupan manusia. Yang menjadikan penganut agama Islam dapat hidup berdampingan dengan penganut agama yang lain. Hal tersebut sesuai dengan perintah Allah Swt dalam surat Al Kaafirun untuk menghormati agama dan kepercayaan setiap orang. Dinyatakan bahwa “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”

toleransi kepada anak

Toleransi yang tinggi yang diajarkan pada agama Islam bukan hanya soal perbedaan agama. Tapi juga toleransi dalam perbedaan suku, ras atau daerah. Allah swt tidak memandang derajat tinggi manusia dari manusia lainnya disebabkan oleh etnis atau golongan tertentu. Tapi  Allah swt melihat derajat manusia dari hati dan ketakwaan. Sebaik-baik manusia disisi Allah adalah manusia yang paling bertakwa.

Sementara itu, untuk contoh toleransi kepada anak dalam Islam, antara lain meliputi:

1.Tidak membeda-bedakan anak satu dengan lainnya

Sebagai orangtua harus bersikap sama dan adil dalam memperlakukan anak. Anak sulung, anak tengah, atau anak bungsu harus diperlakukan sama dan adil oleh orangtua. Hal tersebut sesuai dengan perintah Allh swt kepada manusia untuk menegakkan keadilan dalam lingkungan keluarga dan sosial masyarakat.

2.Menghormati perbedaan agama atau keyakinan

Jika dalam satu keluarga terdapat beberapa anggota keluarga yang mempunyai agama dan keyakinan yang berbeda maka anak dan orangtua bisa menghormati segala pilihan anak dalam memilih agama dan keyakinannya. Begitu juga jika di dalam satu keluarga mempunyai satu agama tapi pemahaman atau mazhab berbeda maka pendapat yang berbeda dari setiap anak wajib dihormati oleh orangtua. Karena anak pastinya mempunyai alasan dan dalil yang kuat.

Disamping itu contoh toleransi kepada anak dalam Islam yang bisa dilakukan oleh orangtua dan anggota keluarga lainnya adalah dengan bersikap menjaga sopan santun dan toleransi dalam menghormati harga diri setiap anggota keluarga. Kemudian memaafkan atas setiap kekeliruan atau kesalahan yang pernah dilakukan oleh anak secara tidak disengaja. Contoh lainnya tentang sikap toleransi dalam Islam adalah tidak mengadu domba.

sikap toleransi pada anak

Setiap orangtua perlu membekali anak-anak tercintanya dengan keterampilan memiliki sikap toleransi yang baik. Sehingga sang anak bisa beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Apalagi bagi anak yang baru memasuki dunia sekolah pastinya akan mendapatkan beragam teman dengan berbagai karakter, suku, adat istiadat dan budaya berlainan.

Karena itu dengan memiliki toleransi kepada anak yang baik maka anak akan bisa bergaul dengan teman-teman sebaya di sekolah dan sekitar rumah tanpa pandang bulu dari segi etnis, status sosial, agama maupun adat istiadat.