Mengenal Sejarah Barongsai di Indonesia

Table of Contents

Sejarah barongsai di Indonesia yang panjang adalah salah satu bentuk seni dan budaya asal Tiongkok. Pertunjukan Barongsai yang sering diasosiasikan dengan suasana yang meriah, umumnya diadakan untuk menambah keceriaan perayaan tahun baru Imlek. 

Acara ini sangat terkenal di seluruh Indonesia, terutama di daerah yang didominasi oleh masyarakat Tionghoa. Tradisi ini masih berlanjut sampai sekarang. Walaupun barongsai merupakan hewan yang dikenal luas, tidak banyak yang mengetahui sejarahnya. 

sejarah barongsai di indonesia

Setiap perayaan tahun baru Imlek wajib ada pertunjukan Barongsai. Barongsai telah menjadi pertunjukan yang disukai oleh orang-orang dari beragam latar belakang agama dan budaya, tidak hanya sebagai bagian dari upacara Tionghoa Kong Hu Cu. 

Aksi akrobatik para pemain barongsai, baik di atas lantai maupun di tangga, menyuguhkan kesenangan bagi penonton. Tarian barongsai yang memadukan unsur kungfu ini seringkali membuat penonton merasakan degupan jantung. 

Laporan China Highlights mengungkapkan bahwa asal usul Barongsai masih tidak diketahui. Namun, ada pandangan yang bisa diterima bahwa di dalam budaya Tiongkok tradisional, singa Barongsai bukanlah sebuah mitos maupun hewan yang nyata. Selain itu, Tiongkok tidak memiliki singa asli. 

Oleh sebab itu, sebelum Dinasti Han (202 SM–220 M), hanya sedikit sekali singa yang mencapai dataran tengah Tiongkok kuno. Ini adalah kawasan yang saat ini disebut Xinjiang. Setiap individu muncul sebagai konsekuensi dari perdagangan jalur sutra. Orang-orang yang kali pertama melihat singa pada waktu itu berusaha meniru setiap aspek kehidupan singa, termasuk perilaku mereka. 

Barongsai timbul sebagai dampak dari peniruan ini pada Era Tiga Kerajaan (220–280 M). Setelah munculnya agama Buddha di Dinasti Utara dan Selatan (420–589 M), popularitasnya semakin meningkat. Pada Dinasti Tang (618–907 M), barongsai menjadi elemen dari acara di istana. 

Sebagai akibatnya, Barongsai kian terkenal dan tetap ada dalam masyarakat. Banyak orang meyakini bahwa Barongsai membawa keberuntungan pada Festival Musim Semi atau perayaan lainnya. 

Pertunjukan barongsai yang sangat memukau biasanya disajikan saat perayaan. Tidaklah mengherankan bahwa penampilan pertunjukan barongsai ini sangat memukau. Banyak komunitas Tionghoa memiliki kebiasaan pertunjukan barongsai, tidak hanya di Indonesia. 

Migrasi besar dari China membawa Barongsai dan seni pertunjukan ini ke berbagai penjuru dunia akibat keterkaitannya yang erat dengan budaya Tionghoa. Sampai sekarang, masyarakat di Amerika Serikat, Eropa, dan Indonesia juga menyaksikan pertunjukan Barongsai.

Sejarah Barongsai di Indonesia

Banyak orang berpendapat bahwa barongsai mulai dikenal di Indonesia pada abad ke-17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Saat organisasi Tiong Hoa Hwe Koan masih eksis, barang-barang dari Indonesia sangat digemari. 

Pada waktu itu, setiap pertemuan Tiong Hoa Hwe Koan di mana saja di Indonesia hampir pasti terdapat barongsai. Gerakan 30 S/PKI berakhir pada tahun 1965, mengakhiri pertumbuhan barongsai. Semua jenis budaya Tionghoa dilarang di Indonesia pada waktu itu akibat ketidakstabilan politik. 

sejarah barongsai di indonesia

Pernah juga dilarang untuk memainkan barongsai pada masa pemerintahan Soeharto. Satu-satunya lokasi di Indonesia dengan panggung barongsai yang besar terletak di Kota Semarang. Itu berada di panggung utama kelenteng Sam Poo Kong, yang juga dikenal sebagai Kelenteng Gedong Batu. 

Namun, setelah terjadi perubahan politik di Indonesia pasca 1998, seni barongsai dan budaya Tionghoa lainnya kembali berkembang. Di Indonesia, kegiatan Tiongkok ini telah diizinkan kembali. 

Berbagai komunitas barongsai mulai aktif kembali. Tidak hanya pemuda Tionghoa yang menampilkan barongsai, tetapi juga banyak pemuda lokal Indonesia. Hampir semua perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan yang ada di Indonesia memiliki barongsai. Dapat terlihat dari pencapaiannya dalam ajang dunia Barongsai Indonesia, yang menunjukkan kemajuan yang cukup pesat. 

Singa Utara dan Singa Selatan merupakan dua jenis utama dari Tari Singa. Di tempat itu, surai Singa Utara keriting dan berbadan empat, sedangkan surai Singa Selatan bersisik dan berdimensi. Karena bulu mereka yang lebat daripada bersisik, singa utara lebih menyerupai singa. Sejak era Dinasti Han, tarian naga dianggap mampu menyembuhkan dan mencegah penyakit.

Asal-usul Nama Barongsai

Istilah “barongsai” hanya dipakai di Indonesia. Namun, seni ini lebih umum disebut sebagai “tarian kuda”. Di Indonesia dan sejumlah kawasan pecinan di Asia Tenggara, istilah “barongsai” dikenal. Tarian ini dikenal sebagai “shi” di Tiongkok, yang maknanya adalah “singa”. 

Barongsai, yang dalam bahasa Mandarin disebut shiziwu, secara harfiah berarti “singa menari”. Tarian ini berasal dari China dan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam pandangan masyarakat Tionghoa, singa dipandang sebagai lambang keberuntungan, kekuatan, dan keberanian. Sehingga, tarian barongsai diyakini dapat mendatangkan keberuntungan dan mengusir roh jahat. 

Namun, di Indonesia, kata “barongsai” adalah hasil akulturasi dengan kultur lokal, khususnya Jawa, yang berasal dari istilah ‘barong’. Dari kombinasi kebudayaan Indonesia dan Tiongkok, muncul istilah “barongsai” yang kita kenal sekarang. 

Barongsai memiliki sejarah yang kaya dan nilai budaya yang mendalam. Berawal dari tradisi Tiongkok, Barongsai melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan serta menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek. Seni Barongsai di Indonesia telah menyatu dengan berbagai budaya setempat.

Evolusi barongsai di Indonesia mengalami fluktuasi. Selama era Orde Baru, perayaan Imlek serta budaya Tionghoa mengalami pembatasan, termasuk pertunjukan barongsai. Akan tetapi, setelah adanya reformasi, larangan itu dicabut dan barongsai kembali sukses. 

Saat ini, barongsai telah menjadi elemen penting dalam keragaman budaya Indonesia. Tarian ini tidak hanya ditampilkan saat perayaan Imlek, tetapi juga pada berbagai event seperti festival budaya, peresmian toko, atau kegiatan perusahaan. 

Simbol dalam Barongsai

Berdasarkan situs Kemendikbud, masyarakat Tionghoa meyakini bahwa singa adalah simbol kebahagiaan dan keceriaan. Tarian singa umumnya dilakukan pada berbagai acara penting, seperti peluncuran restoran, pendirian kuil, dan perayaan tahun baru Cina. Ini dianggap sebagai sebuah pertunjukan nasib baik. 

sejarah barongsai di indonesia

Tarian barongsai disertai dengan melodi ceria dari simbal, gong, dan terompet. Di samping itu, pertunjukan barongsai diadakan di kawasan pecinan atau tempat perayaan Imlek, contohnya di lapangan atau pusat perbelanjaan. 

Masyarakat Tionghoa juga memandang singa sebagai lambang kekuatan, keberanian, kebijaksanaan, dan keunggulan. Tarian barongsai dilaksanakan untuk mengusir roh jahat serta mendatangkan kemakmuran dan keberuntungan. 

Jenis Tarian Singa

Dua tipe utama singa adalah singa utara, yang memiliki surai berombak dan berkaki empat. Singa utara tampak lebih alami dan lebih menyerupai singa dibandingkan dengan singa selatan, yang memiliki sisik serta dua atau empat kaki. Sesekali, kepala singa selatan tampak seperti qilin karena bentuk tanduknya. 

Singa selatan dikenal dengan kepalanya yang kuat dan sering melompat, sementara singa utara memiliki empat kaki, yang membuat mereka lebih gesit dan energik. Dalam tarian barongsai, gerakan dimana singa mengonsumsi amplop berisi uang dikenal sebagai “lay see”. 

Sayuran selada air ditempatkan di atas amplop biasa sebagai present untuk singa. Hampir setengah dari total tarian digunakan untuk menikmati lay see. Seorang penari lain yang memakai topeng dan membawa kipas berdiri di hadapan penari barongsai. Tugasnya adalah mengarahkan singa barong ke lokasi penyimpanan uang. 

Fakta Unik Barongsai

Nama dan Istilah Barongsai yang Eksklusif di Indonesia

Siapa yang menyangka istilah Barongsai yang begitu terkenal hanya terdapat di Indonesia? Seni ini disebut “Wu Shi” di negara asalnya, dan di seluruh dunia dikenal sebagai “Lion Dance”. Jadi, dari mana nama Barongsai berasal? Istilah tersebut sendiri diambil dari kombinasi antara budaya Nusantara dan Tiongkok. “Sai” berasal dari bahasa Hokkien yang berarti singa, sementara “barong” merujuk pada kesenian Indonesia, terutama di Bali, di mana penari menggunakan kostum atau boneka saat menari.

sejarah barongsai di indonesia

Barongsai: Simbol dari 5 Unsur

Barongsai kerap disebut sebagai singa, namun sebenarnya mereka adalah perpaduan beberapa hewan. Tubuh Barongsai terbentuk dari lima elemen hewan atau makhluk yang berbeda, yang masing-masing menyimpan makna filosofis: 

  • Tanduk Barongsai, yang dikenal juga sebagai tanduk atau jambul unggas, melambangkan generasi dan kehidupan, serta mewakili unsur feminin. 
  • Telinga dan ekor (makhluk halus): lambang keberuntungan dan kecerdasan. 
  • Tulang punggung ular: Menjadi lambang kemewahan dan daya tarik. Kura-kura memiliki tonjolan di belakang kepala, yang merupakan indikasi usia yang panjang. 
  • Dahu dan jenggot (naga): Simbol kekuatan dan kepemimpinan, serta juga melambangkan elemen perempuan. 

Arti Setiap Warna yang Ada di Barongsai

Pertunjukan Barongsai selalu dilaksanakan dengan penuh semangat. Barongsai yang memiliki tubuh berwarna-warni menambah suasana semakin terasa. Informasi penting yang perlu Toppers ketahui tentang Barongsai adalah bahwa setiap warna memiliki makna. Warna-warna ini umumnya merepresentasikan lima arah dalam kompas Cina dan juga lima elemen kehidupan. Warna-warna ini mencakup:

  • Kuning mewakili pusat bumi
  • Hitam mewakili air di utara,
  • Hijau mewakili kayu di timur,
  • Merah mewakili api di selatan, 
  • Putih mewakili logam di barat.

Alat Musik dalam Pertunjukan Barongsai

Selain warna-warni, semaraknya pertunjukan Barongsai juga ditunjang oleh alunan musik yang ceria. Umumnya ada tiga alat musik utama dalam sebuah pertunjukan Barongsai, yaitu: drum, simbal, dan gong.

Suara drum memberikan penekanan dan panduan pada gerakan serta manuver Barongsai, sementara instrumen simbal dan gong mencerminkan emosi dari Barongsai.

Berat Puncak Barongsai yang Mencapai 25 Kg

Bagian kepala Barongsai dibuat dari proses pulp atau kertas daur ulang dan memiliki berat hingga 25 kilogram, ya! Dengan beban yang sangat berat dan berbagai atraksi akrobat, wajar jika di tanah kelahirannya, para pemain Barongsai sangat menguasai seni bela diri Wu Shu.

Indonesia memiliki sejarah menarik mengenai Barongsai. Dilaporkan bahwa permainan Barongsai pernah dilarang pada masa pemerintahan Soeharto. Tempat tunggal di Indonesia di mana Barongsai ditampilkan secara besar-besaran ialah di Kota Semarang, di panggung utama klenteng Sam Poo Kong, yang juga dikenal sebagai Klenteng Gedong Batu.

Dengan demikian, artikel yang ditulis Edumaster membahas sejarah barongsai di Indonesia serta fakta-fakta menarik yang terkait. Harapannya, pembahasan dalam artikel itu dapat berguna bagi kamu yang sedang mencari informasi tersebut. Tekanan menjelang ujian yang kian mendekat? Apakah nilai rapor semakin menurun? Jangan biarkan masa depanmu berada dalam bahaya! Kunci keberhasilan terletak pada bimbingan les privat Edumaster. Kami hadir sebagai solusi ideal bagi siswa yang ingin memperbaiki prestasi akademik dengan signifikan. Dengan metode pembelajaran yang personal dan pengajar ahli, Edumaster menjamin setiap siswa menerima perhatian dan bimbingan yang maksimal.

Table of Contents

Rekomendasi Les Privat

Les Privat SD

related Post

Salah satu jenis makhluk hidup yang tinggal bersama manusia adalah tumbuhan, yang memiliki banyak bagian tumbuhan dan fungsinya. Tumbuhan memiliki

Mengenal Kapilaritas Batang pada Tumbuhan Daya kapilaritas batang pada tumbuhan memungkinkan air naik dari akar ke daun. Walaupun akar menyerap

Panduan supaya bisa juara lomba musik untuk anak perlu menjadi perhatian penting bagi orang tua. Untuk lomba, perencanaan teknis, fisik,