Sejarah revolusi Indonesia menyimpan kenangan yang tak boleh kita lupakan. Adapun penyebab revolusi Indonesia adalah adanya keinginan yang sangat kuat dalam diri setiap penduduk Indonesia untuk merdeka sepenuhnya dari penjajahan dan kolonialisme yang dilakukan oleh pihak asing. Seperti Jepang, Belanda, Portugis, dan lainnya.
Perjuangan revolusi Indonesia perlahan-lahan membuahkan hasil positif yang dibarengi dengan perjuangan lewat meja diplomasi. Pada perjanjian di Linggarjati dan perjanjian Renville, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Adapun pihak yang terlibat dalam sejarah tersebut adalah pihak Belanda, Indonesia, NICA, KNIL, Jepang, dan Hindia Belanda.
Perjuangan revolusi Indonesia terus bergulir bukan hanya melawan penjajah asing. Namun perjuangan pun mengalami rintangan dengan hadirnya pemberontakan di dalam tubuh Indonesia sendiri. Misalkan pemberontakan PKI di Madiun, Darul Islam dan lainnya.
Daftar Isi
Sejarah Revolusi Indonesia
Sejarah revolusi Indonesia sudah muncul sejak lama. Terutama mulai munculnya jiwa nasionalisme dari seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia mempunya jati diri dan sumber kekayaan alam yang melimpah. Hal inilah yang membuat bangsa lain tertarik untuk menjajah Indonesia. Dari mulai bangsa Belanda sampai Jepang.
Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang sangat menyengsarakan rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia hidup dalam kemiskinan dan kebodohan. Hal ini yang memunculkan semangat kemerdekaan Indonesia. Yang ditandai dengan bentuk perlawanan yang muncul dari setiap daerah di Indonesia dalam mengusir penjajah. Misalkan di Aceh, pasukan Aceh yang dipimpin Cut Nyak Dien berusaha mengadakan perlawanan terhadap Belanda.
Untuk memahami definisi revolusi Indonesia kita bisa bedakan dengan evolusi. Revolusi adalah perubahan yang dilakukan secara mendadak melalui perjuangan diplomasi maupun bentuk konflik senjata. Seperti halnya perjuangan revolusi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia melawan penjajahan. Bangsa Indonesia melakukan revolusi fisik tanpa kenal lelah melawan tentara kerajaan Belanda yang didukung oleh Sekutu.
Revolusi fisik Indonesia pada umumnya sudah terjadi sejak lama. Namun secara resmi, sejarah revolusi Indonesia dimulai pasca 17 Agustus 1945 atau sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diumumkan oleh Ir Soekarno dan Mohammad Hatta.
Baca juga Sejarah Demokrasi di Indonesia dan Pencetusnya
Pada akhirnya, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Belanda terus melakukan agresi militer terhadap Indonesia. Yang dimulai dari agresi militer Belanda kesatu dan kedua. Padahal saat itu Indonesia sebagai negara merdeka yang diakui oleh dunia internasional. Perjuangan melawan penjajah Belanda belum usai. Belanda terus berusaha merebut kembali wilayah Indonesia yang dianggap sebagai negara jajahannya.
Bangsa Indonesia menolak upaya Belanda merebut dan menjajah kembali Indonesia. Bangsa Indonesia pun mengadakan bentuk perlawanan secara revolusi fisik maupun diplomasi. Pada akhirnya, pemerintah Belanda perlahan mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia tanggal 29 Desember 1949. Namun wilayah Indonesia saat itu hanya sebatas Sumatera, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Itu merupakan hasil perjanjian Renville.
Definisi Revolusi Indonesia
Revolusi adalah suatu perubahan yang berjalan secara cepat dalam bidang kebudayaan dan sosial. Definisi revolusi Indonesia secara nyata terlihat pada periode sejak tahun 1908, sesudah merdeka tahun 1945 sampai merdeka. Revolusi Indonesia berjalan dengan direncanakan walaupun sebagian terjadi tanpa direncanakan.
Puncak revolusi Indonesia terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Dimana saat itu negara Indonesia sudah mengikrarkan diri sebagai negara merdeka. Secara tak langsung, segala penjajahan bangsa lain atas bumi Indonesia dianggap batal dan ilegal. Sejak saat itulah, Indonesia terbebas dari penjajahan Belanda dan Jepang.
Proses Terjadinya Revolusi Indonesia
Proses terjadinya revolusi di Indonesia sudah muncul di tahun 1908. Hal ini semakin tersadarnya bangsa Indonesia untuk melawan penjajahan di seluruh Indonesia. Pada akhirnya, peperangan tak bisa dihindari. Pertempuran meletus di berbagai daerah revolusi fisik sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah Belanda. Pada tahun 1908 terus bergelora perjuangan revolusi demi kemerdekaan Indonesia.
Dalam revolusi fisik melawan penjajahan Belanda, bangsa Indonesia tidak menggunakan senjata modern. Senjata yang digunakan ala kadarnya dan sangat sederhana yaitu bambu runcing. Sedangkan dari pihak lawan yakni tentara Belanda menggunakan senjata modern dan meriam. Namun perlawanan bangsa Indonesia yang sengit membuat tentara Belanda kewalahan.
Bagaimana pun dengan senjata yang lebih baik dan canggih membuat tentara Belanda bisa menguasai beberapa daerah di Indonesia. Seperti kota di Sumatera dan Jawa. Walaupun begitu tidak seratus persen, tentara Belanda menguasai seluruh kota besar di Indonesia. Di wilayah penggiran kota seperti pedesaan masih dikuasai oleh tentara nasional Indonesia dibawah komando Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Perlawanan bangsa Indonesia menentang penjajahan terus bergulir. Terjadi pertempuran sporadis di perkotaan dan pedesaan terpencil. Pada akhirnya, perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya menggunakan revolusi fisik. Tapi juga disertai diplomasi yang melahirkan beberapa perundingan. Seperti perundingan LinggarJati, perundingan Roem Royen, perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) dan Perundingan Renville.
Seiring berjalan waktu, negara Belanda mendapatkan tekanan dari dunia internasional. Yang pada akhirnya mengakui kedaulatan dan kemerdekaan negara kesatuan RI. Dalam skala nasional, dampak dari proses revolusi Indonesia adalah mulai dikurangi kekuasaan raja-raja di Indonesia. Yang kemudian dikenal sebagai peristiwa revolusi Sosial.
Latar Belakang Revolusi Indonesia
Mengenao latar belakang revolusi Indonesia tidak terlepas dari kekecewaan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Belanda yang membawa budayanya masing-masing. Selain itu, sebagai negara jajahan, sumber daya alam Indonesia berupa hasil pertanian dan perkebunan diperas habis-habisan oleh Belanda. Semua barang hasil pertanian dirampas dan dibawa ke negeri Belanda.
Selain itu, penjajahan Belanda membawa kesengsaraan ekonomi dan pendidikan. Rakyat jelata tidak bisa menempuh pendidikan tinggi. Hal itu sebagai upaya Belanda untuk membuat bodoh bangsa Indonesia. Selain itu, bangsa penjajah bisa hidup kaya raya di Indonesia. Sedangkan bangsa pribumi menjadi bangsa kelas dua dan hidup dalam kemiskinan. Bangsa Indonesia tidak menginginkan semua itu terjadi terus menerus. Mereka ingin hidup merdeka dan sejahtera secara ekonomi dan pendidikan.
Ide kemerdekaan Indonesia terus bergulir di kalangan para pemuda. Untuk mewujudkan negara Indonesia, mereka tidak bisa hanya mengandalkan revolusi fisik. Tapi juga melalui diplomasi dan pemikiran. Mulailah berdiri berbagai organisasi pemuda pergerakan yang bertujuan untuk memerdekakan Indonesia . Misalkan Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia pimpinan Ir Soekarno, dan PKI.
Sejarah revolusi Indonesia mengungkapkan perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka sepenuhnya dari belenggu penjajahan yang tidak pernah usai. Setelah Belanda menyerah kepada Jepang maka penjajahan di Indonesia terus berlanjut. Jepang menganggap Indonesia sebagai negara saudara dan berjanji akan menjadikan negara Indonesia menjadi negara merdeka. Namun janji itu tidak terealisasi dengan baik. Pada tahun berikutnya terjadi peperangan antara tentara Jepang dan Sekutu. Pada akhirnya tentara Jepang menyerah kalah sesudah kota Nagasaki dan Hiroshima di bom atom.
Sejak Jepang menyerah kalah kepada sekutu maka terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada saat itulah, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tidak diakui oleh Belanda. Hingga pemerintah Belanda berusaha menjajah kembali Indonesia. Namun dengan semangat rela berkorban demi negara, revolusi Indonesia secara fisik dan diplomasi terus berjalan gencar. Inilah yang menjadi latar belakang revolusi Indonesia hingga akhirnya bala tentara Belanda bisa terusir dari Indonesia.
Tokoh Revolusi Indonesia
Perjalanan sejarah revolusi Indonesia yang dilakukan oleh bangsa Indonesia digerakkan dan dipimpin oleh tokoh-tokoh Indonesia. Berikut ini para tokoh revolusi Indonesia yang sebaiknya kita tahu.
- Ir Soekarno, yang kemudian menjadi Presiden Pertama Indonesia
- Mohammad Hatta, yang kemudian menjadi Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia
- Soedirman, yang selanjutnya diangkat sebagai Panglima Besar Indonesia
- Sultan Hamengkubuwono IX
- Soetan Sjahrir
- Oerip Soemohardjo
- Soeharto
- Soetomo
- Sjafrudin Prawiranegara
Akibat Revolusi Indonesia
Pada saat terjadinya revolusi Indonesia yang melibatkan para tentara Kerajaan Belanda dan laskar pejuang Indonesia atau TNI/TRI/TKR/BKR maka dua pasukan besar bertempur secara habis-habisan. Pada waktu itu, kekuatan tentara Kerajaan Belanda dan Sekutu sebanyak 180 ribu personil. Sedangkan kekuatan pasukan TNI/BKR sebanyak 183 ribu orang.
Akibat revolusi Indonesia menyebabkan 3.084 tentara kerajaan Belanda tewas. Sedangkan dari pihak tentara sekutu atau NICA sebanyak 1200 orang tewas. Dari pihak tentara Hindia Belanda sebanyak 3.144 orang meninggal dunia. Sementara itu, dari pihak TKR/TNI dihitung yang gugur mencapai 100 ribu orang. Adapun rakyat sipil yang tewas mencapai 90 ribu orang.
Contoh Perjuangan Revolusi Fisik Indonesia
Kemerdekaan yang kita rasakan ini bukanlah hadiah dari Jepang. Namun berkat kerja keras para pejuang dan pahlawan kita yang terdahulu. Mereka mengorbankan harta, nyawa dan tenaga untuk kemerdekaan negara Indonesia. Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia tidak mudah. Perjuangan untuk kemerdekaan dilakukan secara revolusi fisik dan diplomasi.
Baca juga Tokoh Perempuan Inspiratif Indonesia dan Biografinya
Perjuangan revolusi fisik untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia membuat terjadinya beberapa pertempuran di sejumlah daerah. Berikut ini beberapa sejarah revolusi Indonesia atau bentuk perjuangan kemerdekaan Indonesia secara revolusi fisik atau pertempuran, antara lain:
- Pada tanggal 15 Oktober 1945 sampai tanggal 20 Oktober 1945 terjadi pertempuan Lima Hari di kota Semarang.
- Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi Pertempuran Medan Area.
- Pada tanggal 20 November 1946 terjadi pertempuran Margarana atau perang puputan di Bali yang dikomandani oleh I Gusti Ngurah Rai.
Proses Perjuangan Diplomasi Revolusi Indonesia
Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia secara revolusi fisik dan diplomasi benar-benar memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia. Dengan kekuatan revolusi fisik maka negara penjajah sudah mengakui kehebatan tentara dan laskar rakyat Indonesia. Sehingga mereka segan untuk menyerang dan menjajah kembali Indonesia.
Sejarah revolusi indonesia mencatat perjuangan yang dilaksanakan secara fisik atau kontak senjata ditambahkan dengan perjuangan diplomasi di meja perundingan. Hal ini memuluskan langkah Indonesia untuk menjadi negara merdeka yang diakui dunia internasional. Manfaat perjuangan secara diplomasi sangat besar dan banyak, antara lain:
- Membuat satu kesepakatan baru yang menguntungkan
- Menarik empati dan simpati dari dunia internasional
- Mengutamakan perdamaian lewat meja perundingan ketimbang peperangan secara fisik. Sehingga bisa menang tanpa darah.
Proses perjuangan diplomasi revolusi Indonesia dimulai dari keberhasilan para pemimpin Indonesia meyakinkan pihak Belanda untuk berunding. Hal ini didukung oleh pihak sekutu yang diwakili oleh Inggris. Itu semua berkat perjuangan para tokoh Indonesia melakukan diplomasi yang baik.
Pada akhirnya, pihak Belanda bersedia berunding dengan Indonesia. Pada tanggal 11 November 1945 sampai tanggal 13 November 1945 berlangsung perundingan yang pertama bernama Perundingan Linggarjati di kawasan Cilimus Kuningan Jabar. Pihak penengah diwakili oleh Lord Killearn yang berasal dari negara Inggris.
Yang menjadi isi perjanjian Linggarjati adalah pihak Belanda secara resmi mengakui kedaulatan negara Indonesia secara de facto yang meliputi wilayah Madura, Sumatera dan Jawa. Dampak hasil perundingan Linggarjati ini membuat seluruh tentara Belanda mesti keluar dari Jawa, Sumatera dan Madura yang merupakan wilayah Indonesia paling kurang dalam jangka waktu 1 Januari 1949.
Pada akhirnya, Belanda mengakui kerugian diadakannya perjanjian Linggarjati. Sehingga Belanda mengingkari isi perjanjian LinggarJati dengan mengadakan agresi militer ke wilayah Indonesia. Sejarah revolusi Indonesia mencatat pertempuran yang berlangsung sengit antara pejuang Indonesia dan Belanda membuat dunia internasional mengecam tindakan Belanda. Proses perjuangan diplomasi revolusi indonesia ini juga memaksa Belanda untuk berunding pada meja perundingan.
Baca juga Apa Isi Perjanjian Renville dan Dampaknya
Tanggal 8 Desember 1947 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Renville diadakan perundingan Renville antara pihak Belanda dan Indonesia yang berselisih. Hasil dari perundingan tersebut dinamakan perjanjian Renville. Hasil perjanjian Renville adalah wilayah kekuasaan Indonesia hanya sebatas Yogyakarta, Sumatera dan Jawa Tengah. Dampak perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia karena luas wilayahnya semakin kecil.
Setelah perundingan Renville, Belanda mengingkari perjanjian Renville dengan melakukan agresi militer ke Indonesia secara besar-besaran dan para pemimpin Indonesia ditangkap oleh pihak Belanda. Melihat situasi genting di Indonesia memaksa pihak Sekutu melakukan diplomasi dengan Belanda dan Indonesia agar melakukan gencatan senjata dan duduk dalam meja perundingan.
Pada tanggal 7 Mei 1949 diadakan perundingan Roem Royen di Hotel Des Indes Kota Jakarta. Pada perundingan ini, Belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Delegasi Indonesia diketuai oleh Mohammad Roem. Sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Herman van Roijen. Sehingga disebut perjanjian Roem Roijen.
Dari hasil perundingan Roem-Royen disepakati bersama oleh pihak Belanda dan Indonesia bahwasanya :
- Pihak Belanda harus menghentikan agresi militer ke wilayah Indonesia
- Belanda mesti sukarela membebaskan semua tawanan perangnya
- Pihak Indonesia harus melakukan penghentian perang gerilya
Setelah selesai perundingan Roem Roijen dilanjutkan dengan perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada tanggal 23 Agustus 1949. Hasil perundingan KMB menyatakan bahwa kerajaan Belanda mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Sehingga pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan Indonesia ke tangan Mohammad Hatta sebagai perwakilan bangsa dan negara Indonesia.
Sejak saat itulah sejarah revolusi Indonesia secara fisik dan diplomasi berakhir. Bentuk perjuangan semacam itu terbukti mampu membawa Indonesia menjadi negara merdeka dan berdaulat secara internasional sampai saat ini.
Komentar Terbaru