Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) adalah sebuah pelatihan dasar yang menjadi salah satu program kerja (proker) kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang paling populer. Biasanya diadakan setelah ketua organisasi dipilih dan jajaran pengurus intinya sudah ditetapkan, dan sebelum pengurus (khusus untuk OSIS) atau anggota (untuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya) yang telah dinyatakan dterima dilantik menjadi bagian organisasi secara penuh. LDK dapat dikategorikan sebagai bagian dari pelatihan dan pengembangan SDM, yang memiliki tujuan untuk mempersiapkan SDM organisasi yang di sekolah agar memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu bekerja secara efektif.
Pelatihan dan pengembangan SDM pada perusahaan biasanya lebih terelaborasi, lebih luas cakupannya, dan dirancang dengan lebih profesional. Hal ini berkaitan dengan perusahaan yang memiliki pendanaan yang jauh lebih besar di banding organisasi-organisasi di sekolah, sehingga perusahaan lebih mampu untuk berkomitmen terhadap pelatihan dan pengembangan SDM mereka melalui pengorbanan waktu dan dana, ketimbang organisasi-organisasi di sekolah.
LDK pada kegiatan ekstrakurikuler biasanya diadakan selama beberapa hari, dengan hari pertama secara hari pembukaan. Hari-hari berikutnya adalah rangkaian materi demi materi yang sudah dirancang sedemikian rupa, sebelum akhirnya ditutup pada hari terakhir acara. Materi LDK meliputi materi fisik dan materi psikologi (lebih dikenal sebagai materi mental). Materi fisik biasanya terdiri dari kemampuan baris-berbaris serta kesehatan jasmani yang diukur melalui kegiatan olahraga seperti lari, push-up, atau senam. Materi fisik diberikan oleh pengurus atau anggota organisasi yang lebih senior. Bahkan beberapa ada yang mengundang alumni, baik untuk ikut memberikan materi maupun sebagai ajang berkumpul saja.
Setelah materi fisik, ada juga materi mental, yang diejawantahkan dalam penyuluhan mental pemimpin. Selain itu, ada berbagai kegiatan lain yang sebenarnya juga melibatkan fisik, tetapi aim utamanya adalah untuk membangun mental. Kegiatan ini antara lain adalah segala macam outbond, permainan yang mengasah mental dan memiliki nilai kepemimpinan, serta sesi dinamika kelompok. Disebabkan materi mental lebih tricky dan harus ditangani oleh orang yang cakap, panitia pelaksana LDK tidak dapat begitu saja mempercayai materi ini kepada senior-senior organisasi. Biasanya pemateri berasal dari kalangan guru, khususnya guru Bimbingan Konseling sekolah. Bisa juga untuk menyewa jasa lembaga psikologi independen.
Pelatihan dasar ini ternyata tidak cuma ada sebagai program kerja internal organisasi-organisasi di sekolah. Beberapa di antaranya diadakan sebagai bentuk kolaborasi antara dua atau lebih organisasi, yang bisa saja berasal dari sekolah yang berbeda. Sekolah-sekolah tertentu pula dilaporkan memiliki LDK versi mereka sendiri yang wajib diikuti oleh siswa baru. Ada juga LDK yang diselenggarakan oleh pihak-pihak eksternal yang lain, seperti LDK untuk siswa-siswi beragama Katolik dari 52 sekolah yang berada di wilayah pelayanan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).
LDK pun diadakan di beberapa universitas. Penyelenggaraannya diserahkan kepada BEM universitas. Pihaknya akan menjadi pengawas dan BEM bertanggung jawab kepada mereka. Umumnya sasaran kegiatan ini adalah mahasiswa baru. LDK dijadikan ajang untuk memperkenalkan dan menginternalisasi nilai-nilai kampus.
Daftar Isi
Tujuan Latihan Dasar Kepemimpinan
LDK baik yang merupakan program kerja internal organisasi-organisasi di sekolah maupun yang diselenggarakan oleh pihak-pihak lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Perbedaannya hanya pada penyelenggara serta para peserta latihan semata. Tema latihan dasar pun bisa berbeda. Namun, umumnya struktur dan agenda-agenda yang dimiliki tidak berubah antara satu LDK dengan LDK yang lain.
Tujuan yang paling utama dari LDK adalah melatih dan mempersiapkan SDM yang dimiliki oleh organisasi. Dalam organisasi, kita mengenal apa yang disebut 6 M, yaitu man (SDM), metode, money (uang), material, mesin, dan market (pasar). Di antaranya man adalah yang paling signifikan karena man pulalah yang mengatur dan mempersiapkan 5 M yang lain.
SDM berkualitas yang dimiliki oleh organisasi sebagai hasil dari LDK juga merupakan keuntungan bagi sekolah. Sekolah membutuhkan siswa-siswi yang terampil dan berkualitas, serta tidak hanya memiliki kemampuan akademis dari pelajaran-pelajaran yang diajarkan di kelas. Siswa-siswi ini dapat diikutkan dalam lomba baris-berbaris, dikirim menjadi perwakilan sekolah dalam kegiatan antarsekolah, serta membawa ekstrakurikuler yang ada menjadi lebih baik dan berprestasi. Prestasi kegiatan ekstrakurikuler akan menambah nilai sekolah di mata orang tua dan calon siswa baru.
Siswa yang terbiasa berorganisasi dan memiliki jiwa kepemimpinan diproyeksikan tidak akan kesulitan ketika berada pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bagi siswa SMP, jejang yang dimaksud adalah SMA, dan bagi siswa SMA, jenjang itu adalah dunia pendidikan tinggi (perkuliahan). Kemampuan berorganisasi dan jiwa kepemimpinan biasanya ditandai dengan kecekatan, kemampuan berpikir kritis, problem solving, dan kemampuan bekerja sama serta bekerja di bawah tekanan. Kemampuan ini akan membantu saat siswa yang bersangkutan memutuskan untuk ikut dalam organisasi yang lebih kompleks dan lebih serius, sebelum akhirnya terjun ke organisasi yang sebenarnya di masyarakat. Dalam hal ini, sekolah berhasil menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Tak hanya mendidik melalui kelas, melainkan melalui organisasi dan pelatihan dasar yang semakin memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa.
Bukan sebagai tujuan utama LDK, banyak peserta LDK menemukan teman baik melalui ajang ini. LDK mempertemukan banyak siswa dan atau mahasiswa dari satu organisasi dengan organisasi lain, dari satu sekolah dengan sekolah lain, dan seterusnya. Awalnya mungkin akan ada kecanggungan dan rasa asing karena sebagian besar di antaranya memang belum pernah bertemu satu sama lain. Bahkan, ada beberapa yang sudah bertemu pun, belum saling menegur atau menyapa. Namun, rasa tersebut akan hilang seiring waktu berjalan. Dari yang awalnya tidak kenal, kemudian menjadi karib dan kawan sepermainan.
Teman yang didapat melalui latihan dasar kepemimpinan juga bukan teman sembarangan. Selain umumnya berkecimpung dalam kegiatan yang sama sehingga saling nyambung saat mengobrol, teman-teman sesama didikan LDK telah ditempa bersama sehingga memiliki rasa kepekaan dan solidaritas di antara sesamanya. Rasa solidaritas ini apabila dituangkan menjadi kerja sama tim, akan memacu kinerja organisasi di sekolah menjadi lebih produktif, yang berujung pada tercapainya program-program kerja.
Dalam sebuah artikel tentang LDK yang diadakan oleh Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), penulis artikel itu, Daniel Bondang menyebutkan bahwa pada hari pertama LDK online KAJ, terdapat 148 peserta dari 52 sekolah. Jumlah itu sangat besar dan mungkin tanpa mengikuti LDK KAJ, Daniel takkan mengenal teman-teman barunya itu. Bahkan ia baru mengetahui eksistensi beberapa sekolah yang juga ikut LDK saking banyaknya sekolah yang berpartisipasi. Daniel menuturkan bahwa peserta LDK kian hari kian berkurang. Penyebabnya mungkin karena merasa LDK online membosankan dan tidak ada yang menghukum mereka apabila mereka tidak mengikuti kegiatan itu. Seperti yang dikemukakan dalam satu paragraf di atas, LDK memperluas jejaring pribadi pesertanya.
Latihan Dasar Kepemimpinan Online di Masa Pandemi
Biasanya latihan dasar kepemimpinan dilakukan dengan cara tatap muka, maka sejak tahun 2020, latihan dasar kepemimpinan online mulai marak dilakukan sebagai alternatif dari pembatasan kegiatan di sekolah, yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Latihan dasar kepemimpinan online memungkinan LDK untuk tetap dapat terlaksana sembari menghindari kerumunan (keramaian) yang dapat menjadi ajang penyebaran virus.
LDK online dapat dilakukan melalui Zoom, salah satu aplikasi telekonferensi yang sedang naik daun selama pandemi. Zoom yang tidak berbayar memiliki kapasitas 40 peserta yang dapat hadir dalam satu tautan, untuk sesi gratis selama 40 menit. Apabila ada antusiasme atas pembukaan LDK, sering pesertanya lebih dari 40 orang serta saking asyiknya, berjalan hingga berjam-jam. Kapasitas Zoom tidak berbayar dan sesi yang terbatas untuk 40 menit atau kurang ini dapat membuat frustasi. Cara menanggulanginya adalah dengan membeli layanan Zoom premium (berbayar) dan nikmati kapasitas peserta yang lebih besar.
Namun, jika kalian tidak mau repot-repot beralih ke Zoom premium, masih ada alternatif untuk mengakomodasi lebih banyak peserta dengan tetap menggunakan Zoom tanpa bayar. Panitia penyelenggara dapat membuat atau menyediakan beberapa tautan berbeda, yang semaunya mampu memuat hingga 40 peserta. Penyampaian materinya mungkin agak ribet untuk seluruh room (tautan). Oleh karena itu, penyampaian materi dapat dikreasikan dengan cara merekam suara pemateri, menyediakan file presentasi, serta menggunakan perangkat audi-visual yang dapat dilihat dan didengar seluruh partisipan yang tersebar ke dalam beberapa room yang berbeda.
Hampir tidak ada perbedaan besar antara latihan kepemimpinan dasar online dengan yang sebelumnya dengan bertatap muka. LDK online juga membagi waktu ke dalam beberapa bagian dengan kegiatan yang spesifik, seperti materi kepemimpinan dan teori baris-berbaris yang menggantikan praktik fisik di lapangan, materi psikologi atau mental, permainan untuk meningkatkan kerja sama serta mengakrabkan para peserta, pengenalan organisasi, materi lain seperti membuat laporan, menyusun proposal, dan membuat presentasi yang menarik, dan sesi membahas tugas yang diberikan di hari sebelumnya (semacam PR).
Teori baris-berbaris dapat dipraktikkan oleh peserta latihan dasar kepemimpinan online di rumah masing-masing. Panitia bisa saja meminta mereka untuk merekam praktik baris-berbaris dan mengumpulkan untuk kemudian ditayangkan dalam sesi materi kepemimpinan, sebelum akhirnya dievaluasi dan didiskusi bersama seluruh peserta. Materi psikologi dapat disampaikan dengan gabungan metode presentasi dan audio-visual, untuk mengantisipasi kebosanan peserta sehingga partisipasi dalam LDK tidak terus berkurang seperti yang dialami oleh Daniel.
Permainan yang dapat dipertimbangkan dalam LDK antara lain kuis pada platform Kahoot, bermain scrabble online untuk waktu yang sudah ditetapkan, atau tebak kata. Sedangkan materi penulisan dan pengenalan pembuatan proposal, presentasi, serta laporan dapat dilakukan oleh senior organisasi yang sudah berpengalaman.
Di luar sesi yang semua peserta LDK berkumpul untuk online bersama, perlu dipertimbangkan juga untuk memiliki kelompok-kelompok kecil dan memberikan mereka tugas kelompok di samping tugas mandiri tiap individu.
Contoh Tema Latihan Dasar Kepemimpinan yang Menarik
Ada beragam hal menarik yang dapat dieksplorasi dan ditetapkan menjadi tema latihan kepemimpinan dasar. Salah satu hal yang menarik tersebut adalah jawaban (atas) masa depan. Tema ini merupakan tema yang dipilih untuk LDK yang digelar oleh Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Darul Azhar, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan tahun 2020. STIKES Darul Azhar selalu menggelar LDK setiap tahun ajaran baru, dengan peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa baru. LDK yang diadakan temanya selalu berbeda.
Tema LDK STIKES Darul Azhar yang diadakan pada 14-15 Juli 2020 adalah jawaban masa depan. Masa depan digambarkan sebagai waktu yang belum diketahui bagaimana kondisinya dan apa yang akan terjadi. Namun, mahasiswa harus mempersiapkan diri agar tidak kelabakan terhadap situasi yang baru di masa depan. Situasi yang baru sendiri telah menampakkan dirinya dalam wujud pandemi covid-19, yang mungkin tak pernah kita bayangkan. Berkat perkembangan sarana dan prasana, termasuk ketersediaan listrik dan internet, covid-19 dapat dilangkahi dan kita mampu menjawab tantangan yang ada. Dalam hal ini, LDK tetap terlaksana tanpa harus berkerumun.
LDK Stikes Darul Azhar 2020 sama dengan LDK kebanyakan, adalah untuk pertama kalinya acara tahunan itu dilaksanakan secara virtual dan berjalan dengan lancar. Kesimpulan LDK ini adalah kita harus melek teknologi agar tidak ketinggalan zaman. Teknologi telah menyelamatkan manusia dan kemanusiaan berulang kali pada masa lalu. Tidak mungkin tidak hal yang sama akan kembali menyelamatkan kita. Pihak kampus memuji kepanitiaan di balik LDK itu, dan mengharapkan agar mahasiswa dapat terus berpikir kritis dan kreatif, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi yang baik memungkinkan program kerja BEM untuk tetap dapat dilakukan, tanpa halangan yang berarti.
Tema latihan dasar kepemimpinan yang menarik berikutnya adalah lead yourself, lead the world. Tema ini fokus pada mengapa jiwa pemimpin sangat dibutuhkan. Sebelum bermimpi untuk memimpin dunia, pimpinlah diri sendiri dulu dalam semangat kerja keras dan kedisiplinan. Kerja keras dan kedisiplinan sudah diakui sebagai dua resep yang selalu ada di balik sosok yang sukses dan berpengaruh.
Menumbuhkan kerja keras dan disiplin bukan hal yang mudah. Namun, membiasakan diri sedikit demi sedikit untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah langkah kecil yang dampaknya akan sangat besar dan signifikan. Sesuai pepatah, “Ala bisa karena biasa”, semakin terbiasa seseorang dengan gaya hidup tertib dan mengikuti peraturan yang ada, semakin gampang untuk mendisiplinkan diri. LDK yang diadakan dengan tema ini juga membuat aturan-aturan, termasuk soal waktu. Kapan sesi yang satu dimulai, kapan sesi yang lain dimulai, semuanya sudah diatur. Para peserta diharapkan dapat melatih dirinya secara langsung tanpa harus berlama-lama menunggu LDK selesai.
Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi
Latihan dasar kepemimpinan pada organisasi sudah ditekankan berkali-kali signifikansinya. Pelatihan dasar sangat penting bagi kemajuan organisasi dan oleh karena itu harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. LDK biasanya diadakan setahun sekali, pada permulaan tahun ajaran baru (di sekolah). Beberapa organisasi mungkin memiliki pertimbangan lain kapan mereka akan mengadakan LDK.
Kita sudah membahasa latihan dasar kepemimpinan online pada sub-pembahasan sebelumnya. Maka dalam pembahasan ini kita akan membahas latihan dasar kepemimpinan organisasi yang dilakukan dengan bertatap muka. LDK secara langsung adalah LDK yang biasa dilakukan sebelum pandemi covid-19 terjadi pada pertengahan paruh pertama 2020. Berasumsi bahwa laju vaksinasi akan stabil dan herd immuntity berhasil dicapai, LDK secara langsung akan kembali dilakukan. Bukannya LDK online kurang baik, melainkan karena secara tradisional, kegiatan yang mempertemukan individu-individu secara langsung lebih berkesan sehingga dari segi bonding diasumsikan akan lebih erat antarsatu peserta dengan peserta lain.
Latihan dasar kepemimpinan organisasi secara langsung dapat dilakukan di sekolah atau di tempat lain yang dinilai layak, mengakomodasi, dan disepakati oleh panitia. Panitia pula menentukan apakah para peserta LDK akan pulang ke rumah masing-masing setiap acara harian selesai, atau mereka mau memasukkan konsep kemah dan malam keakraban ke dalam proses pelatihan.
LDK organisasi ini bisa dilakukan secara mandiri oleh panitia sendiri, atau bisa menggandeng pihak lain seperti TNI. TNI sudah sering menjadi partner untuk menjalankan latihan dasar kepemimpinan di beberapa sekolah. LDK di bawah TNI umumnya lebih keras dan menantang secara fisik. Meskipun begitu, tetap aman karena pihak TNI memahami teknik dan metode yang mereka terima dalam pelatihan mereka sendiri.
Materi fisik yang bisa diinkorporasikan ke dalam LDK secara langsung ini adalah baris-berbaris. Peserta menerima materi dan peserta mempraktikkannya secara langsung saat itu juga untuk dinilai dan diberi hukuman apabila tidak memuaskan. Praktik baris-berbaris dapat dilakukan seorang diri atau secara kolektif. Pada setiap pagi sebelum kegiatan inti harian dimulai, para peserta diminta untuk jogging sejauh beberapa km, kemudian melakukan senam dan pemanasan. Tujuannya adalah mempersiapkan fisik untuk kegiatan selama seharian. Materi fisik dapat diselang-seling dengan materi mental, dalam wujud dinamika kelompok melalui permainan, problem-solving sebagai wujud materi manajemen konflik, serta komnikasi.
Siswa belajar banyak selama LDK, yang mereka pelajari bukan hal yang sepele. Mereka pun tidak hanya bermain-main belaka dan menghabiskan wakut secara sia-sia. Mereka ditempa untuk menjadi individu yang lebih baik, untuk menjadi leader bagi diri sendiri dan berdampak bagi organisasinya, sekolah, dan bahkan bangsa. Materi fisik dan mental melengkapi kemampuan akademis yang didapatnya di kelas. Selesai mengikuti latihan dasar kepemimpinan organisasi, siswa telah mengembangkan jejaring yang luas, memiliki lebih banyak pengetahuan, dan siap menjadi pemimpin.
Komentar Terbaru