Zat aditif dan zat adiktif mempunyai perbedaan yang sangat kecil dari segi penambahan atau pengurangan huruf yang satu saja yakni k. Tapi namun dilihat dari segi pengertian secara lengkap ternyata berlainan sekali. Karena itu penting memahami unsur kimia ini agar tidak salah dalam aplikasinya.
Zat aditif merupakan zat peningkatan atau zat penambah suatu hal. Adapun zat adiktif yaitu zat yang mengakibatkan seseorang memiliki ketergantungan terhadap barang tersebut jika dikonsumsi. Itulah perbedaan zat aditif dan zat adiktif.
Pada waktu anda tengah lapar dan akan menyantap sebuah makanan maka anda dibingungkan dengan pemilihan salah satu jenis kuliner yang akan disantap.
Padahal ada cara gampang untuk memilihnya. Secara naluri anda akan berminat untuk mengonsumsi salah satu makanan yang bergizi dan higienis, kemasan yang menarik dan bersih, memiliki aroma yang lezat dan rasa enak serta tekstur warna yang kontras mencolok dan menarik.
Usaha kuliner adalah usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan makanan dan minuman. Tentu ada beberapa cara yang diketahui oleh produsen kuliner dalam menjadikan kulinernya lebih enak, lebih beraroma wangi, dan tampilan warna lebih menarik. Salah satunya dengan memberikan tambahan zat tertentu pada bahan makanannya. Inilah yang dinamakan dengan zat aditif atau zat tambahan.
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Ada perbedaan yang sangat jauh antara zat aditif dan zat adiktif. Zat aditif merupakan suatu zat penambah pada kandungan minuman atau makanan dalam rangka peningkatan tampilan yang semenarik mungkin, kelezatan rasa dan keawetan makanan serta peningkatan kualitas makanan dan minuman.
Atas dasar jenis-jenis sifatnya, zat aditif yang terkandung dalam makanan terbagi pada 2 kelompok besar yakni zat aditif buatan dan zat aditif alami. Zat aditif alami merupakan suatu zat aditif yang memiliki kandungan bahan baku yang asal usulnya dari alam atau makhluk hidup. Seperti zat pengental alga, penyedap masakan dari daging binatang, unsur pewarna dari tanaman dan lain sebagainya.
Zat aditif alami biasanya tak memunculkan suatu gejala efek samping. Karena sifatnya yang benar-benar alami dan aman bagi tubuh manusia dan tak mengancam keselamatan badan sedikitpun. Hal tersebut tak berlaku jika zat aditif dipakai dalam takaran yang berlebihan. Karena hal ini justru menjadi bisa mengancam jiwa dan kesehatan seseorang.
Sementara itu, zat aditif buatan merupakan suatu zat penambah yang didapatkan dari bahan-bahan baku bersifat kimia dan lewat proses kimiawi pula. Contohnya pewarna makanan tambahan dari bahan tartrazine, pemanis buatan sakarin, pengawet makanan asam benzoat dan lain sebagainya.
Untuk pemanfaatan zat aditif dan zat adiktif buatan tidak bisa sembarangan. Zat aditif buatan mesti dipakai dalam takaran atau kadar yang dianjurkan untuk diperkenankan berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Sedangkan apabila terjadi penggunaan yang salah. Seperti pemakaian zat aditif buatan yang keliru.
Contohnya bahan penambah warna tekstil dijadikan pewarna makanan bisa menimbulkan kerusakan pada organ tubuh manusia jika dikonsumsi. Yang akibatnya dalam jangka waktu panjang bisa menimbulkan beberapa penyakit yang merusak kesehatan badan pada manusia.
Ragam Jenis dan Fungsi Zat Aditif
Untuk lebih mengenal zat aditif dan zat adiktif, kitab isa melihat dari jenis dan fungsinya. Zat aditif yang dipergunakan pada minuman dan makanan terdiri dari beberapa jenis. Berikut ini jenis-jenis zat aditif pada minuman dan makanan secara umum yang perlu Anda tahu.
- -Pengemulsi
- -Pengental
- -Pemberi aroma
- -Penyedap
- -Pengawet
- -Pemanis makanan ataupun minuman
- -Pewarna makanan
Pewarna makanan dan minuman merupakan bahan aditif yang sering dipakai di minuman ataupun makanan untuk menambah kualitas warna supaya lebih terang dan mencolok. Anak-anak sangat suka dengan minuman atau makanan yang memiliki warna yang tajam dan kontras.
Para pembuat makanan dan minuman sering memasukkan zat aditif berupa pewarna demi mendapatkan tampilan makanan dan minuman dengan lebih menarik. Untuk bahan baku pewarna makanan dan minuman bisa berasal dari zat aditif buatan ataupun zat aditif alami.
Untuk pewarna dari zat aditif alami berasal dari alam seperti yang berasal dari binatang atau tetumbuhan. Misalkan pewarna kuning yang bisa dihasilkan berasal dari kunyit, warna hijau dari pandan atau daun suji. Untuk pewarna merah alami bisa dari buah strawberry dan lain-lain.
Apa Saja Contoh Zat Aditif?
Ada banyak contih zat aditif dan zat adiktif yang bisa Anda temukan. Untuk zat aditif alami berupa pewarna makanan dan minuman memiliki segi kelebihan yang tak menimbulkan efek samping berbahaya bagi tubuh. Bahkan jika dikonsumsi justeru lebih dapat meningkatkan kesehatan secara fisik dengan kandungan alami nutrisinya yang dibutuhkan tubuh.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan zat aditif pewarna buatan yang bersifat kimia yang dapat merusak kesehatan karena sifatnya proses reaksi kimiawi.
Lantas apa saja contoh zat aditif? Beberapa contoh zat aditif alami pada pewarna makanan atau pemberi aroma makanan atau minuman, seperti daun pandan yang memberikan warna hijau pada makanan atau minuman. Selain itu dapat memberikan aroma wangi di makanan dan minuman dengan aroma pandan alami.
Kekurangan zat aditif buatan berupa pewarna atau pemberi aroma minuman dan makanan sangat banyak. Seperti aroma wangi yang diharapkan seringkali tidak sesuai dengan yang dikehendaki.
Begitu pula pada perasa makanan atau minuman yang tak sesuai dengan yang dicita-citakan. Disamping itu, zat aditif pewarna buatan tampak sangat pucat, gampang sekali mengalami kerusakan disebabkan proses pemanasan, dan jenisnya yang sangat terbatas.
Untuk contoh zat aditif alami secara lebih lengkap yang dapat dipakai sebagai bahan pewarna minuman dan makanan, antara lain :
- Pewarna minuman dan makanan alami untuk berwarna ungu maka dapat menggunakan buah anggur maupun buah murbei.
- Sedangkan uintuk zat aditif alami untuk pewarna makanan dan minuman untuk warna kuning bisa menggunakan kunyit. Hal ini sering dipergunakan pada pembuatan nasi kuning.
- Sedangkan bagi pewarna minuman dan makanan untuk warna orange dapat menggunakan bahan alami buah atau sayuran wortel.
- Untuk warna hijau dapat menggunakan bahan zat alami berupa daun pandan ataupun daun suji.
- Adapun bagi penggemar minuman atau makanan berwarna cokelat bisa memberikan tambahan zat aditif pewarna alami cokelat memakai bahan buah kakao yang tanpa efek samping.
- Untuk pewarna merah pada makanan bisa menggunakan buah stroberi atau buah naga.
Zat Adiktif Itu Apa?
Sebenarnya zat adiktif itu apa? Untuk pembahasan tentang zat aditif dan zat adiktif selanjutnya kita akan membahas tentang zat adiktif. Zat adiktif adalah suatu zat obat-obatan berbahan aktif yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Dampak penggunaan zat adiktif yang bersifat candu atau ketergantungan.
Sehingga seorang penggunanya akan selalu berharap badannya mengonsumsi obat kimia tersebut sepanjang masa. Akhirnya dampak yang ditimbulkan umumnya negatif. Seperti yang dapat menyebabkan terjadinya pada struktur otak manusia mengalami perubahan.
Pada waktu seseorang atau pengguna memutuskan untuk berhenti mengonsumsi zat adiktif maka badannya akan bereaksi sangat hebat. Itu akibat penggunaan zat adiktif yang menimbulkan efek ketergantungan yang jika ditinggalkan akan berdampak pada tubuh penggunanya. Seperti badan pengguna zat adiktif menimbulkan rasa nyeri yang sangat tinggi atau sakau, badan tak nyaman dan cepat mengalami kelesuan.Contoh zat adiktif yaitu narkoba.
Apakah Arti Zat Adiktif Alamiah dan Zat Adiktif Buatan?
Tahukah Anda apakah arti zat adiktif alamiah dan zat adiktif buatan? Baik zat aditif dan zat adiktif juga ada yang alamiah dan ada juga yang buatan,
Zat adiktif alamiah adalah zat tambahan yang berasal dari bahan-bahan alam yang alamiah. Misalkan dari binatang, sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan zat adiktif buatan adalah zat adiktif kimiawi yang terbuat dari bahan-bahan buatan manusia.
Jelaskan Apa yang Dimaksud Dengan Zat Adiktif dan Berikan Contohnya?
Bisakah Anda jelaskan apa yang dimaksud dengan zat adiktif dan berikan contohnya? Salah satu contoh penggunaan zat adiktif adalah pada penggunaan narkoba atau rokok yang dapat merusak kesehatan tubuh dan finansial seseorang. Sifatnya yang ketergantungan dan merusak kondisi badan.
Oleh sebab itu, sudah tak aneh lagi, jika seorang perokok atau pengguna narkoba mengalami kesukaran dalam memutuskan berhenti dalam penggunaan narkoba ataupun rokok.
Apabila dipakai pada periode waktu yang relatif panjang maka zat adiktif akan menimbulkan struktur pada bagian otak yang mengalami perubahan. Dalihnya, pada saat dipakai, zat adiktif mengeluarkan reaksi berupa dopamin hingga mampu membuat rasa tenang dan nyaman selama penggunaan zat adiktif.
Suasana ketenangan dan kenyamanan langsung disimpan pada bagian otak hingga menjadi suatu kebutuhan. Pada waktu seseorang mengalami sedih atau galau maka otak berpikir untuk menggunakan zat adiktif dalam pemberian rasa tenang dan gembira.
Untuk melengkapi uraian tentang zat aditif dan zat adiktif, berikut ini contoh-contoh zat adiktif yang penting untuk kita ketahui.
1.Nikotin
Zat aditif dan zat adiktif yang terdapat pada rokok ini memiliki karakteristik stimulan super ringan. Dampak yang ditimbulkan adalah ketergantungan. Misalkan seorang perokok berat yang sukar sekali berhenti untuk merokok. Apabila dipaksakan akan memberikan efek samping bagi perokok itu sendiri pada tubuhnya.
Pada saat zat nikotin memasuki badan maka otak akan merasakan efek tenang berkat zat dopamin yang dikeluarkan oleh nikotin. Namun itu semua hanya sementara waktu saja. Untuk pemakaian zat nikotin yang berlebihan dan terus menerus dapat memicu terjadinya penyakit kolesterol pada darah.
Dampak buruk merokok dapat dirasakan saat merokok ataupun sesudah berhenti merokok. Sesuai dengan tulisan peringatan yang terdapat pada setiap bungkus kemasan rokok bahwa bahaya zat nikotin pada rokok bisa memicu timbulnya penyakit stroke, serangan jantung ataupun kolesterol sangat tinggi pada darah serta kerusakan pada bagian otak.
2.Kokain
Contoh zat aditif dan zat adiktif kedua adalah kokain. Kokain merupakan pencetus ekstraksi yang berasal dari bahan daun koka atau daun Erythroxylon. Pemakai zat ini dapat mempertinggi tingkat dopamin yang diperoleh oleh seseorang hingga bisa menimbulkan nuansa rasa gembira, dan melayang secara berlebihan.
Disamping itu, pengguna kokain akan menderita gejala layaknya insomnia ataupun nafas terengah,suhu tubuh yang mengalami peningkatan, detak jantung yang berdegup kencang, nafsu makan yang hilang sama sekali, tak dapat berdiam diri, resah, dan sangat sensitif terhadap sentuhan maupun suara.
Dampak bahaya penggunaan kokain sama seperti zat adiktif yang dapat memicu ketergantungan. Pada akhirnya akan timbul rasa kejang hingga sakit kepala berat akibat merasa terdorong untuk mengkomsumsi kokain untuk ketenangan dan mereda rasa nyeri.
3.Alkohol
Contoh zat adiktif berikutnya adalah alkohol. Alkohol mempunyai karakteristik adiktif yang menjadi pemakainya menderita ketergantungan padanya hingga menemui kesukaran untuk berhenti mengonsumsi alkohol. Penggunaan terhadap alkohol sangat buruk bagi kesehatan tubuh seseorang.
Berikut ini efek buruk dari orang yang sering mengonsumsi alkohol yaitu gampang lupa, terganggu keseimbangan badan, sukar bercakap-cakap secara jelas dan mata menjadi merah serta keracunan.
Selain gangguan pada kesehatan secara fisik, mengonsumsi alkohol dapat merusak kesehatan secara mental atau psikis. Seperti sukar fokus, kondisi hati yang tak stabil, dan gangguan mental.
4.Putau atau heroin
Contoh zat adiktif selanjutnya adalah putau atau heroin dengan wujud bubuk putih. Pengguna zat adiktif ini akan membuat dirinya mengalami kesadaran yang menurun drastis dan suka berhalusinasi. Apabila dipakai dalam waktu panjang dampak buruknya bisa mengakibatkan seseorang mengalami sulit tidur, stres, dan kecemasan berlebihan.
Dari penjelasan di atas anda dapat mengetahui apa perbedaan zat aditif dan zat adiktif. Termasuk bahaya zat adiktif sebagai suatu zat yang dapat memicu ketergantungan. Disamping itu, terdapat bahaya lainnya dari segi kerusakan kesehatan badan jika mengonsumsinya. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaan zat adiktif mesti ditinggalkan sebisa mungkin karena dampaknya yang berbahaya.