Uang saku anak adalah uang pemberian orang tua yang diperuntukkan secara berkala untuk keperluan uang jajan selama anak bersekolah. Setiap orangtua mempunyai pola asuh yang berbeda-beda dalam menerapkan uang jajan atau uang saku bagi anak. Apapun pilihan orang tua memberikan uang saku untuk anak atau tidak maka hal tersebut tergantung situasi dan kondisi anak dan orang tuanya.

Sebagian orangtua ada yang menganggap pemberian uang saku bagi anak sangat penting. Akan tetapi, sebagian orangtua yang lain menganggap pemberian uang saku bagi anak tidak penting. Namun sebagian besar orangtua memilih memberikan uang saku pada anak. Dengan alasan banyak manfaat dan keuntungan memberikan uang saku pada anak.

Uang Saku Anak

Pada dasarnya pemberian uang saku bermanfaat bagi anak dan orangtua itu sendiri kalau dikelola secara bijak. Seperti sebagian uang saku ditabungkan oleh anak untuk memenuhi kebutuhannya di masa mendatang. Seperti membeli mainan yang dicita-citakannya selama ini.

besaran uang saku anak sekolah

Oleh sebab itu, peran orangtua juga sangat penting dalam menunjang keberhasilan anak dalam mengatur uang sakunya. Seperti membelikannya celengan untuk membiasakan anak menabung.

Pemberian uang saku oleh orangtua hanyalah sebagai sarana untuk mengajarkan pada anak cara mengatur uang secara baik dan benar. Tugas orangtua hanyalah membimbing dan mengarahkan anak. Semua keputusan penggunaan uang saku anak menjadi hak sepenuhnya anak seratus persen.

Manfaat Uang Saku untuk Anak

Kalau anak melakukan kesalahan dalam belanja uang sakunya maka sang anak akan merasakannya sendiri. Sehingga ia dapat menyesal dan tak melakukan hal sama di kemudian hari. Itulah manfaat dan fungsi uang saku sebagai sarana anak belajar mengelola uang dengan baik sejak dini.

Berikut ini manfaat memberikan uang saku untuk anak yag sebaiknya Anda tahu.

1.Melatih anak untuk bisa bertanggungjawab terhadap keuangannya

Dengan adanya uang saku maka sang anak akan mulai belajar mengenal cara mengatur uang. Dalam pemberian uang saku pada anak, orangtua bisa memberikan pengarahan, panduan  dan bimbingan pada anak bagaimana cara mengelola uang saku secara baik dan benar supaya uang tersebut tak lekas habis.

2.Untuk memenuhi kebutuhan anak

Manfaat uang saku pada anak lain adalah berguna untuk memenuhi kebutuhan anak yang tak terduga.

3.Memperkenalkan pada anak cara kelola uang yang baik

Dengan adanya uang saku pada anak maka orangtua bisa memberikan segala sesuatu pengarahan informasi penting yang bermanfaat bagi anak tentang cara kelola keuangan agar anak bisa lebih cerdas dalam finansial. Seperti apa itu menabung, pentingnya menabung, bagaimana cara menabung yang baik hingga menerangkan bagaimana cara berinvestasi.

Berapa Uang Saku Anak Sekolah?

Hal yang seringkali membuat bingung orangtua adalah mengenai besaran uang jajan anak. Mengingat tidak ada patokan baku tentang besaran uang saku pada anak. Setiap orangtua bisa berbeda-beda dalam memberikan nominal uang saku pada anak.

berapa uang saku anak sekolah

Berikut ini hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan berapa uang saku anak sekolah.

1.Melihat keumuman

Salah satu hal yang bisa menjadi patokan besaran uang saku bagi anak sekolah adalah dengan melihat keumuman yang diberikan orangtua lainnya. Untuk anak usia sekolah dasar, umumnya pemberian uang jajan sebesar Rp  5000 sampai Rp 10 ribu.

Sedangkan uang jajan anak SMP sebesar Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu. Sedangkan untuk uang jajan anak SMA secara umum sebesar Rp 20 ribu per hari.

2.Melihat usia anak

Aspek lain yang menentukan besaran uang jajan untuk anak adalah dengan melihat usia anak. Tidak diperkenankan terjadinya persamaan besaran nominal uang saku untuk anak SD, SMP dan SMA. Karena setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda.

Anak-anak yang lebih tua atau memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi tentu akan mempunyai kebutuhan keuangan yang lebih besar ketimbang anak yang masih muda atau jenjang pendidikan masih rendah.

Pendek kata, dalam menentukan berapa uang saku anak sekolah orangtua bisa memperhatikan kebutuhan anak secara lebih seksama. Yang menjadi bahan pertimbangan paling umum adalah dengan memperhatikan apakah sang anak suka bawa bekal makanan ke sekolah atau tidak maupun melihat sang anak suka diantar jemput ke sekolah atau tidak.

Orang tua juga bisa melihat besaran biaya transportasi anak  ke sekolah maupun besaran uang jajan anak di sekolah. Semua itu bisa menjadi penentu besar kecilnya nominal uang saku bagi anak sekolah.

Trik Mengatur Uang Saku Anak Sekolah

Setiap anak sekolah pastinya memiliki uang sakunya masing-masing. Uang saku sekolah merupakan sarana untuk melatih kemampuan anak dalam mengelola keuangan secara baik dan benar. Orangtua bisa memantau perkembangan anak dalam mengatur uang.

trik mengatur uang saku anak sekolah

Menjadi suatu hal yang sangat menggembirakan anak sekolah ketika mendapatkan uang saku dari orangtuanya. Karena uang saku tersebut bisa dipergunakan oleh anak sekehendak hati untuk memenuhi segala kebutuhannya.

Namun agar menjaga sikap kematangan dan kedewasaan anak dalam segi finansial maka orangtua perlu memberikan petunjuk dan pedoman pada anaknya dalam mengelola uang saku.

Berikut ini beberapa trik mengatur uang saku anak sekolah yang bisa Anda lakukan.

1.Mengutamakan kebutuhan

Dalam membelanjakan uang saku maka orang tua bisa mengajarkan anak untuk mengutamakan kebutuhan ketimbang keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang sangat penting dan harus dimiliki anak saat itu juga. Uang saku diperbolehkan untuk dibelanjakan untuk membeli kebutuhan dan bukan keinginan. Keinginan merupakan emosi sesaat yang terkadang seseorang membeli segala suatu bukan atas kebutuhan tapi keinginan.

Pada saat anak-anak lain mempunyai mainan baru maka kepada anak anda perlu dijelaskan bahwasanya  dia tidak perlu membeli  mainan tersebut karena mainan tersebut tak dibutuhkan oleh anak saat ini. Seorang anak bisa diajarkan demikian untuk berani tampil beda dengan orang lain.

2.Irit

Uang saku anak sekolah pun diharuskan sebisa mungkin agar lebih dihemat oleh anak dalam penggunaannya. Caranya dapat dengan membawa bekal makanan dari rumah. Sehingga sang anak tidak membelanjakan uang saku untuk keperluan jajan. Tapi sebagian uang saku tersebut mesti disisihkan untuk menabung.

Hal ini akan berguna kelak untuk membiayai semua biaya tak terduga di masa depan. Uang saku yang dihabiskan semuanya oleh anak sekolah cenderung tak mendidik dan hanya memunculkan bibit sikap foya-foya dan konsumerisme.

3.Menabung

Trik mengatur uang saku anak sekolah berikutnya adalah uang saku tidak diperbolehkan dihabiskan semuanya oleh anak sekolah.Uang saku mesti dimanfaatkan sebaik mungkin untuk keperluan anak yang lain yang bisa lebih bermanfaat. Seperti menabung.

uang saku anak

Contohnya,  sang anak mendapatkan uang saku sebesar Rp 5000 maka uang sebesar Rp 1000 disisihkan untuk kegiatan menabung di rumah atau sekolah. Untuk dirumah bisa menggunakan celengan. Sedangkan tabungan di sekolah bisa melalui guru.

Sebuah peribahasa bijak mengatakan, “Sedikit demi sedikit akan menjadi bukit.” Satu tahun kemudian, uang saku yang disisihkan oleh sang anak bisa berjumlah besar. Oleh sebab itu, sebelum anak lelah menabung maka orangtua bisa memotivasi anak terus menerus.

Misalkan dengan anak menabung terus menerus maka anak sekolah bisa diajarkan untuk menetapkan tujuan menabung dalam jangka panjang. Seperti untuk membeli peralatan sekolah, membeli sepeda baru, membeli meja belajar dan sesuatu yang diinginkan anak.

Untuk teknik menabung maka sang anak bisa menabung di bank, sekolah maupun rumah. Itu semua persoalan teknis yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bagi anak sekolah dasar atau TK bisa memilih menabung di rumah atau sekolah. Sedangkan jika anak sudah menjelang dewasa seperti SMP atau SMK serta mahasiswa bisa memilih menabung di bank.

Langkah Cerdas Mengatur Uang Saku Anak

Umur tak terasa beranjak semakin tua. Anak sudah semakin besar. Dari anak yang masih balita tak terasa sekarang memasuki usia sekolah. Anak yang memasuki usia sekolah akan menambah pengeluaran baru bagi setiap keluarga. Salah satunya pengeluaran untuk uang jajan anak sekolah.

Sejak kapan seorang anak diberikan uang saku ? Sejak anak memasuki usia sekolah dasar. Karena pada usia sekolah dasar seorang anak sudah mengerti pentingnya uang dan sudah bisa pandai berhitung uang. Pemberian uang saku pada anak hanya mengenalkan anak pada keuangan pertama. Seorang anak belum memahami bagaimana cara mengelola uang. Dari sinilah seorang anak belajar dari orangtuanya.

Pendidikan orang tua pertama pada anak perihal uang adalah tentang cara mengatur uang jajan anak sekolah. Secara umum setiap pemberian uang saku pada anak yang diberikan oleh orangtuanya untuk keperluan anak. Yang paling umum adalah keperluan untuk jajan. Anak sudah mengerti berapa uang yang ia peroleh dari orangtuanya. Semua itu bisa dikuasai oleh anak seiring dengan mata pelajaran matematika yang diberikan pada anak sejak TK dan SD.

uang saku anak sekolah

Berikut ini beberapa langkah cerdas mengatur uang saku anak yang perlu dilakukan oleh orang tua.

1.Mengatur uang saku

Bagi orangtua sangat perlu memberikan ilmu dan pengertian secara mendalam pada anak bagaimana cara cerdas mengatur uang saku. Apalagi usia anak yang semakin dewasa atau kuliah harus mampu mengelola keuangan mahasiswa dengan baik dan mandiri.

2.Diinvestasikan

Langkah cerdas mengatur uang saku anak berikut yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah menyuruh anak untuk melakukan investasi dari sebagian uang sakunya. Dalam hal ini uang jajan untuk anak yang sudah mahasiswa harus disisihkan sebagiannya untuk kebutuhan investasi.

3.Mencatat penerimaan uang saku dan pengeluaran uang

Mengenai penerimaan uang saku dan pengeluaran uang saku mesti tercatat dalam sebuah buku atau catatan. Pastikan penerimaan uang  saku lebih besar ketimbang pengeluaran uang. Begitu juga pastikan pengeluaran uang saku tak lebih besar dari pemasukan uang jajan.

cara cerdas mengatur uang saku anak

Pengertian konsep uang saku anak hanya sebatas uang semata tanpa mengetahui esensinya. Uang hanya untuk dibelikan sesuatu benda. Misalkan makanan, minuman atau mainan. Sehingga anak usia TK, tak ayal setiap uang saku yang diberikan oleh orangtua padanya selalu habis. Atas himbauan orangtua agar anak tak menghabiskan uang saku membuat anak mulai belajar mengelola uang sakunya.