Anak Anda mengalami buta warna? Untuk mengidentifikasinya diperlukan cara yang tepat, sesuai dengan gejala yang dialami anak. Jika buta warna pada anak tidak segera ditindak lanjuti, bisa saja anak tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan tidak bisa bersosialisasi dengan baik.
Apa Itu Buta Warna Pada Anak
Artinya adalah ketidakmampuan mata anak, untuk melihat warna secara maksimal. Alhasil mereka sulit mengidentifikasi warna, secara spesifik. Mengkaji jenis buta warna, ada dua jenis buta warna yang dialami anak hingga dewasa.
Pertama adalah buta warna sebagian dimana anak hanya gagal mendeteksi, beberapa warna tertentu. Ada pula jenis buta warna total, yaitu ketidakmampuan seorang anak untuk mengidentifikasi warna apapun dengan baik. Misalnya ketika melihat warna merah dia tidak bisa mengatakan bahwa itu warna merah, namun menjadi orange atau bahkan hitam atau putih saja.
Penyakit mata yang satu ini tidak bisa disembuhkan, akan diidap anak seumur hidupnya, Sehingga perlu cara yang tepat agar buah hati Anda bisa menyesuaikan diri, dengan kekurangan yang dimilikinya tersebut.
Penyebab buta warna pada anak adalah, rusak atau tidak berfungsinya pigmen pendeteksi warna pada mata. Bisa terjadi karena kondisi turunan dari orang tua akibat kelainan gen yang terjadi, tapi bisa juga karena beberapa hal lain. Seperti dampak penyakit diabetes atau glaukoma, yang diderita anak saat usia belia.
Kemudian efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu seperti chloroquine, ethambutol, atau sildenafil. Hal lain yang juga bisa jadi penyebabnya adalah, rusaknya mata akibat kecelakaan yang dialami.
Ciri-ciri Anak Buta Warna
Buta warna pada anak memiliki ciri yang bisa dideteksi sejak dini, biasanya ketika anak berusia empat tahun ke atas. Jadi sebagai orang tua harus peka, ketika anak memiliki ciri seperti berikut ini.
- Tidak Bisa Bedakan Warna
Ciri yang paling umum, adalah kesulitan saat membedakan warna. Misalnya ketika akan menggambar menggunakan pensil warna merah, anak bingung mencari bahkan bisa mengambil warna lain yang menurutnya adalah merah. Hal ini mungkin dapat terdeteksi jika anak anda kesulitan dalam belajar les calistung, karena setiap aktivitas anak dipantau oleh guru dengan seksama.
- Dua Warna Berbeda Dinyatakan Sama
Ketika dihadapkan dengan dua benda yang warnanya mirip, anak akan sulit membedakan kedua warna tersebut. Misalnya saat Anda meletakkan lagi warna kuning dan orange, anak akan mengatakan bahwa keduanya berwarna kuning. Hal ini juga berlaku pada warna-warna gradasi dari warna utamanya.
- Kesulitan Mengelompokkan Benda
Anak yang mengalami masalah buta warna, juga sangat sulit ketika harus mengelompokkan benda berdasarkan warna. Jika teman sebayanya bisa menuntaskan kegiatan tersebut hanya dalam beberapa detik, dia akan butuh beberapa menit. Hal tersebut karena dalam pandangan anak, hanya ada dua atau tiga warna saja yang ada padahal lebih dari itu.
- Sangat Jelas Melihat di Malam Hari
Awalnya mungkin Anda akan senang ketika indera penglihatan anak sangat tajam di malam hari, padahal itu merupakan salah satu ciri bahwa si anak mungkin mengalami buta warna. Contohnya dia bisa melihat orang yang sedang berjalan di kejauhan, lengkap dengan panjang rambut, jenis baju dan alas kaki yang dipakai.
- Sensitif Pada Cahaya
Ketika anak sangat tidak nyaman di ruangan yang terlalu terang, kemungkinan dia mengalami masalah buta warna. Walaupun perlu diidentifikasi lebih lanjut, apakah jenis dari buta warna yang dialaminya. Sebab kebanyakan anak yang menderita penyakit ini akan lebih nyaman di dalam ruangan, dengan intensitas cahaya rendah.
- Kepala Sakit Melihat Kolaborasi Warna
Jika ada kolaborasi warna merah dan hijau atau sebaliknya, anak akan sulit untuk mendeteksi warna tersebut. Bahkan ada yang sampai mengeluhkan mata atau kepalanya mendadak sakit, ketika dipaksa melihat kedua warna di dalam satu frame tersebut.
- Hanya Kenal Tiga Warna
Pada buta warna yang cukup parah anak hanya bisa mengidentifikasi tiga warna saja, yaitu putih, hitam, dan abu-abu.
Cara Mendeteksi Buta Warna Pada Anak
Ketika si kecil ternyata memiliki ciri yang mengarah pada buta warna, maka lakukan deteksi lebih lanjut untuk memastikan apakah benar dia mengalami penyakit tersebut atau tidak. Berikut ini cara melakukan deteksi dini.
- Siapkan Kertas dan Pensil Warna
Anda perlu mempersiapkan selembar kertas putih, bisa HVS atau kertas dari buku gambar si kecil. Selanjutnya siapkan juga satu set pensil warna lengkap, pastikan terdapat warna abu-abu, merah, orange, hijau, ungu, dan biru.
- Buat Kotak Persegi dan Beri Warna
Saatnya Anda mendeteksi buta warna pada anak dengan membuat kotak persegi dengan ukuran yang sama, buatlah sebanyak jumlah warna pensil mewarnai yang ada. Letakkan dengan jarak berdekatan satu sama lain, untuk memudahkan Anda mengidentifikasi kondisi mata si kecil nanti.
- Pastikan Tiga Warna Berdekatan
Warnailah semua kotak persegi secara acak, tidak boleh ada kotak yang punya warna sama. Tapi pastikan kotak dengan warna coklat, merah, dan hijau letaknya berdekatan. Sedangkan warna lain tak masalah berada di kotak yang mana.
- Mintalah Anak Mendeteksi Warna
Saatnya bermain dengan si kecil, buatlah deteksi ini jadi menyenangkan dimana Anda cukup memintanya menebak warna-warna kotak tersebut. Pastikan untuk menunjuk setiap warna secara bergantian.
- Hasil
Buta warna merah atau hijau adalah ketika anak tak bisa membedakan warna ungu, hijau, coklat, abu-abu, merah, atau biru. Untungnya dia masih bisa mengidentifikasi warna lain, yaitu merah muda, orange, dan kuning. Tapi jika dia benar-benar tak bisa menebak satu warna dan hanya menyebutnya warna putih atau hitam, maka jenis buta warnanya sudah cukup parah.
Tes Buta Warna Pada Anak
Untuk memastikan jenis penyakit buta warna pada anak, bisa dilakukan berbagai tes dengan bantuan dokter. Sehingga akurasi diagnosanya lebih baik, ketimbang hanya melakukan tes mandiri di rumah dengan pengetahuan seadanya. Apa saja jenis tes tersebut?
- Online
Jika Anda ingin melakukan tes yang praktis, mudah, dan hasilnya cepat diketahui maka tinggal memanfaatkan tes online buta warna. Cek website yang menyediakan tes tersebut, ajak si kecil melakukan tes dan beberapa menit kemudian hasilnya akan Anda dapatkan. Cara ini termasuk cukup akurat.
- Anomaloskopi
Tes ini menggunakan alat seperti mikroskop, dimana anak akan diminta membuat sebuah warna utama dari lingkaran yang awalnya terbentuk dari tiga warna dasar. Yaitu setengah lingkaran warna kuning, seperempat merah dan sisanya hijau. Tes ini cocok untuk mendeteksi apakah si kecil mengalami buta warna hijau dan merah.
- Ishihara
Tes ini menggunakan gambar lingkaran yang diisi titik dengan warna senada, sedangkan di tengah lingkaran terdapat angka tertentu dengan warna berbeda. Buta warna akan terdeteksi ketika dia tidak bisa menyebutkan, angka yang ada setiap lingkaran. Jika dia berhasil menebak semua angka, maka itu tandanya si kecil tidak mengalami masalah buta warna.
Demikianlah penjelasan lengkap tentang buta warna pada anak yang wajib Anda ketahui, sehingga bisa dideteksi lebih awal dan ditangani dengan cara yang tepat. Sebab berbeda jenis dan tingkatan keparahan buta warna, akan beda pula perlakuan dan terapi yang harus dilakukan untuk meminimalisir masalah saat si anak dewasa nanti.