Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola asuh yang tidak memberikan batasan atau aturan yang jelas kepada anak. Hal ini bisa menyebabkan anak merasa bebas untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Sehingga pendidikan model ini bisa memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.
Pola asuh permisif merupakan salah satu dari empat jenis pola asuh anak yang dikemukakan oleh psikolog Diana Baumrind. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang pola asuh jenis ini, termasuk karakteristiknya, dampaknya pada perkembangan anak, dan cara mengatasinya.
Daftar Isi
Apa Itu Pola Asuh Permisif?
Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua atau pengasuh memberikan kebebasan yang berlebihan pada anak tanpa memperkuat aturan atau tuntutan yang harus diikuti.
Dalam pola asuh ini orang tua cenderung menghindari memberikan konsekuensi yang tegas ketika anak melanggar aturan, dan kurang memberikan batasan atau tuntutan yang jelas kepada anak.
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini biasanya ingin selalu menyenangkan anaknya dan cenderung menghindari konflik. Mereka mungkin berpikir bahwa memberikan kebebasan pada anak akan membuat anak merasa bahagia dan tidak terbebani oleh aturan-aturan yang ketat.
Namun, pola asuh permisif dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Seperti kurangnya disiplin, kurangnya rasa tanggung jawab, masalah perilaku, dan kesulitan menyelesaikan tugas atau proyek.
Sebagai alternatif, orang tua dapat menerapkan pola asuh otoritatif. Pola asuh yang tepat ini mencakup pengasuhan yang memberikan batasan dan tuntutan yang jelas kepada anak, tetapi juga memperlihatkan kasih sayang dan dukungan emosional yang besar.
Pola asuh otoritatif dapat membantu anak membangun kemandirian, keterampilan sosial, dan rasa tanggung jawab, sementara juga menciptakan lingkungan yang sehat dan bahagia untuk anak.
Pengertian Pola Asuh Permisif Pada Anak
Lantas apa pengertian pola asuh permisif pada anak? Ini adalah gaya pengasuhan yang cenderung memberikan kebebasan yang berlebihan pada anak tanpa membatasi dan memperkuat aturan-aturan yang harus diikuti.
Dalam pola asuh ini, orang tua atau pengasuh sering kali kurang memberikan batasan, peraturan, atau tuntutan yang jelas kepada anak, dan sering kali menghindari memberikan konsekuensi yang tegas ketika anak melanggar aturan.
Pada umumnya, gaya pengasuhan permisif ditunjukkan oleh orang tua yang ingin selalu menyenangkan anaknya dan cenderung menghindari konflik atau tidak ingin anak mereka merasa terbebani dengan aturan-aturan yang ketat.
Orang tua atau pengasuh yang menerapkan pola asuh permisif dapat memberikan kebebasan yang berlebihan pada anak, seperti mengizinkan anak menonton televisi sepanjang hari, membelikan mainan yang tidak sesuai untuk usia anak, atau membiarkan anak menjalani kebiasaan yang tidak sehat seperti makan makanan cepat saji setiap hari.
Namun, pola asuh pada anak jenis ini dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. Anak yang tumbuh dengan gaya pengasuhan ini cenderung menjadi kurang disiplin, kurang memiliki rasa tanggung jawab, dan memiliki masalah perilaku seperti sulit mengontrol emosi, kurangnya kemandirian, dan kesulitan menyelesaikan tugas atau proyek.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memberikan batasan dan aturan yang jelas serta memberikan konsekuensi yang tegas ketika anak melanggar aturan, tanpa mengorbankan rasa cinta dan kasih sayang yang diberikan kepada anak.
Karakteristik Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif ditandai dengan kecenderungan orang tua untuk membiarkan anak-anak mereka bertindak sesuai keinginan mereka tanpa memberikan banyak batasan atau konsekuensi yang jelas.
Berikut ini sejumlah karakteristik pola asuh permisif yang penting diketahui para orang tua.
1.Membiarkan anak membuat keputusan sendiri
Orangtua dengan pola asuh ini akan membiarkan anak membuat keputusan sendiri tanpa memberikan panduan atau saran yang jelas. Mereka cenderung merespons keinginan atau permintaan anak dengan cepat, tanpa mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari keputusan tersebut.
2.Tidak memberikan aturan yang jelas
Orangtua dengan pola asuh permisif tidak memberikan aturan yang jelas kepada anak-anak mereka. Mereka cenderung menghindari konflik dan kekhawatiran bahwa memberikan batasan akan membuat anak merasa tidak bahagia atau kesal.
3.Tidak memberikan hukuman yang konsisten
Orangtua dengan gaya pengasuhan permisif tidak memberikan hukuman yang konsisten kepada anak-anak mereka ketika mereka melanggar aturan atau bertindak tidak pantas. Mereka cenderung mengabaikan perilaku buruk dan berharap anak-anak mereka akan belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Contoh Pola Asuf Permisif
Lantas adakah contoh pola asuf permisif yang aplikatif? Nah, berikut ini adalah contoh-contoh pola asuh permisif yang mungkin terjadi:
- Orang tua yang selalu memberikan hadiah kepada anak meskipun anak tersebut tidak berprestasi atau tidak memenuhi tuntutan orang tua.
- Orang tua yang mengizinkan anak menonton televisi atau bermain game sepanjang hari tanpa batasan atau waktu yang diatur.
- Orang tua yang menghindari memberikan konsekuensi atau hukuman yang tegas ketika anak melanggar aturan atau tidak menyelesaikan tugas.
- Orang tua yang tidak terlalu memperhatikan pola makan atau kesehatan anak dan membiarkan anak mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak sehat.
- Orang tua yang terlalu memanjakan atau memenuhi keinginan anak meskipun keinginan tersebut tidak realistis atau tidak cocok untuk usia atau kemampuan anak.
- Orang tua yang tidak terlalu memperhatikan perkembangan sosial anak dan membiarkan anak bergaul dengan teman-teman yang kurang baik atau memperbolehkan anak melakukan aktivitas yang tidak aman.
- Orang tua yang tidak memberikan aturan atau tuntutan yang jelas, sehingga anak menjadi tidak memiliki batasan dan kurang memiliki rasa tanggung jawab.
Dampak Pola Asuh Permisif Pada Anak
Adakah dampak pola asuh permisif pada anak atau perkembangan anak dan bagaimana bentuknya? Setiap bentuk Pendidikan dan pengasuhan tentunya memiliki sisi positif dan negatifnya. Begitu juga pola pengasuhan permisif semacam ini dapat memiliki dampak negatif pada tumbuh kembang anak.
Berikut ini beberapa dampak negatif pola asuh permisif pada anak yang penting diketahui para orang tua.
1.Kurangnya rasa tanggung jawab
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat permisif mungkin kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tindakan mereka. Mereka cenderung tidak merasa terikat oleh aturan atau tanggung jawab sosial, sehingga mungkin sulit bagi mereka untuk berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan mandiri.
2.Kesulitan dalam mengontrol diri
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat permisif dapat memiliki kesulitan dalam mengontrol diri dan mengatur perilaku mereka. Mereka cenderung bertindak impulsif dan mengambil risiko yang tidak perlu.
3.Rendahnya self-esteem
Meskipun anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan pola asuh permisif mungkin merasa bebas untuk melakukan apa yang mereka inginkan, mereka mungkin juga merasa tidak terlalu dihargai atau diakui oleh orang tua mereka. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan diri pada anak atau self-esteem pada anak-anak.
4.Rendahnya kemampuan menyelesaikan masalah
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat permisif mungkin memiliki kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Mereka cenderung kurang terbiasa dengan konsekuensi dan tanggung jawab, sehingga sulit bagi mereka untuk menghadapi situasi yang menantang dan menyelesaikan masalah dengan efektif.
5.Rendahnya kemampuan berkomunikasi
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat permisif mungkin memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan baik dan efektif. Mereka mungkin tidak terbiasa dengan pembatasan atau aturan sosial yang dapat membatasi perilaku mereka, sehingga mungkin sulit bagi mereka untuk memahami dan mengikuti aturan komunikasi yang berlaku.
Cara Mengatasi Pola Asuh Permisif
Lantas bagaimana cara mengatasi pola asuh permisif? Jika Anda mengenali bahwa Anda memiliki kecenderungan gaya pengasuhan permisif, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini dan membantu anak Anda berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan mandiri. Berikut ini beberapa cara atau tips yang dapat Anda coba lakukan.
1.Tetapkan batasan dan aturan yang jelas
Tentukan batasan dan aturan yang jelas untuk anak Anda. Berikan pengertian dan alasan mengapa aturan itu diberlakukan dan berikan konsekuensi yang jelas jika aturan dilanggar. Jangan hanya memberikan perintah tanpa memberikan penjelasan atau alas an. Hal ini akan membuat anak tidak mengerti dan merasa tidak dihargai.
2.Berikan tanggung jawab
Beri anak Anda tanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Hal ini dapat membantu anak Anda mengembangkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. Ajarkan anak Anda untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka, sehingga mereka belajar untuk menghargai dan menghormati konsekuensi dari setiap tindakan yang mereka lakukan.
3.Berikan waktu yang berkualitas
Berikan anak Anda waktu yang berkualitas untuk berkumpul dan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Carilah kesempatan untuk berbicara, bermain, dan berinteraksi dengan anak Anda. Hal ini akan membantu anak Anda merasa diperhatikan dan dicintai serta membangun ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak.
4.Berikan contoh yang baik
Penting bagi para orang tua untuk memberikan teladan dan contoh yang baik untuk anak-anak. Sebaliknya, hindari perilaku yang memperlihatkan pola asuh permisif seperti membiarkan anak melakukan apa yang mereka inginkan tanpa aturan atau batasan. Cobalah untuk memperlihatkan perilaku yang konsisten dan menunjukkan nilai-nilai yang baik bagi anak.
5.Berikan pujian dan penghargaan
Berikan anak Anda pujian dan penghargaan ketika mereka melakukan hal-hal yang baik dan mematuhi aturan. Hal ini dapat meningkatkan self-esteem atau rasa percaya diri dan memberikan motivasi bagi anak untuk melakukan hal-hal yang positif. Dengan memberikan penghargaan, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik.
6.Jangan takut untuk mengatakan tidak
Jangan takut untuk mengatakan tidak ketika anak Anda meminta sesuatu yang tidak sesuai atau tidak benar. Jangan terlalu khawatir tentang menyenangkan anak Anda dan akhirnya memberikan kebebasan yang berlebihan sehingga membuat anak menjadi kehilangan kendali.
Terkadang, mengatakan tidak dapat membantu anak Anda belajar tentang batasan dan mengembangkan kebiasaan yang baik dalam hidupnya.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah di atas secara konsisten, Anda dapat membantu anak Anda tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab, mandiri, dan memiliki keterampilan untuk menghadapi tantangan dalam hidup.
Demikian uraian mengenai pola asuh permisif, termasuk pengertian, karakteristik, contoh maupun dampaknya pada anak. Menerapkan pola asuh anak yang tepat sangat penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Anda bisa berkonsultasi dengan Lembaga les privat Edumaster untuk mengetahui hal ini secara lebih mendalam. Semoga bermanfaat.
Komentar Terbaru